Cara Menghitung Ahp Dengan Excel



Kumpulan Tugas Langkah Langkah Perhitungan Manual Ahp

Mengenal Metode AHP (Disertai studi kasus : Pemilihan Mahasiswa Terbaik)

Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hierarki memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub – sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki (Kusrini, 2007).

Gambar 2. 1 Struktur Hirarki AHP

Konsep dasar AHP adalah penggunaan matriks pairwise comparison (,atriks perbandingan berpasangan) untuk menghasilkan bobot relative antar kriteria maupun alternative. Suatu kriteria akan dibandingkan dengan kriteria lainnya dalam hal seberapa penting terhadap pencapaian tujuan di atasnya (Saaty, 1986).

Tabel 2. 1 Skala dasar perbandingan berpasangan

Tingkat Kepentingan

Definisi

Keterangan

1

Sama Pentingnya

Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama

3

Sedikit lebih penting

Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya

5

Lebih Penting

Satu elemen sangat disukai dan secara praktis dominasinya sangat nyata, dibandingkan dengan elemen pasangannya.

7

Sangat Penting

Satu elemen terbukti sangat disukai dan secara praktis dominasinya sangat nyata, dibandingkan dengan elemen pasangannya.

9

Mutlak lebih penting

Satu elemen terbukti mutlak lebih disukai dibandingkan dengan pasangannya, pada keyakinan tertinggi.

2,4,6,8

Nilai Tengah

Diberikan bila terdapat keraguan penilaian di antara dua tingkat kepentingan yang berdekatan.

(Sumber : Saaty, 1986)

Penilaian dalam membandingkan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain adalah bebas satu sama lain, dan hal ini dapat mengarah pada ketidak konsistensian. Saaty (1990) telah membuktikan bahwa indeks konsistensi dari matrik ber ordo n dapat diperoleh dengan rumus :

CI = (λmaks-n)/(n-1)................................................... (1)

Dimana :

CI = Indeks Konsistensi (Consistency Index)

λmaks = Nilai eigen terbesar dari matrik berordo n

Nilai eigen terbesar didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan eigen vector. Batas ketidak konsistensian di ukur dengan menggunakan rasio konsistensi (CR), yakni perbandingan indeks konsistensi (CI) dengan nilai pembangkit random (RI). Nilai ini bergantung pada ordo matrik n.

Rasio konsistensi dapat dirumuskan :

CR = CI/RI............................................................... (2)

Bila nilai CR lebih kecil dari 10%, ketidak konsistensian pendapat masih dianggap dapat diterima.

Tabel 2. 2 Daftar Indeks random konsistensi (RI)

n

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

RI

0,00

0,00

0,58

0,90

1,12

1,24

1,32

1,41

1,45

1,49

1,51

1,48

1,56

1,57

1,59

Contoh Kasus :

Menentukan prioritas dalam pemilihan mahasiswa terbaik

Langkah Penyelesaian :

1. Tetapkan permasalahan, kriteria dan sub kriteria (jika ada), dan alternative pilihan.

a. Permasalahan : Menentukan prioritas mahasiswa terbaik.

b. Kriteria : IPK, Nilai TOEFL, Jabatan Organisasi,

c. Subkriteria : IPK (Sangat baik : 3,5-4,00; Baik : 3,00-3,49; Cukup : 2,75-2,99)

TOEFL(Sangat baik : 506-600; Baik : 501-505 ; Cukup : 450 - 500)

Jabatan Organisasi (Ketua, Kordinator, Anggota)

CAT : Jumah kriteria dan sub kriteria, minimal 3. Karena jika hanya dua maka akan berpengaruh terhadap nilai CR (lihat tabel daftar rasio indeks konsistensi/RI)

2. Membentuk matrik Pairwise Comparison,kriteria. Terlebih dahulu melakukan penilaian perbandingan dari kriteria.(Perbandingan ditentukan dengan mengamati kebijakan yang dianut oleh penilai) adalah :

a. Kriteria IPK 4 kali lebih penting dari jabatan organisasi, dan 3 kali lebih penting dari TOEFL.

b. Kriteria TOEFL 2 kali lebih penting dari jabatan organisasi.

CAT : Terjadi 3 kali perbandingan terhadap 3 kriteria (IPK->jabatan, IPK->TOEFL, Jabatan->TOEFL). Jika ada 4 kriteria maka akan terjadi 6 kali perbandingan. Untuk memahaminya silahkan coba buat perbandingan terhadap 4 kriteria.

Sehingga matrik matrik Pairwise Comparison untuk kriteria adalah :

IPK

TOEFL

Jabatan

IPK

1

3

4

TOEFL

1/3

1

2

Jabatan

1/4

1/2

1

Cara mendapatkan nilai-nilai di atas adalah :

Perbandingan di atas adalah dengan membandingkan kolom yang terletak paling kiri dengan setiap kolom ke dua, ketiga dan keempat.

Perbandingan terhadap dirinya sendiri, akan menghasilkan nilai 1. Sehingga nilai satu akan tampil secara diagonal. (IPK terhadap IPK, TOEFL terhadap TOEFL dan Jabatan terhadap ajabatan)

Perbandingan kolom kiri dengan kolom-kolom selanjutnya. Misalkan nilai 3, didapatkan dari perbandingan IPK yang 3 kali lebih penting dari TOEFL (lihat nilai perbandingan di atas)

Perbandingan kolom kiri dengan kolom-kolom selanjutnya. Misalkan nilai ¼ didapatkan dari perbandingan Jabatan dengan IPK (ingat, IPK 4 kali lebih penting dari jabatan sehingga nilai jabatan adalah ¼ dari IPK)

3. Menentukan rangking kriteria dalam bentuk vector prioritas (disebut juga eigen vector ternormalisasi).

a. Ubah matriks Pairwise Comparison ke bentuk desimal dan jumlahkan tiap kolom tersebut.

IPK

TOEFL

Jabatan

IPK

1,000

3,000

4,000

TOEFL

0,333

1,000

2,000

Jabatan

0,250

0,500

1,000

JUMLAH

1,583

4,500

7,000

b. Bagi elemen-elemen tiap kolom dengan jumah kolom yang bersangkutan.

IPK

TOEFL

Jabatan

IPK

0,632

0,667

0,571

TOEFL

0,211

0,222

0,286

Jabatan

0,158

0,111

0,143

Contoh : Nilai 0,632 adalah hasil dari pembagian antara nilai 1,000/1,583 dst.

c. Hitung Eigen Vektor normalisasi dengan cara : jumlahkan tiap baris kemudian dibagi dengan jumlah kriteria. Jumlah kriteria dalam kasus ini adalah 3.

IPK

TOEFL

Jabatan

Jumlah Baris

Eigen Vektor Normalisasi

IPK

0,632

0,667

0,571

1,870

0,623

TOEFL

0,211

0,222

0,286

0,718

0,239

Jabatan

0,158

0,111

0,143

0,412

0,137

- Nilai 1,870 adalah hasil dari penjumlahan 0,632+0,667+0,571

- Nilai 0,623 adalah hasil dari 1,870/3.

- Dst

d. Menghitung rasio konsistensi untuk mengetahui apakah penilaian perbandingan kriteria bersifat konsisten.

- Menentukan nilai Eigen Maksimum (λmaks).

Λmaks diperoleh dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom matrik Pairwise Comparison ke bentuk desimal dengan vector eigen normalisasi.

Λmaks = (1,583 x 0,623 )+(4,500 x 0,239)+(7,000 x 0,137) = 3,025

- Menghitung Indeks Konsistensi (CI)

CI = (λmaks-n)/n-1 = 0,013

- Rasio Konsistensi =CI/RI, nilai RI untuk n = 3 adalah 0,58 (lihatDaftar Indeks random konsistensi (RI))

CR = CI/RI = 0,013/0,58 = 0,022

Karena CR < 0,100 berari preferensi pembobotan adalah konsisten

4. Untuk matrik Pairwise Comparison sub kriteria, saya asumsikan memiliki nilai yang sama dengan matrik Pairwise Comparison kriteria. Anda bisa mencoba merubah nilai pembobotan jika ingin lebih memahami pembentukan matrik ini.

a. Sub kriteria IPK

Sangat Baik

Baik

Cukup

Jumlah Baris

Eigen Vektor Normalisasi

Sangat Baik

0,632

0,667

0,571

1,870

0,623

Baik

0,211

0,222

0,286

0,718

0,239

Cukup

0,158

0,111

0,143

0,412

0,137

b. Sub Kriteria TOEFL

Sangat Baik

Baik

Cukup

Jumlah Baris

Eigen Vektor Normalisasi

Sangat Baik

0,632

0,667

0,571

1,870

0,623

Baik

0,211

0,222

0,286

0,718

0,239

Cukup

0,158

0,111

0,143

0,412

0,137

c. Sub Kriteria Jabatan Organisasi

Ketua

Koordinator

Anggota

Jumlah Baris

Eigen Vektor Normalisasi

Ketua

0,632

0,667

0,571

1,870

0,623

Koordinator

0,211

0,222

0,286

0,718

0,239

Anggota

0,158

0,111

0,143

0,412

0,137

5. Terakhir adalah menentukan rangking dari alternatif dengan cara menghitung eigen vector untuk tiap kirteria dan sub kriteria.

IPK

TOEFL

Jabatan Organisasi

HASIL

Ifan

1

3

3

0,440

Rudy

3

3

1

0,204

Anton

1

2

2

0,479

- Nilai bobot diperoleh dari kondisi yang dimiliki oleh alternatif. Contoh pada Ifan, yang memiliki IPK 3,86 (sangat baik), maka diberikan bobot 1 (2 untuk baik dan 3 untuk cukup). Ifan memiliki nilai TOEFL 470 (cukup), sehingga diberikan bobot 3 dan jabatan organisasi adalah anggota dengan bobot 3 (1 untuk ketua dan 2 untuk koordinator).

- Hasil diperoleh dari perkalian nilai vector kriteria dengan vector sub kriteria. Dan setiap hasil perkalian kriteria dan subkriteria masing-masing kolom dijumlahkan. Contoh Ifan, pada kolom IPK (eigen vector : 0,623) dikalikan dengan sub kriteria IPK yaitu sangat baik (eigen vector : 0,623).dst

(IPK x Sangat Baik + TOEFL x Sangat Baik + Jabatan Organisasi x Anggota) = 0,440

Dari hasil di atas, Anton memiliki nilai paling tinggi sehingga layak menjadi mahasiswa terbaik..

Metode AHP bisa digunakan untuk menentukan segala kasus yang membutuhkan output berupa prioritas dari hasil perangkingan. Syarat kriteria yang digunakan adalah data yang "seimbang" (misal data mahasiswa Kampus XYZ bisa dibandingkan dengan kampus ABC, tidak bisa dibandnigkan dengan sekolah XXX).

Gallery Cara Menghitung Ahp Dengan Excel

Mengolah Data Dengan Metode Analtytic Hierarchy Process Ahp

Cara Menghitung Indeks Kepuasan Masyarakat Ikm Dengan

Mengolah Data Dengan Metode Analtytic Hierarchy Process Ahp

Source Code Spk Metode Ahp Vb Net Tugas Akhir

Solusi Final Exam

Ahp Contoh Pengerjaan A Materi Kuliah Teknik Industri

How To Implement Topsis Methodology By The Matlab Function

Proposal Penelitian Skripsi Budi Ernanto

Principal Component Analysis Pca In Excel Xlstat Support

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Pemain Bola Dengan Metode

Pdf Penerapan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Arah

Bab Iv Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Tutorial Pemrograman Dan Source Code Android Web Mobile

Analytic Hierarchy Process Ahp

Proses Pengambilan Data Pada Ahp Analytical Hierarchy

Analytical Hierarchy Process Youtube म फ त

Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process Ahp Dan Soft

Source Code Spk Metode Ahp Dan Topsis Sarjana Komedi

Mmult Fungsi Mmult Dukungan Office

Tutorial On Complex Decision Models Anp


0 Response to "Cara Menghitung Ahp Dengan Excel"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel