Perkembangan Bayi 9 Bulan



4 Tahap Perkembangan Motorik Anak Usia 0 12 Bulan

perkembangan bayi 7-9 bulan

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR, MOTORIK HALUS,

KETERAMPILAN SOSIAL DAN KETERAMPILAN BAHASA

BAYI 7-9 BULAN

A. Motorik Kasar Bayi Berumur 7-9 Bulan

Motorik kasar meliputi kegiatan-kegiatan otot besar seperti menggerakkan tangan, berjalan, dll. Sedangkan perkembangan motorik kasar pada saat bayi berumur 7-9 bulan meliputi mengangkat kepala, tengkurap, berguling, menopang badan, merangkak, berdiri tanpa dukungan, bayi bisa menyangga badannya ketika berdiri, dll (Santrock: 145-147). Bayi mampu melakukan beberapa gerakan ini disebabkan oleh kematangan otot-otot, tulang-tulang, dan struktur syaraf. Selain kematangan yang terjadi dalam diri bayi, adanya kesempatan untuk berlatih dan belajar gerakan-gerakan tertentu sehingga bayi bisa melakukan berbagai gerakan-gerakan yang sesuai dengan umurnya (Hurlock: 79).

Beberapa gerakan yang dapat dilakukan oleh bayi yang berumur 7-9 bulan antara lain pada daerah kepala (menahan kepala), pada daerah badan (berguling dan duduk) dan pada daerah tungkai (bayi mampu merangkak pada usia 8 bulan) (Hurlock: 79). Bayi berumur 7 bulan mulai senang mengangkat dan menurunkan bokong serta pungungnya. Keterampilan kakinya juga ditunjukkan olehnya, contohnya saat bayi digendong, bayi meloncat-loncatkan kakinya. Di usia bayi berumur 8 bulan bayi mulai merangkak dan mengesot sepanjang lantai. Kepandaiannya merangkak menyebabkan ia senang bergerak. Kemudian otot punggung dan bahu sudah semakin terkontrol, oleh karena itu bayi sudah bisa duduk sendiri tanpa bantuan dari orang tunya.

Selain mampu duduk sendiri bayi juga sudah bisa berdiri. Karena si bayi sudah dapat berdiri, si bayi sering menggoyang-goyangkan badannya ke depan dan kebelakang. Ketika ia akan berdiri bayi memegang kursi atau meja, lalu sambil berpegangan bayi mengangkat tubuhnya untuk berdiri, dari berdiri itu bayi juga mampu untuk duduk kembali tanpa bantuan. Pada saat bayi menginjak umur 9 bulan mulai berjalan bayi semakin baik (www.google.com: dari milis ayah bunda). Bayi yang berumur 7-9 bulan kemampuan motorik kasar bayi antara lain: mampu duduk tanpa bantuan, mulai belajar merangkak, mampu menggulingkan tubuhnya untuk berpindah tempat, kalau dipegang pinggang si bayi, si bayi akan bersemangat untuk menggerakkan ke dua kakinya, mulai belajar berjalan,dll (www.google.com: Sri Lestari Ningsih).

Bayi yang berumur 6-8 bulan kemampuan motoriknya antara lain : sudah dapat duduk sendiri tanpa bantuan, kebanyakan bayi yang berumur ini mulai belajar merangkak. Namun merangkak bukan merupakan tonggak perkembangan utama. Bila bayi tidak merangkakmaka bukan sesuatau kelainan karena beberapa bayi yang tidak melaluinya terbukti mengalami perkembangan motorik yang normal. Kemudian bayi yang berumur 7,5-10 bulan kemampuan motorik kasar yang dapat ia lakukan antara lain: bayi sudah mulai belajar berdiri dengan berpegangan pada tepi meja atau pada kursi, tapi pada beberapa bayi ada yang sudah mulai berjalan dan merambat serta melangkah bebertapa langkah (www.google.com: baby walker...masihkah perlu? ).

Pada bulan ke tujuh bayi mulai senang mengangkat dan menurunkan bokongnya serta punggungnya. Keterampilan kakinya juga ditunjukkan olehnya, misalnya saat ia didirikan di pangkuan kita si bayi pasti akan meloncat-meloncat gembira menggoyangkan-goyangkan kedua kakinya. Merangkak merupakan aktifitas yang menonjol yang banyak mendapatkan sorotan bagi orang tua. Di usia delapan bulan bayi mulai merangkak dan mengesot sepanjang lantai. Karena kepandaiannya tersebut ia sering bergerak. Selain kemampuan motorik kasar yang di kuasai oleh bayi yang berumur 7-9 bulan adalah berdiri, dimana sebelum ia berdiri, si bayi memegang meja atau kursi untuk mengangkatnya ketika ia akan berdiri kemudian bayi juga sudah mampu untuk berjalan (www.google.com: Milis Balita Anda).

Perkembangan gerakan bayi berumur 7-9 bulan diantaranya adalah (www.google.com: Rena):

1. Bila digendong dan diberdirirkan dipangkuan bayi akan meloncat-loncat

2. Senang mengangkat dan menurunkan bokong serta punggunggnya

3. Bayi sudah bisa berdiri dengan kedua tangannnya berpegangan pada meja atau kursi, lalu menggeser kakinya satu persatu ke arah samping

4. Merangkak

5. Mampu duduk tanpa bantuan orang tuanya

6. Dapat menarik tubuhnya ke dalam posisi berdiri

7. Si bayi mulai belajar berjalan

Motorik kasar adalah bagian aktifitas motor yang melibatkan keterampilan-ketermpilan otot besar, gerakan seperti tengkurap, duduk, merangkak, mengangkat leher, dll. Gerakan-gerakan ini lah yang terjadi pada awal perkembangan motorik bayi (www.google.com: Femi dan Heru). Berdasarkan standar yang sudah dibakukan bedasarkan penelitian statistik terhadap mayoritas bayi normal. Kemampuan motorik kasar bayi yang berumur 7-9 bulan adalah: merangkak, duduk tegak, mendorong badan ke atas sampai berdiri, menjumput dengan ibu jari dan telunjuk, makan sendiri (berantakan), menjatuhkan mainan, berguling, (www.google.com: fase balita).

Menurut sumber kumpulan informasi ibu dan bayi menjelaskan kemampuan motorik kasar bayi berumur 7-9 bulan adalah: bayi di usia 7 bulan mulai senang mengangkat dan menurunkan bokong dan punggungnya. Pada saat bayi berumur 8 bulan bayi mulai merangkak dan mengesot sepanjang lantai, selain itu otot bahu sudah mulai menguat, sehingga si bayi sudah dapat duduk sendiri tanpa bantuan, selain itu pada umur 8 bulan ini juga si bayi sudah mulai menarik tubuhnya keposisi berdiri. Kemudian pada saat bayi berumur 9 bulan, keterampilan berjalan bayi semakin baik, jika kita memegang tangannya ia akan berlatih menapakkan serta melangkahkan ke dua kakinya, seiring dengan latihan jalannya bayi juga semakin “aksi memperlihakan kepandaian merangkak yang sudah ditunjukkan di usia 8 bulan (www.google.com: informasi kesehatan ibu dan anak).

Bayi yang berumur 7-9 bulan kemampuan motoriknya antara lain adalah bayi dapat duduk sendiri dan berbaring berbalik-balik, ia mulai belajar berdiri, dan ia dapat berdiri sendiri dengan berpegangan pada sisi meja atau kursi (Zulkifli: 28).

B. Motorik halus bayi berumur 7-9 bulan

Bayi mengalami kesulitan dalam mengendalikan keterampilan motorik halus pada saat lahir, walaupun mereka memilik banyak komponene penting yang kelak menjadi gerakan lengan, tangan dan jari tangan yang terkoordinasi dengan baik. Perkembangan perilaku seperti meraih dan menggenggam semakin baik dalam dua tahun pertama kehidupan. Pada mulanya bayi memperlihatkan gerakan bahu dan siku yang kasar, tetapi kemudian memeperlihatkan gerakan pergelangan tangan, perputaran tangan dan koordinasi ibu jari dan jari telunjuk tangan. Kematangan koordinasi tangan-mata sepanjang dua tahun pertama kehidupan tercermin dala peningkatan keterampilan motorik halus (Santrock: 147).

Kemampuan motorik halus pada bayi antara lain (Hurlock: 81):

1. Pengendalian mata

Reaksi terhadap rangkaian benda-benda bergerak dimulai kira-kira dua belas jam setelah lahir. Gerakan mata mencari, antara minggu ketiga dan keempat. Gerakan mata horizontal antara bulan ke dua dan ketiga. Gerkan mata vertika anatara bulan ke tiga dan ke empat. Dan gerakan mata berputar beberapa bulan kemudian.

2. Tersenyum

Gerakan refleks tersenyum, atau tersenyum sebagai reaksi terhadap rangsangan perabaan muncul dalam dua minngu pertama.

3. Tangan

Ibu jari menjauh-gerakan ibu jari menjauhi jari-jari lain- muncul dalam usaha menggenggam antara tiga dan empat bulan dan dalam mengambil benda antara delapan dan sepuluh bulan.

Perkembangan motorik halus merupakan kemampuan anak dalam melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjepit, menulis, dan sebagainya (www.google.com: dr. Iwan). menurut sumber lain mengatakan bahwa motorik halus merupakan aktifitas keterampilan yang melibatkan gerakan otot-otot kecil, seperti menggambar, meronce manik-manik, menulis, dan makan. Kemampuan motorik halus ini berkembang setelah kemampuan motorik kasar si bayi berkembang optimal (www.google.com: Femi dan Heru).

Menurut sumber lain yang senada dengan pengertian diatas bahwa motorik halus merupakan aktifitas keterampilan yang melibatkan gerakan-gerakan otot-otot kecil seperti menggambar, menulis, makan, dll. Kemampuan motorik halus ini brekembang setelah kemapuan motorik kasar berkembang (www.google.com: informasi kesehatan ibu dan anak). Berdasarkan sumber lain mengatakan bahwa perkembangan motorik halus merupakan tahap kemampuan yag lebih lanjut dari perkembangan motorik kasar. Meningkatnya kemampuan sikecil mengontrol dan mengendalikan diri serta tubuh, memungkinkan dia untuk melakukan gerakan-gerakan yang lebih halus dengan menggunakan otot-otot yang lebih kecil, contohya bayi berumur 9 bulan yang mempu memegang sendok dan mengambil benda berukuran kecil dengan ibu jari dan telunjuknya. Saat bayi berumur 7-9 bulan kemampuan motorik halus yang mampu ia lakukan adalah (www.google.com: Sri Lestariningsih):

1. Mampu menggerakan tangan dengan baik serta menggunakannya untuk mengeksplorasi benda-benda kecil di sekelilingnya.

2. Mulai mengamati serta mempelajari bentuk dan ukuran benda yang dipegangnya.

3. Mampu meraih dan memegang benda yang disukainya dengan satu atau dua kali upaya untuk meraihnya.

4. Mulai bisa melihat, kemudian meraih dan memegang benda-benda berukuran kecil.

5. Mulai belajar memegang cangkir minumnya.

6. Mampu memindahkan benda yang ada ditanganya ke tangan yang lain.

C. Keterampilan bahasa bayi berumur 7-9 bulan

Mengenai keterampilan bahasa ada dua istilah yang dipakai yaitu keterampilan bahasa dan keterampilan bicara, bicara dan bahasa sangat berbeda. Bahasa merupakan lambang untuk berkomunikasi, dapat berupa bicara, suara, tulisan, isyarat tangan, lambaian bendera, dll. Bicara merupakan bagian dari bahasa yang harus dilkuakan dengan menggunakan suara atau bunyi dengan bantuan untuk berkomunikasi. Bicara merupakan penggunaan bahasa yang primer, sedangkan bentuk-bentuk bahasa yang lain, termasuk penggunaan bahasa sekunder. Fase perkembangan bicara bayi anatara lain:

1. Fase motorik yang tidak teratur, terjadi pada bayi yang berumur 2 bulan.

2. Fase meraban (mengoceh), terjadi pada saat bayi berumur 2-5 bulan.

3. Fase menyesuaikan diri, terjadi pada saat bayi berumur 5-9 bulan.

4. Fase jargot, terjadi pada saat bayi berumur 8-9 bulan.

5. Fase penguasaan bahasa yang benar, fase ini terjadi pada saat bayi berumur 9 bulan ke atas.

Berdasarkan penjelasan diatas bayi yang berumur 7-9 bulan termasuk dalam fase: fase penyeuaian diri, fase jargot, dan akan masuk pada fase penguasaan bahasa yang benar. Fase penyesuain diri adalah fase dimana bayi masih mengoceh, tetapi mulai meniru lagu-lagu yang didengarnya. Bentuk penyesuaian diri masih termasuk prabicara.

Pada fase jargot, bayi mulai mengucapkan deretan bunyi yang ada artinya, tapi artinya masih luas, misalnya bayi mengatakan “a..a…a…a”, artinya anak mintak pisang, minta tolong, mintak piring dan masih banyak arti yang lain. Walaupun suara yang sama yang mempunayai arti yang luas, tetapi anak sudah bermaksud mengeluarkan simbol tertentu, lambang tertentu.

Bentuk dari bahasa ada dua yaitu bahasa verbal dan bahasa non-verbal. Pada usia ini bayi berceloteh lebih baik dari pada bulan sebelumnya, bayi dapat mengeluarkan jumlah bunyi eksplosif. Berciloteh dimulai pada saat bayi berumur dua atau tiga bulan pertama dan mencapai puncaknya pada usia delapan bulan dan kemudian akan berakhir pada akhir dari masa bayi.

Selain dalam bentuk ocehan salah satu bentuk keterampilan lain dari keterampilan bahasa adalah isyarat. Bayi mengguanakan gerakan isyarat sebagai pengganti bicara, sekalipun bayi sudah dapat mengucapkan beberapa kata, banyak bayi terus menggunakan isyarat yang dikombinasikan dengan kata-kata untuk membuat kaliamat. Dengan mengulurkan tangan dan tersenyum, bayi dapat menyampaikan gagasan bahwa ia ingin digendong. Kalau bayi mendorong piringnya dan pada saat yang sama mengatakan “tidak” jelaslah bahwa ia mencoba menyampaikan kepada orang lain bahwa ia tidak mau makan.

Selain itu bentuknya adalah pengungkapam-pengugkapan emosi. Tidak diragukan lagi bahwa prabicara yang paling efektif adalah ungkapan emosi. Hal ini disebabkan karena tidak ada yang lebih ekspresif dari pada isyarat-isyarat wajah yang oleh bayi digunakan untuk mengatakan keadaan emosinya kepada orang lain. Misalnya, kalau bayi merasa senang ia menenangkan badannya, melambaikan lengan dan kaki, tersenyum, dan menyuarakan bunyi-bunyi seperti bentuk tertawa (Hurlock: 82-85).

Ungkapan emosi merupakan bentuk prabicara yang beramanfaat karena ada dua alasan yaitu

1. Karena bayi belum belajar tentang pengendalian emosi

2. Bayi mudah mempelajari orang lain melalui ungkapan wajah dari pada melalui kata-kata

Menurut sumber lain keterampilan bahasa bayi antara lain (www.mayoclinic.com):

1. Bayi pada saat berumur 3 bulan keatas

a. Mulai untuk bercakap-cakap

b. Senyum ketika melihat orang tunya

c. Mulai untuk meniru bunyi-bunyian

d. Gerakan matanya mengarah pada sumber bunyi

2. Bayi berumur 6 bulan keatas

a. Cakap-cakap dengan modulasi suara

b. Memberikan reaksi terhadap namanya

c. Mulai bercakap-cakap menggunakan huruf mati seperti m, b, d

d. Menggunakan suaranya untuk menyatakan kejengkelan atau kesenangan

Sumber lain mengatakan bahwa perkembangan keterampilan bahasa bayi sangat tergantung pada stimulasi dari orang tua si bayi untuk mengajar berbicara. Keterampilan bahasa bayi berumur 6-12 bulan antara lain mulai menyebut “da…da”, membentuk kalimat bahasa bayi dengan ritme berbeda (www.google.com ). Berdasarkan sumber lain mengatakan bahwa pada saat bayi berumur 3-6 bulan, bayi melihatkan minat terhadap suara, pada umur ini bayi mulai mengoceh mengeluarkan suara-suara seperti “goo-goo” dan “ga-ga”. Pada saat bayi berumur 6-9 bulan, bayi mulai memahami kata-kata pertama mereka. Perbendaharaan kata yang diterima mulai berkembang, walaupun begitu perbendaharaan kata yang diterima oleh bayi mulai berkembang pada pertengahan ke dua tahun pertama, pertumbuhannya baru meningkat secara dramatis pada tahun kedua dari rata-rata 12 kata yang dipahami pada ulang tahun pertama hingga diperkirakan 300 kata atau lebih pada ulang tahun yang kedua. Pada usia 9-12 bulan bayi memahami pelajaran seperti “daaah” ketika kita mengucapkan selamat tinggal (Santrock: 184).

Berdasarkan sumber lain menjelaskan bahwa ada beberapa tahap perkembangan bicara bayi yaitu (www.tabloid-nakita.com ):

a) Bayi baru lahir: menangis

Menangis adalah percakapan sosial pertama sang bayi. Tangisan di bulan pertama sangat monoton, baik ketika ia lapar, merasa tidak nyaman, melalui tangisan ia berinteraksi dengan lingkungan.

b) Bayi berumur 1-4 bulan: bahasa tubuh dan suara vokal (smilling, cooing)

Sampai usia 4 bulan, bayi masih banyak berkomunikasi dengan cara menangis. Namun di usia 1,5 bulan si kecil mulai memunculkan tangis yang berbeda-beda. Tangisannya tidak lagi monoton seperti ketika baru lahir, Contoh:

1. Bila sakit diungkapkan dengan tangisan melengking keras diselingi rengekan dan rintihan.

2. Bila merasa tak nyaman akibat kepanasan atau cari perhatian umumnya bayi mengeluarkan rengekan yang terputus-putus.

3. Tangisan lapar terdengar keras dan panjang diselingi gerakan mengisap pada mulut mungilnya.

Di usia ini, selain menangis bayi berkomunikasi dengan menggumam bunyi vokal meski belum begitu jelas. Ada yang bergumam “uuuh” dan “eeeh”. Gumaman ini biasanya keluar saat bayi “mengutarakan” perasaan, seperti senang atau tak suka. Ketika gembira diajak bermain, gumaman yang keluar mungkin bernada panjang “aaah”. Gumaman ini sebetulnya merupakan hasil tekanan pada otot-otot bicaranya.

Di usia 4 bulan, bayi mulai tertawa nyaring dan mampu mengeluarkan suara dari tenggorokan. Jadi, tak lagi hanya sebatas gumaman. Ia juga mulai mengekspresikan keterampilannya menunjukkan bahasa tubuh. Kendati bentuknya masih amat sederhana, seperti tersenyum saat memandang wajah orang yang dikenalnya, mengerutkan dahi ketika merasa tak nyaman, dan mulai memalingkan wajah ke arah sumber bunyi ketika dipanggil.

c) 5-7 Bulan: Keluar Ocehan (babbling)

Di usia ini bayi mulai mengeluarkan suara ocehan pendek berupa suku kata (gabungan huruf mati dan huruf hidup), seperti “ba”, “da”. Ocehannya masih terbatas pada bunyi-bunyi eksplosif awal yang muncul karena adanya perubahan mekanisme suara.

Bayi amat senang dengan bentuk komunikasi berupa ocehan ini. Jika gembira bermain, bayi akan mengeluarkan ocehan yang lebih lama dan panjang. Ocehan ini kelak akan berkembang menjadi celoteh (memadukan berbagai suku kata) dan selanjutnya menjadi kata demi kata.

Di usia ini, bayi juga mulai belajar mengomunikasikan perasaannya tidak melulu lewat tangisan. Kalau ia tak suka, misalnya, ia mengeluarkan suara seperti melenguh. Sebaliknya, jika sedang merasa senang, ocehannya bertambah keras. Bahkan akan menjerit kesenangan meski belum dengan nada tinggi.

d) 7-8 Bulan: Ocehan Meningkat (babbling)

Ocehan bayi makin panjang, semisal “bababa” atau “dadada”. Kuantitasnya juga meningkat dengan cepat di antara bulan ke-6 sampai ke-8. Di tenggang waktu ini, orangtua diharapkan memberi stimulasi yang tepat dengan lebih sering mengajak bayi bercakap-cakap dalam intonasi naik turun dan ekspresif agar mudah ditangkap.

e) 8-12 Bulan: Keluar Celotehan Panjang (lalling)

Ocehan konsonan-vokal seperti “dadada”, “uh-uh-uh” dan “mamama” akan meningkat jadi celoteh yang maknanya dalam. Pertama, berceloteh adalah dasar bagi perkembangan berbicara. Kedua, celoteh adalah bagian dari komunikasi bayi dengan orang lain. Ini terlihat ketika ia mendapat respons terhadap celotehnya, bayi akan lebih giat berceloteh dibandingkan bila ia berceloteh sendirian. Ketiga, dengan berceloteh bayi merasa menjadi bagian dari kelompok sosial karena celotehnya ditanggapi. Ini akan membuat bayi mengembangkan rasa percaya dirinya yang kelak akan sangat menentukan kemandiriannya.

f) 11-14 Bulan: Kata-kata Pertamanya Nyaris Lengkap (speaking)

Secara spesifik, bayi mampu mengucapkan satu patah kata yang berarti meskipun belum sempurna/lengkap, misalnya “ma” untuk mama, “pa” untuk papa, “num” untuk minum, dan “nen” untuk menetek. Di usia ini bayi juga sudah mampu melakukan tugas yang diminta seperti “lempar bolanya!” atau “ayo minum” sambil orangtua menunjuk benda yang dimaksud.

Pada sumber lain juga mengatakan bahwa bayi yang berumur 0-1 tahun keatas mampu mengatakan kata-kata sederhana dan familiar ditelinganya yang memilki suku kata berulang, seperti “mama” dan “papa”. Ia pun sudah mulai ampu memahami perintah dan larangan(www.google.com ).

D. Keterampilan Sosial Bayi Berumur 7-9 Bulan

Secara umum, keterampilan sosial ini dapat dilihat dalam beberapa bentuk perilaku: pertama, perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri seperti mengontrol emosi, menyelesaikan permasalahan sosial secara tepat, memproses informasi dan memahami perasaan orang lain; kedua, perilaku yang berhubungan dengan orang lain seperti memulai interaksi dan komunikasi dengan orang lain; dan ketiga perilaku yang berhubungan dengan akademis, seperti mematuhi peraturan dan melakukan apa yang diminta oleh guru tetapi dalam hal ini lebih di fokuskan pada keterampilan sosial bayi dengan lingkungannya.

Di usia bayi, bayi belum dapat membedakan dirinya dengan lingkungan luarnya. Ia masih dalam taraf mulai belajar untuk membedakan antara dirinya dan dunia luarnya. Pada usia ini kebutuhan bayi memang masih sedikit, tetapi harus terpenuhi dengan baik. Dunia luarnya akan dimulai dari ibu atau orang yang memenuhi kebutuhannya dan merawatnya sehari-hari. Anak pun akan jauh lebih menyukai bila mendengar suara ibunya, yang dikenalnya sejak ia lahir.

Pada usia 2 - 6 minggu, ia mulai kenal dan akrab dengan anggota keluarga yang ada di sekitarnya. Ia sudah merasa nyaman dan senang terhadap lingkungannya dan juga atas perhatian yang diberikan akan kehadirannya. Perasaan senangnya ini akan tercermin dari kontak sosialnya yang pertama, berupa ekspresi senyuman, yang disebut social smile.

Di usia 4 bulan, anak akan semakin dapat menikmati kontak sosial. Ia sudah dapat memberi ekspresi tertawa pada orang yang melihatnya. Ia pun sudah mulai dapat membedakan ekspresi muka orang yang ada dihadapannya, walau kadang belum mengerti benar. Seiring dengan kontak-kontak sosial yang ia buat, ia pun mengembangkan ikatan emosionalnya.

Di usia sekitar 6 bulan, bahkan ia sudah dapat memilih untuk melakukan kontak sosial dengan seseorang yang lebih disenanginya. Karena berkembangnya ikatan emosional dalam kontak sosialnya inilah, maka anak di usia 6 sampai 8 bulan kadang mengalami separation anxiety. Anak cemas, bila orang yang secara emosional dekat dengannya tidak ada di dekatnya lagi. Untuk melatih anak agar mampu mengatasi keterpisahannya dengan orang tua ini, sering kali anak diajak bermain “cilub ba” . Secara tak langsung anak dilatih untuk bisa mengatasi keadaan walau ia tak melihat ada orang tua di sekitarnya.

Dengan perkembangan kemampuan melihat ekspresi wajah orang yang ada di hadapannya, bayi yang berusia 7 bulan mulai mengerti ekspresi wajah, terutama orang yang sudah lama ia kenal. Perilaku yang ia lakukan hingga sekitar usia 12 bulan, masih berupa imitatif dari apa yang ia lihat. Ia melakukan apa yang ia lihat orang lain lakukan, walau ia sendiri belum mengerti maksud tingkah laku itu.

Dalam hal berkomunikasi, di usia sekitar 8 bulan ia sudah familiar dengan namanya sendiri. Ia sudah mengerti bahwa jika ia mendengar namanya itu, berarti ia dipanggil. Di usia 9 bulan, bayi mulai mengerti bila seseorang pergi dari hadapannya, tidak berarti tidak akan kembali, dan ia mulai mengerti “bye-bye” atau “da-daah..” sebagai ucapan untuk berpisah sementara.

Ibu yang bisa merawat bayinya dengan baik, dengan peka, dan memenuhi kebutuhan si bayi, akan menjadikan bayi memiliki kepercayaan pada dunia luar, dan tidak menjadi takut. Bila bayi berkenalan dengan dunia luar dengan baik, di mana lingkungan itu mau menerimanya, ia akan memiliki kepercayaan untuk membuka kontak sosial dengan dunia luar yang lebih luas. Dunia luar tidak menjadi momok baginya, dan ia akan terus memperluas dunia luarnya itu. Sebaliknya, ibu yang kaku, keras, tidak peka akan kebutuhan si bayi, akan menjadikan bayi tegang dan tentunya akan memberi efek kurang baik bagi perkembangan si bayi.

Jadi perlu diingat bahwa hubungan baik dan rasa percaya pada dunia luar ini selain dipengaruhi oleh bakat anak itu sendiri, juga dipengaruhi oleh sikap orang disekitarnya, terutama dalam tahun pertamanya .

Berdasarkan teori tahap perembangan Erikson, bayi yang berumur 7-9 bulan termasuk dalam tahap perkembangan yang pertama yaitu tahap kepercayaan dan ketidakpercayaan, Diamana maksudnya adalah suatu rasa percaya menuntun perasaan nyaman secara fisik dan sejumlah kecil ketakutan serta kekauatiran akan masa depan. Dari teori Erikson ini dapat kita ketahui bahwa bayi akan merasa nyaman atau hubungan socialnya akan baik jika orang-orang disekitarnya dapat membuatnya nyaman, dapat memenuhi kebutuhan dirinya. Maka hubungan social bayi dengan orang-orang disekitarnya baik jika orang disekitarnya tersebut dapat memberikan kenyamanan pada nya, sehingga bayi tersebut lebih senang berdekatan dengan orang-orang tersebut, sebaliknya jika orang disekitarnya tidak memberikan kenyamanan pada dirinya biasanya dia tidak betah berada didekat orang-orang tersebut (Santrock: 40-42). Bentuk-bentuk reaksi social bayi antara lain:

1. Reaksi sosial bayi kepada bayi lain

Bayi yang berumur 4-7 bulan, mencoba menarik perhatian bayi lain dengan cara melambungkan badan ke atas dan ke bawah, menendang, tertawa, bermain-main dengan ludah, tersenyum dengan bayi lain. Sedangkan bayi yang berumur 9-13 bulan, berusaha meremas baju an rambut bayi lain, bermain bersama-sama, walaupun kadang berebut mainan. Dari sumber lain dijelaskan bahwa bayi yang berumur enam sampai tujuh bulan, bayi biasanya tersenyum kepada bayi lain dan menunjukkan minat terhadap tangisannya (Hurlock: 89).

2. Reaksi sosial bayi kepada orang dewasa

Bayi yang umurnya sekitar 4-5 bulan, biasanya prilaku sosialnya adalah bayi ingin ditimang oleh siapa saja yang mendekati. Selama itu bayi mempelajari dan memperhatikan orang yang mendekat dan menghafal ciri-cirinya. Ada ciri-ciri yang menyenangkan sehingga bayi ingin selalu dekat dengan orang yang mempunyai ,ciri-ciri yang menyenangkan tersebut, dan ada orang yang mempunyai ciriyang tidak disenangi oleh bayi, sehingga bayi mtakut kalau didekatnya. Dengan pengalaman ini, maka sbayi yang umurnya sekitar 6-7 bulan hanya tertarik pada beberapa oaring tertentu saja. Berari, bayi melakukan tingkah laku leka pada orang tertentu.

Yang dimaksud dengan tingkah laku lekat itu adalah keinginan seseorang untuk mencari kedekatan dengan seseorang. Tuingkah laku lekat seseorangterjadi berdasarkan pengalaman seseorang. Kalau bayi setiap hari didatangangi seseorang yang mempunyai sifat menyenangkan, sering mengadakan reaksi terhadap tingkah laku bayi unuk menarik perhatian, sering mengadakan interaksi engan bayi secara spontan, maka bayi akan mengadakan tingkah laku lekat dengan orang tersebut.

Sumber lain menjelaskan bahwa bayi yang berumur 6-7 bulan, biasanya bayi membedakan “teman” dan “orang asing” dengan tersenyum pada yang pertama dan memperlihatkan ketakutan akan kehadiran pada orang yang terakhir. Ini merupakan awal dari “masa lalu” juga merupakan permulaan dari “masa terikat”- yaitu masa di mana bayi menunjukan keterikatan yang kuat kepada ibunya atau Ibu pengganti dan berkurangnya keramahtamahan. Kemudian bayi yang berumur 8-9 bulan, biasanya bayi mencoba meniru kata-kata, isyarat dan gerakan-gerakan sederhana dari orang lain ( Hurlock: 89).

3. Rasa taku

Rasa takut pada orang asing biasanya etrjadi pada anak yang berumur 8 bulan. Salah satu factor yang penyebabnya adalah, banyaknya orang yang berbeda-beda sering mengasuh anak tersebut. Rasa takut juga dapat terjadi pada bayi yang terisah dengan objek kelekatannya. Hal ini biasanya terjadi pada bayi yang berumur 9-12 bulan.

4. Reaksi social bayi karena lama ditinggal lama oleh objek kelekatannya

Kalau bayi lama ditinggal oleh objek kelekatannya, bayi tidak hanya memiliki rasa takut tapi bayi menjai acuh tak acuh terhadap sekitarnya. Hal ini sering terjadi pada bayi yang harus mondok/obname dirumah sakit sampai beberapa hari.

Kalau bayi sejak lahir tdak mendapat kesempaan melakukan tingkah laku lekat, misalnya terdapat padabayi yang diasauh di yayasan atau dipanti asuhan, selain bayi bersifat apatis, mereka mengalami hambatan dalam berbagai perkembangan. Misalnya perkembangan motorik, kognitif, social, dan bicara.

Sumber lain menjelaskan bahwa perkembangan keterampilan sosial bayi antara lain (www.google.com ):

1. Bayi 4-5 bulan

Bayi mencoba menarik perhatian bayi lain dengan melambungkan badan ke atas dan ke bawah, menendang, tertawa atau bermain dengan ludah

2. Bayi 6-7 bulan

Bayi tersenyum kepada bayi lain dan menunjukkan minat terhadap tangisan

3. Bayi 9-13 bulan

Bayi mencoba meremas pakaian dan rambut bayi-bayi lain, meniru perilaku dan suara mereka dan berkerja sama dalam menggunakan mainan, meskipun ia cendrung bingung bila bayi lain mengambil salah satu mainannya.

Sumber lain juga menjelaskan ada tahapan reaksi sosial yang ditunjukkan oleh bayi pada orang-orang terdekat (www.google.com ):

1. Bayi 2 bulan:

Bayi memberiakan senyuman sebagai respon terhadap senyum yang di tujukan padanya. Ia pun akan tertawa keras dan memekik lantaran gembira. Ia juga akan menunjukkan reaksi berbeda terhadap berbagai suara, seperti refleks terkejut, menangis, atau terdiam.

2. Bayi 3 bulan

Pada usia ini bayi biasanya akan melekat pada sosok yang paling intens besentuhan dengannya, yakni ibu, terutama saat ia diajak bicara. Bayi amat menikmati perhatian orang lain dan menunjukkan kegembiraannya lewat senyum, hentakkan kaki yang bersemangat atau lambaian tangannya. Sebaliknya, ia akan menangis bial ia di tinggalkan sendiri terlalu lama.

3. Bayi 4-5 bulan

Bayi sudah bisa tertawa keras dan menjerit gembira serta menoleh ke arah suara yang menarik perhatian. Ia juga memperlihatkan keinginan digendong oleh siapapun yang mendekatinya. Yang pasti ia akan memberikan reaksi berbeda pada mereka yang mendeka dengan wajah dan susra ramah dibandingkan wajah tak bersahabat dan suara yang menunjukkan amarah.

4. Bayi 6-7 bulan

Bayi akan tersenyum, bahakan tertawa lepas ketika ia bermain dengan sosok yang sudah akrap dengannya. Namun sebaliknya, bila anda pertama kali dilihatnya tapi langsung ingin menggendongnya, dia akan langsung bersikap” menjaga jarak” dengan menyembunyikan wajahnya amalah menangis ketakutan.

5. Bayi 8-9 bulan

Si kecil mengagumi bayi lain yang seusianya dan akan mencoba mengenal bayi lain yang berada disebelahnya. Permainan yang melibatkan beberapa bayi sebaya akan sangat menyenangkan . ia akan memperlihatkan respon gembira dengan lambaian tangan atau bertepuk tangan.

6. Bayi 10-12 bulan

Bayi akan melambaikan tangan mengucapkan selamat tinggal atau “dadah” ketika ibu/bapaknya akan pergi. Ia pun memperlihatkan ekspresi saat menerima ciuman.

Kemudian sumber lain juga menjelasklan bahwa, perkembangan sosial bayi antara lain berdasarkan umurnya (www.google.com ) :

1. Bayi 1 bulan

Pada bulan pertama ini perkembangan keterampilan sosial bayi antara lain. Pada minggu ke-3 ia akan lebih banyak melihat wajah-wajah orang yang ia temui. Kadang-kadang ia tersenyum sendiri, atau menangis. Namun bayi sudah mulai belajar mengenali wajah pengasuhnya, dan memperhatikan mimik pengasuhnya kalau bicara.

2. Bayi 3 bulan

Pada umur ini, bayi akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk memperhatikan apa saja yang sedang berlangsung di sekitarnya. Dia akan lebih banyak tersenyum kepada setiap orang yang dia temui. Ini merupakan periode yang paling disukai oleh para orang tua, karena bayi nampak lucu, menggemaskan dan tulus. Pada umur ini, dia mulai membangun sosialisasi dengan komunikasi melalui senyum.

3. Bayi 4 bulan

Bayi sudah lebih terbuka pada datangnya orang baru. Ia sudah berani dan tidak menangis kalau digendong orang selain ayah-ibunya atau pengasuhnya. Bayi sudah mau menyambut interaksinya dengan orang baru melalui senyuman atau gerakan meminta perhatian. Bayi akan sangat antusias memberika respon-respon pada orang sekitar

4. Bayi 7 bulan

Pada umur ini, bayi semakin sibuk memperhatikan orang-orang yang berada di sekitarnya. Jika 2 buah bayi pada umur ini saling didekatkan, dan diberikan mainan, mereka sudah mulai bisa saling bertukar mainan. Meskipun belum bisa berinteraksi secara langsung karena keduanya masih mulai belajar merangkak. Semua aktivitas sosialisasi masih dibatasi pada kemampuannya hanya memandang, tersenyum, berusaha menyentuh barang, atau mengeluarkan suara-suara lucu.

Gallery Perkembangan Bayi 9 Bulan

Stimulasi Motorik Kasar Dan Halus Untuk Bayi Dari Usia 7 9

Catat Ini Perkembangan Bayi 9 Bulan Ke Atas Yang Normal

Menilai Perkembangan Bayi Usia 6 Bulan 9 Bulan

Perkembangan Bayi 8 Bulan Panduan Lengkap Milestone Bagi

Perkembangan Psikologi Bayi 9 Bulan Yang Perlu Anda Tahu

Perkembangan Bayi 9 Bulan Aku Seorang Ibu

Makanan Genggam Untuk Bayi 9 12 Bulan

Tips Mainan Bayi Usia 7 9 Bulan Bidanku Com

Zwitsal Perkembangan Bayi Usia 9 Bulan

Mpasi Bergizi Bayi 9 Bulan Olahan Daging Ayam Yang Penting

Tumbuh Kembang Bayi Usia 9 Bulan Sudah Bisa Apa Saja

Pemberian Makanan Bayi 9 Bulan Yang Sebaiknya Diketahui Para

9 Makanan Padat Terbaik Untuk Bayi 6 12 Bulan

Moms Ini Dia Mainan Yang Dibutuhkan Bayi Usia 9 Bulan

6 Tahap Perkembangan Gerak Pada Bayi Berusia 9 12 Bulan

Ini Dia Perkembangan Kemampuan Bayi Yang Normal Terjadi Dari

Perkembangan Bayi 9 Minggu Si Kecil Sudah Bisa Apa

Konsep Tumbuh Kembang Bayi Balita Dan Anak Pra Sekolah

Cara Bermain Dengan Bayi Usia 0 12 Bulan Yang Optimalkan

Perkembangan Bayi Usia 9 Bulan

Inilah Bentuk Stimulasi Pada Bayi Usia 6 Hingga 9 Bulan

Usia 9 Bulan Bayi Sudah Bisa Apa Kumparan Com

Perkembangan Bayi 9 Bulan Panduan Lengkap Milestone Bagi

Perkembangan Bayi 9 Bulan Panduan Lengkap Milestone Bagi

Violino Ridho Putra Perkembangan Bayi 9 Bulan

Memahami Perkembangan Bayi 9 Bulan Yang Belum Tumbuh Gigi

Perkembangan Bayi 8 Bulan Panduan Lengkap Milestone Bagi

Perkembangan Bayi 9 Bulan Mulai Kepo Dan Mengerti Tidak

Jual Buku Perkembangan Anak 9 Bulan 1 Tahun Oleh Yayasan


0 Response to "Perkembangan Bayi 9 Bulan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel