Tarian Daerah 34 Provinsi Beserta Gambarnya Dan Penjelasannya
Tarian Daerah 34 Provinsi Beserta Gambar Dan Asalnya
Tarian Daerah
Salah satu budaya lokal Indonesia yang masih di jaga eksistensinya hingga sekarang ialah tarian adat. Setiap provinsi memiliki tarian daerah yang berbeda-beda.
Tarian tradisional Indonesia juga memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi dengan filosofi yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Bahkan, beberapa tarian daerah Indonesia yang akan kami bahas ini sudah terkenal hingga ke manca negara.
Jadi tidak salah mengapa turis senang liburan di Indonesia, bukan hanya karena kaya dengan pariwisatanya jasa, tetapi ingin melihat tarian Indonesia yang unik dan melegenda.
Masing-masing provinsi di Indonesia tentu memiliki tarian daerahnya yang juga beragam di tiap sudut desa atau kotanya.
Disini Anda akan mendapatkan informai tarian daerah di Indonesia dari 34 provinsi beserta gambarnya yang dibahas secara lengkap dan juga terstruktur.
Macam-Macam Tarian Daerah di Indonesia dan Asalnya
Berikut adalah macam-macam tarian daerah dan penjelasannya dari 34 provinsi di Indonesia:
Nanggroe Aceh Darussalam memiliki beberapa jenis tarian nusantara yang sangat terkenal seperti tari guel, tari didong, tari bines, tari saman, tari seudati dan masih banyak lagi yang akan kami jelaskan satu per satu.
Tari guel merupakan tarian adat yang berasal dari Aceh namun memiliki tampilan yang berbeda dengan tarian Aceh lain khususnya dari gerakannya. Tari guel ini memiliki kesan mistik dan setiap gerakannya sarat akan makna sehingga membuat setiap penonton bisa terhipnotis dan terbawa suasana. Tarian guel ini umumnya akan ditampilkan dalam acara adat atau budaya yang dilakukan di Aceh.
Dari cerita rakyat yang berkembang di masyarakat Gayo, awalnya tarian ini dilakukan Sangeda yakni putra Raja Linge XIII dimana ia bermimpi bertemu saudaranya yang sudah meninggal yakni Bener Meria dan diberikan petunjuk untuk memperoleh gajah putih untuk dipersembahkan pada Sultan Aceh.
Untuk mendapatkan gajah putih tersebut, Sangeda dan beberapa penduduk melakukan doa, tirakat dan kenduri di tepi danau dekat makan Bener Meria. Sangeda menari mengikuti irama musik dan melakukan gerakan seperti mengepakkan sayap, berputar dan meliuk liuk mengitari makan sehingga akhirnya tercipta taru guel tersebut. Tarian biasanya dilakukan oleh sekelompok pria dan wanita dengan jumlah 8 penari wanita dan juga 2 penari pria namun bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan acara.
Salah satu jenis tari yang sering masuk dalam kliping tarian daerah adalah tari laweut. Tarian ini berasal dari Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Seiring dengan perkembangan zaman, tari ini semakin menyebar ke semua provinsi Aceh yang terkadang juga disebut dengan tari seudati inong sebab jumlah penari, gerakan, proses, pola tarian dan juga teknik tarian ini hampir sama dengan tari seudati.
Tarian ini dilakukan oleh 8 orang penari wanita dan 1 orang penyanyi yang sekaligus memimpin tarian. Perbedaan dari kedua jenis tari ini adalah tari seudati yang memakai tepukan di dada dan tari laweut yang memakai tepukan di paha.
Tari ranup lampuan merupakan tarian daerah variasi dari filosofi masyarakat Aceh yang menjunjung tinggi keramah tamahan ketika sedang menyambut tamu. Gerakan dalam tarian ini menggambarkan proses memetik, membungkus dan menghidangkan sirih pada tamu yang dihormati yang sudah menjadi adat istiadat masyarakat Aceh pada tamu yang datang.
Kata ranup atau ranub dalam bahasa Aceh memiliki arti sirih dan kata lampuan terdiri dua kata yakni lam dan puan. Kata lam memiliki arti dalam dan kata puan memiliki arti tempat sirih khas Aceh. Tarian ini diciptakan oleh Yusrizal dari Banda Aceh sekitar tahun 1962.
Tarian ini dilakukan 7 orang penari wanita dengan iringan musik tradisional khas Aceh bernama serune kalee. Setiap gerakan tarian ini memiliki makna simbolik yang digambarkan dalam gerakan lemah lembut dan terdapat gerakan sembah kemudian menghidangkan sirih pada setiap tamu yang datang.
Tari rateb meuseukat merupakan tarian tradisional dari Aceh yang biasanya dibawakan wanita sambil duduk serta memainkan gerakan tangan yang sangat cepat. Jika dilihat, tarian ini hampir sama dengan tari saman namun berbeda dari segi syair lagu, gerakan, pengiring dan juga para penarinya.
Tarian daerah dari Aceh ini umumnya dilakukan oleh wanita dengan jumlah penari antara 6 hingga 12 orang. 2 orang penari akan berperan sebagai pelantun syair yang nantinya semua penari akan memakai busana adat serta melakukan gerakan yang khas diiringi dengan musik dan lantunan syair yang dibawakan pelantun syair.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Aceh
Pulau Bali diberikan julukan Pulau Dewata bukan tanpa alasan. Keindahan panorama alam dan juga masyarakat yang memegang tradisi dengan sangat erat membuat Pulau Bali layak mendapat julukan tersebut. Salah satu kebudayaan yang masih dilestarikan hingga sekarang adalah tarian daerahnya.
Tari baris tunggal adalah salah satu dari tarian daerah 34 provinsi beserta gambarnya yang sudah ada sejak abad pertengahan yakni abad ke-16. Tarian ini merupakan tarian bagian dari ritual keagamaan ketika dulu. Jenis tarian baris yang berhubungan dengan ritual keagamaan yang disebut dengan tari baris upacara atau tari baris gede.
Penari yang menarikan tarian ini berjumlah 8 hingga 40 orang secara berkelompok. Para penari akan dilengkapi dengan berbagai pernak pernik seperti senjata tradisional bervariasi tergantung dari jenis tarian yang dibawakan.
Tari barong merupakan tarian peninggalan kebudayaan pra Hindu. Kata barong diambil dari kata bahruang yang berarti binatang beruang yakni hewan mitologi dengan memiliki kekuatan gaib dan dianggap sebagai hewan pelindung. Tarian ini menggunakan properti boneka dalam wujud hewan berkaki empat atau manusia purba yang memiliki kekuatan magis.
Namun pada kenyataannya, di Bali sendiri boneka barong tidak hanya diwujudkan sebagai hewan berkaki empat namun juga ada yang memiliki kaki dua.
Tari cendrawasih merupakan tarian yang namanya diambil dari salah satu burung langka di pegunungan Irian Jaya yakni burung cendrawasih. Sedangkan dalam babad Bali, tari cendrawasih adalah kehidupan burung cendrawasih di Pegunungan Irian Jaya ketika masa birahi. Tarian daerah ini diciptakan tahun 1988 oleh N.L.N Swasthi Wijaya Bandem.
Tarian adat Bali ini merupakan jenis tarian berpasangan yang dilakukan dua orang penari atau bisa juga lebih. Umumnya, tarian ini dilakukan oleh wanita. Dasar dari gerakan tari cendrawasih mengikuti dasar pijakan dari gerak tari tradisi Bali. Akan tetapi dalam beberapa gerakan tari juga sudah dikembangkan sesuai dengan keinginan penata tari.
Tari cilinaya merupakan salah satu dari macam macam tarian daerah yang diciptakan I Wayan Dibia seorang maestro tari tradisional Bali pada tahun 1986. Pada awalnya tarian ini diciptakan untuk dipentaskan Sekaa Gong Patra Kencana Singapadu di Gianyar.
Tarian ini lahir karena terinspirasi dari ornamen cili. Cili sendiri merupakan salah satu jenis ornamen khas yang ada pada busana para penari tari cilinaya tersebut. Cili merupakan kain panjang dengan bagian ujung yang lancip bermotif warna warni. Cili yang dijadikan bagian dari busana paa penari ini merupakan lambang kegembiraan dan keceriaan lewat pesan utama dari tarian ini.
Tarian daerah ini diciptakan oleh I Ketut Mario yang berasal dari Tabanan tahun 1925. Tari kebyar duduk umumnya disebut juga dengan tari kebyar terompong apabila memang instrument terompong digunakan. Tarian ini dinamakan kebyar duduk sebab sebagian besar gerakan tarian dilakukan dalam posisi duduk memakai kedua kaki menyilang atau bersila.
Seperti tarian baris, kebyar juga merupakan tarian tunggal namun tetap bersifat individualis. Tarian ini memiliki penekanan pada penari itu sendiri yang memperlihatkan nuansa musik dengan ekspresi wajah serta gerakan.
Tari kecak adalah tari pertunjukan masal atau hiburan dan juga cenderung sebagai sendratari yaitu seni drama dan tari sebab seluruh tarian menggambarkan seni peran Lakon Pewayangan seperti Rama Sita dan tidak dipertunjukan secara khusus dalam ritual agama Hindu seperti pemujaan, odalan dan beberapa upacara lainnya.
Tari kecak ini diciptakan Wayan Limbak dan juga Walter Spies seorang pelukis dari Jerman pada tahun 1930. Sebetulnya, tari kecak berasal dari ritual sanghyang yakni tradisi tarian yang para penarinya ada dalam kondisi tidak sadar sambil melakukan komunikasi pada Tuhan atau roh para leluhur yang kemudian menyampaikan sebuah harapan pada masyarakat.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Bali
Provinsi Bengkulu adalah salah satu provinsi di Indonesia yang ada di barat daya Pulau Sumatera. Provinsi ini sangat kaya dengan sumber daya pertanian dan tambang yang sudah berdiri sejak tanggal 18 November 1968 yang juga ternyata memiliki budaya warisan seperti salah satunya tarian daerah.
Gambar tarian daerah yang menggunakan properti diatas adalah tari andun dari Bengkulu yakni jenis tari pergaulan yang ditampilkan pria serta wanita. Dulu tarian ini adalah tradisi masyarakat Bengkulu yang ditampilkan dalam acara adat khususnya pesta panen raya.
Tarian daerah ini merupakan bentuk rasa syukur dari masyarakat pada hasil panen yang biasanya juga diikuti oleh masyarakat khususnya muda mudi. Dulu dikatakan jika tari andun bukan hanya merupakan tari pergaulan namun juga untuk mencari jodoh pasangan muda.
Tari ganau adalah tarian daerah Bengkulu yang dilakukan pria serta wanita secara berkelompok. Tarian akan diiringi dengan musik tradisional Bengkulu seperti mandolin, kendang dan rebab. Sedangkan untuk irama lagu menggunakan irama khas Melayu. Tarian diawali dengan gerakan lambat yang kemudian diakhirnya dengan gerakan cepat sekaligus menghentak. Sedangkan untuk gerakan tangan, melompat dan formasi yang harmonis menjadi ciri khas dari tarian ini.
Ini merupakan kesenian rakyat Rejang yang dilakukan setiap musim panen raya. Tarian dilakukan muda muda ketika malam dengan penerangan lampion yang diiringi dengan alat musik seruling, kulintang dan gong.
Tarian dilakukan secara berkelompok membentuk lingkaran dan saling berhadapan searah jarum jam. Tarian ini dipercaya sudah ada sebelum kedatangan biku dari Majapahit. Ketika biku datang, alat musik pengiring diganti dengan alat musik yang terbuat dari logam hingga saat ini.
Tari lanan belek adalah tarian tradisional yang diangkat dari cerita rakyat provinsi Bengkulu. Tarian ini menceritakan tentang seorang bidadari yang tertinggal di bumi karena selendangnya hilang sebab diambil pemuda ketika sedang mandi.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Bengkulu
Meski dari sejarah mengatakan jika Betawi bukanlah suku asli DKI Jakarta, akan tetapi kebudayaan serta adat istiadat suku Betawi sudah sangat meluas dan dijadikan simbol kebudayaan Jakarta. Ada begitu banyak kebudayaan yang bisa dilihat dari mulai ondel ondel, gambang kromong, makanan khas sampai tarian daerah.
Tarian daerah beserta asalnya dan gambarnya selanjutnya adalah tari cokek yang masih bisa sering dilihat di Tangerang. Tarian ini merupakan hasil perpaduan dari budaya Betawi, Cina dan juga Banten yang sudah ada sejak abad ke-19 di Teluknaga, Tangerang yang dibawa saudagar Cina bernama Tan Sio Kek.
Pada awalnya, tarian dilakukan 3 penari perempuan namun sekarang bisa dilakukan oleh 5 orang penari perempuan dan beberapa pria untuk bermain musik. Para wanita akan memakai selendang di pinggang bernama cokek yang dipadukan dengan kebaya berwarna mencolok.
Tari lenggang menceritakan tentang seorang gadis cantik dari Betawi bernama Nyai Dasimah yang bingung memilih antara 2 pasangan hidup. Karakter tarian ini banyak menampilkan gerakan lincah dari sisi yang satu ke sisi lainnya. Tari lenggang nyai juga menceritakan tentang keceriaan dan juga keluwesan gadis mudah Betawi.
Ini juga merupakan tarian daerah Betawi dengan topeng sebagai ciri khasnya. Ini merupakan perpaduan dari tarian, nyanyian dan juga musik seperti pertunjukan teater yang bersifat teatrikal dan komunikatif dari gerakannya.
Ketika ditampilkan, para penari akan keluar memakai topeng yang mengangkat tema bervariasi seperti cerita legenda, kritik sosial, kehidupan masyarakat dan sebagainya.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Betawi
Provinsi Jambi adalah provinsi yang ada di Pulau Sumatera yang mayoritas dihuni oleh suku Melayu. Untuk itu, kebudayaan Melayu juga sangat lekat dalam kehidupan masyarakat Jambi seperti yang tertuang dalam beberapa tarian daerah Jambi.
Tari inai adalah salah satu dari macam macam tarian daerah Jambi lebih tepatnya berasal dari Desa Teluk Majelis. Tarian ini merupakan seni pertunjukkan kombinasi seni musik dengan seni tari yang biasanya hanya dilakukan di rumah mempelai wanita namun tidak dilakukan di rumah mempelai pria.
Tari inai ini berfungsi sebagai ritual menjaga calon mempelai wanita dari gangguan supranatural manusia atau makhluk halus. Gerakan tarian ini terdiri dari gerakan pembuka, isi dan juga penutup. Gerakan tarian ini juga dikombinasikan antara gerakan hewan atau kejadian alam sehingga terlihat seperti gerakan silat.
Ketika dipertunjukkan, para penari mengenakan busana khas Melayu yakni baju gunting cina atau baju kecak musang. Bagian kepala ditutup dengan peci, celana panjang yang longgar, kain sarung atau songket di bagian pinggang atas lutut.
Ini merupakan tarian tradisional dari suku Kubu yakni suku di perbatasan antara provinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Tarian biasanya dilakukan oleh 5 orang pria dan 5 orang wanita menggunakan pakaian masyarakat suku Kubu sehari hari.
Gerakan dari tarian daerah ini menggunakan gerakan tangan dan hentakan kaki. Pada bagian akhir tarian akan menggambarkan seseorang yang sedang terserang penyakit lalu diangkat dan didoakan dengan mantera.
Tarian ini merupakan tari tradisional yang diadaptasi dari upacara adat masyarakat Kerinci yakni niti naik mahligai. Upcara tersebut dulu dilaksanakan ketika ingin memilih pemimpin di kerajaan Bukit Kaco, perbatasan Kerinci dengan Bungo.
Ketika ditampilkan, tarian nitih mahligai ini akan diiringi alat musik tradisional gendang dan lantunan nyahu sang pawang dan penari akan bergerak mengikuti dengan irama musik.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Jambi
Jawa Barat yang mayoritas dihuni oleh suku Sunda ini juga memiliki peradaban tinggi sejak dulu yang bisa terlihat dari prasasti dan juga candi peninggalan kerajaan Hindu dan Budha. Sunda juga memiliki berbagai kebudayaan seperti salah satunya adalah tarian tradisional.
Ketuk tilu merupakan tarian hiburan atau pergaulan yang menjadi cikal bakal tari jaipong. Dari catatan sejarahnya, tarian daerah ini dulu dilakukan untuk menyambut panen padi sebagai bentuk rasa syukur pada Dewi Sridewi yakni dewi padi dalam kepercayaan masyarakat Sunda.
Gerakan tarian ini terdiri dari beberapa jenis seperti pencak, goyang, gitek, muncid dan juga geol. Sedangkan setiap gerakan juga memiliki nama nama seperti bajing luncat, oray orayan, depok, lengkah opat, band karet dan masih banyak lagi.
Tari jaipong atau disebut dengan jaipongan adalah tarian yang diciptakan pada tahun 1961 oleh Gugum Gumbira. Ketika itu, Presiden Soekarno melarang musik rock n roll dan musik barat lain sehingga akhirnya diciptakan tari jaipong yang merupakan perpaduan dari gerakan ketuk tilu, pencak silat dan juga topeng banjet.
Dulu, tarian jaipong lebih mengutamakan kehalusan dan sopan santun dimana penari perempuan akan menundukkan pandangan dan tidak boleh menatap pasangan. Sedangkan untuk sekarang, tari jaipong sudah terpengaruh dari budaya bangsa Barat sehingga penari harus fokus menatap pasangan sebagai bentuk komunikasi visual.
Ini merupakan tarian tradisional kreasi baru yang diciptakan Raden Tjeptjep Somantri tahun 1950. Seperti namanya, tarian daerah Jawa Barat ini memang terinspirasi keanggunan gerakan dan warna ekor dari burung merak.
Ketika ditampilkan, maka para penari akan mengenakan pakaian seperti motif bulu merak. Kain dan pakaian menggambarkan bentuk dan warna dari bulu merak yang sedang mengembang ditambah dengan mahkota berbentuk kepala merak yang disebut dengan singer. Singer ini nantinya akan bergoyang ketika para penari menggerakan kepala mereka.
Masing masing penari akan berperan sebagai merak jantan dan betina yang biasanya diiringi alat musik gamelan. Meski tarian ini menggambarkan keanggunan merak jantan, namun tarian ini tetap dibawakan oleh wanita.
Ini merupakan tarian daerah Cirebon termasuk juga Brebes, Indramayu, Jatibarang dan juga Losari. Tari topeng klana ini merupakan salah satu jenis tari topeng Cirebon yang menceritakan tentang Prabu Minakjingga yang tergila gila dengan kecantikan Ratu Kencana Wungu.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Jawa Barat
Mayoritas suku yang ada di Indonesia adalah suku Jawa dengan populasi lebih dari 100 juta jiwa. Kebudayaan Jawa sendiri tersusun dari banyak elemen seperti salah satunya tarian daerah yang cukup bervariasi.
Tari kukila merupakan tarian tradisional yang memperagakan gerakan burung. Dari irama hingga gerak terlihat sangat dinamis sekaligus lincah. Tari kukila ini merupakan tarian tradisional Jawa Tengah yang diambil dari tingkah laku hewan yang umumnya dilakukan para wanita lengkap dengan pakaian berwarna warni.
Tari lengger merupakan tarian daerah Jawa Tengah yang dilakukan pria dan wanita. Ini merupakan tarian pengembangan tari tayub yang sudah ada sejak zaman dulu hingga saat ini. Nama tarian diambil dari kata le yang berarti anak laki laki dan ger yang berarti ramai atau geger.
Dulu tarian ini sempat dianggap negatif sebab gerakan dan adegan tari yang dikatakan bisa mengundang birahi. Para penonton juga sering ikut menari namun dalam keadaan mabuk. Sesudah itu, tarian diubah oleh Sunan Kalijaga sehingga menjadi sarana dakwah dengan ajaran untuk mengingat Tuhan.
Tari topeng ireng merupakan salah satu tarian daerah Jawa Tengah khususnya, Borobudur, Magelang. Kesenian tradisional ini awalnya berkembang di lereng Gunung Merapi Merbabu sejak zaman Belanda karena pada zaman tersebut pemerintahan Belanda melarang masyarakat untuk melakukan silat sehingga akhirnya diciptakan tarian dengan menggunakan gerakan silat yang diiringi gamelan.
Nama topeng ireng ini berasal dari kata toto lempeng irama kenceng. Toto memiliki arti menata, lempeng memiliki arti lurus, irama berarti nada dan juga kencengan yang berarti keras. Pada intinya, tarian ini memberikan nasihat tentang kebaikan hidup yang pada saat itu juga dijadikan sebagai penyebar agama Islam.
Tarian ini terinspirasi dari seni topeng. Dalam tataran kebudayaan nusantara, topeng sendiri memiliki sejarah yang panjang yang sudah ada sejak zaman pra sejarah. Warna, guratan wajah dan juga bentuk dari topeng memberikan simbol dari berbagai macam sifat manusia dari mulai baik, angkuh, bijaksana dan sebagainya.
Rancak denok terdiri dari dua kata yakni rancak dan denok. Rancak berarti dinamis dan cepat, sedangkan denok berarti perempuan. Secara harafiah nama rancak denok bisa diartikan sebagai tari kreasi Semarangan yang dilakukan wanita secara dinamis menggunakan properti topeng.
Tari jlantur adalah tarian daerah yang berasal dari Boyolali. Tarian ini umumnya dilakukan sekitar 40 orang pria yang menurut sejarah ternyata menjadi tarian yang menggambarkan perjuangan Pangeran Diponegoro ketika melawan penjajah. Dari berbagai sumber, para penari tarian ini selalu menggunakan ikat kepala sambil membawa kuda tiruan.
Ini merupakan salah satu tarian tradisional yang berkisah tentang penjajah yang hampir mengalami kemunduran kemudian dijadikan ide untuk membuat tarian ini. Tari prawiroguno ini umumnya mengangkat tema peperangan dan gerakan para penari akan terlihat seperti prajurit yang membawa pedang atau samurai serta tameng sambil berlenggak lenggok seperti ketika sedang menyerang musuh.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Jawa Tengah
Jawa Timur yang juga termasuk Pulau Madura memiliki antropologis kebudayaan yang sedikit berbeda dengan kebudayaan Jawa Timuran. Provinsi Jawa Timur memiliki kebudayaan yang terbilang maju sejak zaman dulu seperti yang ditemukan pada prasasti dan juga candi peninggalan kerajaan terdahulu seperti Medang Kamulan, Majapahit, Kanjuhuran dan sebagainya. Hal ini juga terlihat pada peninggalan kebudayaan kebendaan seperti senjata, rumah adat alat musik tradisional, pakaian adat dan juga pada tarian adat seperti berikut ini.
Tarian ini terinspirasi dari kota Pacitan yang dalam perjuangannya senang minum sari mengkudu atau pace. Tarian ini diciptakan Anang seorang pendiri Sanggar Biarak Pacitan dimana tarian ini mengakomodasi sejarah buah pace dan juga untuk memperkenalkan batik pace.
Tari gandrung masran adalah tarian daerah yang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Tarian ini berasal dari kesenian yang berkembang pada tahun 1890 yang dilakukan oleh pria berusia 7 sampai 14 tahun. Tarian nantinya akan diiringi dengan alat musik gendang serta rebana yang diadakan dari satu kampung ke kampung lainnya.
Salah satu penari yakni Marsan masih terus melakukan kesenian ini hingga berusia 40 tahun yang dikenal sangat pintar memerankan sebagai wanita. Dari tarian ini, Marsan ingin menyampaikan pesan damai pada masyarakat. Kata gandrung dalam tarian digunakan sebab tarian ini dibawakan secara berkeliling dari kampung ke kampung.
Ini merupakan tarian yang gerakannya meniru tingkah laku kethek atau kera. Ketika ditampilkan, tarian akan dilakukan 4 orang penari yakni 3 penari perempuan dan 1 orang laki laki yang berperan sebagai kethek. Para wanita nantinya akan berperan sebagai dayang dayang dan salah satunya berperan sebagai putri Dewi Sekartaji yakni putri Kerajaan Jenggala, Sidoarjo. Untuk penari pria akan berperan sebagai Raden Panji Asmorobangun dari Kerajaan Dhaha Kediri.
Ini merupakan tarian yang berasal dari Jember, Jawa Timur. Tarian ini menceritakan tentang kehidupan para petani tembakau di Jember yang akan dipentaskan oleh para wanita dan menjadi kesenian tradisional yang sangat terkenal di Jawa Timur.
Gambar tarian daerah yang menggunakan properti diatas adalah reog ponorogo yang berasal dari Jawa Timur. Budaya sekaligus seni ini seringkali dihubungkan dengan berbagai hal mistis dan juga kekuatan spiritual bahkan sampai kekuatan dunia hitam. Tarian ini biasanya akan dipentaskan pada hari besar nasional, festival tahunan, pernikahan dan juga khitanan.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Jawa Timur
Suku mayoritas yang ada di Kalimantan Selatan adalah suku Banjar yang sekaligus juga menjadi ikon kebudayaan provinsi Kalimantan Selatan. Salah satu peninggalan kebudayaan yang masih bisa dilihat hingga sekarang adalah tarian daerahnya seperti yang akan kami jelaskan berikut ini.
Tari kanjar atau kakanjaran adalah tarian dari Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan yang menjadi tarian hiburan adat suku Dayak dengan kepercayaan Kaharingan peninggalan leluhur. Tarian daerah ini umumnya akan ditampilkan dalam selamatan banih ringan dan banih barat. Banih ringan merupakan padi yang baru saja panen di kelompok persawahan dengan curah hujan yang sedikit dan menjadi benih padi yang cepat panen. Sedangkan banih barat adalah padi tunggal di tanah pegunungan yang biasanya hanya digarap dan ditanami padi setiap 7 sampai 10 tahun yang kemudian menjadi inspirasi dari tari kanjar.
Bagandut merupakan tarian asal Kalimantan Selatan yang merupakan jenis tarian daerah berpasangan. Dulunya, tarian ini lebih memperlihatkan erotisme para penari sama seperti tari tayub dan juga tari ronggeng. Tarian ini awalnya hanya dimainkan pada lingkungan kerajaan dan baru sekitar tahun 1860 berkembang pesat di seluruh kerajaan sekaligus menjadi kesenian yang banyak diminati rakyat biasa. Tarian daerah ini biasanya akan dimainkan dalam penggalangan dana kampung, malam perkimpoian, hajad dan beberapa acara lainnya.
Sejak tahun 1960, tarian ini sayangnya tidak berkembang lagi dan faktor dari agama Islam menjadi penyebab utama kesenian ini hilang ditambah juga dengan gerusan kesenian modern. Hingga saat ini, tarian sebenarnya masih dilakukan meski tidak seperti tari bagandut yang dulu namun hanya sebagai pengingat dan melestarikan kesenian tradisional khas masyarakat suku Banjar.
Tari babangsai adalah tarian tradisional Kalimantan Selatan yang merupakan salah satu tari ritual suku Dayak Bukit yang dilakukan di balai adat Pegunungan Meratus. Tarian ini hampir serupa dengan tari kanjar namun tari babangsai dilakukan oleh wanita. Tarian ini biasanya memiliki gerakan berputar mengitari poros yakni altar untuk meletakkan sesaji.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Kalimantan Selatan
Suku Dayak merupakan suku mayoritas provinsi Kalimantan Tengah yang sangat terlihat dari setiap kebudayaan di Kalimantan Tengah. Ada banyak kebudayaan Kalimantan Tengah yang masih bisa dilihat hingga saat ini seperti salah satunya tarian daerah.
Pada awalnya, tarian daerah ini berasal dari suku Dayak Ma’anyan yang kemudian mulai berkembang di Kalimantan Tengah serta Kabupaten Barito. Kata giring giring atau dalam bahasa Kalimantan disebut dengan gangerang merupakan bambu yang diisi dengan biji piding.
Masyarakat Kalimantan Tengah dan Kabupaten Barito menganggap tarian ini sebagai bentuk luapan ekspresi, kegembiraan dan rasa senang yang terlihat dari hentakan tongkat gantar yang dipegang di tangan kiri ke lantai. Sementara tangan kanan penari akan memegang bambu yang diisi kerikil dan digoyangkan sehingga terdengar bunyi yang sangat khas. Kaki para penari nantinya akan mengikuti irama musik sambil bergerak maju dan mundur.
Tarian ini berasal dari suku Dayak yang merupakan gabungan dari seni tari, bela diri, teatrikal dan juga seni perang. Nama tarian ini diambil dari kata kinyah yang berarti tari perang memakai mandau sebagai senjata. Dulu, tarian ini dilakukan untuk persiapan membunuh sekaligus memburu kepala musuh sebab para pemuda Dayak dulu harus berburu kepala untuk banyak alasan yang berbeda untuk setiap sub suku. Sebagai persiapan fisik, maka tarian perang atau kinyah mandau ini dilakukan.
Gambar tarian daerah dan asalnya diatas adalah tari manasai yang berasal dari Kalimantan Tengah yang juga disebut sebagai tari selamat datang. Tarian dilakukan oleh pria dan wanita dengan barisan selang seling membentuk lingkaran. Ini merupakan tarian interaktif yang sekaligus juga mengajak penonton untuk ikut menari bersama. Semua orang bisa ikut dalam tarian dari tua hingga muda. Dengan bergabungnya penonton, maka lingkaran yang terbentuk juga akan semakin besar.
Tari mandau adalah salah satu dari macam-macam tarian daerah dengan menggunakan mandau sebagai properti. Ketika dipentaskan, maka gerakan yang terlihat lebih kepada atraksi dan juga seni indah sambil memainkan senjata mandau dan juga tameng.
Berbeda dengan tari kinah mandau, tari ini lebih mengedepankan unsur teatrikal dan seni perang sehingga para penonton akan melihat berbagai adegan berbahaya dalam tarian ini seperti mengayunkan dan menggigit senjata.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur memiliki dua etnis terbesar yakni Dayak dan juga Kutai sehingga kedua suku ini juga sekaligus menjadi ikon wisata dan kebudayaan Kalimantan Timur. Dari sekian banyak kebudayaan menarik yang ada di Kalimantan Timur, tarian daerah menjadi salah satu kebudayaan yang sangat beragam dan indah seperti berikut ini.
Tari burung enggang atau juga disebut dengan tari enggang menjadi salah satu tarian yang sangat terkenal di Kalimantan Timur terutama suku Dayak Kenyah. Tarian ini umumnya ditampilkan oleh wanita suku Dayak. Menurut kepercayaan masyarakat Dayak Kenyah, nenek moyang mereka berasal dari langit yang turun ke bumi menyerupai burung enggang sehingga tarian ini dianggap sebagai penghormatan pada para leluhur mereka.
Burung enggang juga menjadi burung yang sangat dimuliakan oleh masyarakat Dayak khususnya suku Dayak Kenyah. Bulu burung enggang juga selalu ada di setiap acara adat dan juga tarian seperti salah satunya tari burung enggang tersebut.
Tari ganjur berasal dari Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur yang termasuk jenis tarian penting dalam Festival Erau karena tarian ini akan dilakukan setiap malam sebagai bagian dari rangkaian ritual bepelas. Selain itu tari ganjur juga sering dilakukan pada seremoni penyambutan tamu agung, upacara penobatan Sultan Kutai dan beberapa acara sakral lainnya.
Tarian ini umumnya dilakukan pria dan wanita dari kalangan Keraton Kutai dengan ciri khas sejenis gada kayu berlapis kain atau sering disebut dengan ganjur. Ganjur tersebut akan dimainkan 2 orang penari pria secara berpasangan dengan gerakan seperti akan menyerang. Sedangkan untuk wanita akan memakai perlengkapan kipas ketika menari.
Tari hudoq merupakan gambar tarian daerah menggunakan properti topeng sebagai bentuk perwujudan para leluhur, hewan dan juga dewa. Tarian ini umumnya tampil pada acara pembukaan lahan pertanian atau sesudah menanam padi di ladang. Kepercayaan masyarakat suku Dayak menganggap tarian ini menjadi ritual permohonan pada Tuhan supaya hasil panen yang diberikan bisa berlimpah.
Nama tarian hudoq diambil dari kata hudoq yang berarti menjelma sehingga topeng digunakan sebagai properti tarian sebagai wujud dari hewan atau hama yang dianggap perusak tanaman seperti monyet, burung gagak, tikus, babi dan beberapa hewan lainnya. Topeng juga melambangkan burung elang yang dianggap sebagai pelindung dan memelihara hasil panen masyarakat Dayak dan ada juga topeng manusia sebagai lambang para leluhur atau nenek moyang mereka.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Kalimantan Timur
Lampung merupakan provinsi yang ada paling selatan di Pulau Sumatera yang letaknya berdekatan dengan Pulau Jawa sehingga sering dijadikan tujuan transmigrasi penduduk Jawa. Inilah yang kemudian menyebabkan penduduk di provinsi ini heterogen seperti beberapa suku bangsa Jawa, Bali, Sunda dan juga tentunya Lampung. Sedangkan salah satu kebudayaan yang masih tetap dilestarikan hingga sekarang adalah beberapa jenis tarian tradisional seperti berikut ini.
Tarian daerah ini merupakan tarian bernafaskan ajaran agama Islam yang mencerminkan kehidupan masyarakat Lampung yang ramah dan juga terbuka sehingga dijadikan simbol persahabatan dan pergaulan muda mudi Lampung dengan tetap berkomitmen pada agama.
Dari catatan sejarah, tari bedana ini berkembang di Lampung bersamaan dengan masuknya ajaran Islam. Pada awalnya, tarian ini hanya dilakukan oleh pria secara berpasangan atau kelompok serta hanya bisa dilihat oleh keluarga yakni ketika ada anggota keluarga yang hatam Al-Quran. Akan tetapi seiring dengan berkembangnya zaman, tarian bedana ini kini bisa dilihat oleh masyarakat umum.
Tari cangget adalah tarian muda mudi Lampung yang dulu dikatakan pada tahun 1942 sebelum bangsa Jepang datang ke Indonesia, tarian daerah ini selalu tampil pada setiap acara yang berkaitan dengan gawi adat seperti panen raya, upacara mendirikan rumah dan digunakan juga untuk mengantar seseorang yang akan menunaikan ibadah haji.
Ketika ditampilkan, tarian ini akan diiringi musik tradisional seperti 2 buah gong, 1 buah bende, 1 buah gujeh, canang, 8 hingga 12 lunik, 1 buah gendang dan juga 2 buah pepetuk. Tarian ini menjadi ciri khas dari masyarakat Lampung dari sekian banyak ikon khas Lampung.
Tari melinting merupakan tarian tradisional dari Melinting, Kecamatan Labuhan Meringgai, Kabupaten Lampung yang dianggap sebagai salah satu kesenian klasik sebab sudah ada sejak agama Islam masuk ke nusantara.
Nama tarian ini diambil dari kata melinting yang berarti membawa yang muncul bersamaan dengan masuknya ajaran agama Islam sehingga bisa dikatakan tarian ini membawa misi Islam. Selain itu, tari melinting juga dipercaya dibuat oleh Ratu Melinting yakni seorang ratu yang memimpin sebuah daerah bernama melinting.
Ini merupakan tari kreasi baru asal Lampung yakni pengembangan dari tari sembah yang juga merupakan tarian asli dari Lampung. Dari peraturan daerah, tari sigeh pengunten ini diresmikan sebagai tarian Lampung ketika akan menyambut tamu penting. Koreografi tarian daerah ini menggunakan unsur dari banyak tari tradisional Lampung ketika ditampilkan.
Tarian ini menggambarkan kegembiraan dengan kedatangan tamu undangan yang juga menjadi bentuk penghormatan pada para tamu undangan yang sudah hadir.
Tari merak merupakan tarian daerah yang sudah cukup banyak ditampilkan di seluruh Indonesia dan bahkan hampir setiap provinsi juga memiliki tari merak tersebut. Tarian ini berguna sebagai penyambutan gelar yang melambangkan keluhuran budi serta susila dari masyarakat Lampung.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Adat Lampung
Maluku merupakan provinsi yang terkenal akan sejarah paling tua diantara provinsi Indonesia yang lain. Menurut catatan sejarah mengenai Maluku ditemukan tablet tanah liat di Mesopotamia, Iran dan juga Mesir yang mengatakan jika Pulau Maluku merupakan negeri kaya dari timur. Ada begitu banyak kekayaan alam yang dihasilkan Maluku seperti emas, cengkeh dan juga mutiara. Selain itu, Maluku juga memiliki kekayaan kebudayaan yang tetap dilestarikan hingga sekarang seperti salah satunya tarian daerah.
Tari lenso adalah tarian yang dilakukan para wanita dengan menggunakan sapu tangan serta selendang sebagai properti khas ketika menari. Menurut sejarah, tari ini sudah ada sejak bangsa Portugis berkunjung ke Maluku dan berasal dari Portugis yang kemudian tetap masih ditarikan sesudah Portugis meninggalkan Maluku.
Kata lenso sendiri berarti sapu tangan sehingga digunakan sebagai atribut ketika menari. Tarian ini tidak hanya terkenal di kalangan masyarakat Maluku namun juga untuk masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara. Akan tetapi tari lenso di kedua daerah ini sedikit memiliki perbedaan. Jika di Minahasa tarian ini dilakukan oleh pria dan wanita serta memakai atribut selendang. Sementara di Maluku hanya dilakukan wanita dan menggunakan sapu tangan ketika menari.
Tari saureka reka merupakan jenis tari pergaulan dari provinsi Maluku yang dilakukan muda mudi yakni pria yang memainkan gaba gaba dan perempuan menari sambil menghindari gaba gaba tersebut. Gaba gaba sendiri merupakan pohon sagu yang dipakai untuk properti atau atribut menari sekaligus sebagai musik pengiring tarian.
Tarian ini dikatakan sudah ada sejak zaman dulu di Maluku khususnya Maluku Tengah yang biasa dilakukan petani sagu ketika musim panen. Tarian dilakukan sebagai bentuk syukur atas hasil panen yang didapatkan.
Tari katreji biasanya dilakukan berpasangan antara pria dan wanita yang berfungsi sebagai hiburan pada acara perayaan adat, pernikahan, acara penyambutan dan beberapa acara lainnya. Tarian ini juga dikatakan sudah ada sejak bangsa Portugis dan Belanda datang ke Indonesia yang selain mencari rempah rempah namun sekaligus membawa budaya mereka ke Maluku sehingga berpengaruh pada perkembangan budaya Maluku.
Tari orlapei adalah tarian daerah Maluku yang biasanya ditampilkan dalam acara penyambutan para tamu. Tarian tersebut menggambarkan acara penyambutan para tamu kehormatan. Ketika dipertunjukan, para penari juga akan menggunakan gaba gaba yakni tangkai pohon sagu atau rumbia sekaligus diiringi juga dengan alat musik tradisional Maluku seperti ukulele, tifa, suling bambu dan juga gitar.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Maluku
Maluku Utara adalah provinsi baru yang dibentuk pada 4 Oktober 1999 sehingga terpisah dari provinsi induk Maluku. Provinsi Maluku Utara juga memiliki beberapa tarian khas yang beberapa diantaranya akan kami jelaskan berikut ini.
Ini merupakan salah satu dari macam macam tarian daerah jenis tari perang yang dilakukan para pria namun juga ada beberapa wanita yang ikut menjadi penari pendukung. Tarian ini dulu berasal dari tradisi masyarakat Maluku Utara ketika para prajurit akan menuju medan perang atau sesudah pulang berperang yang sekarang ini dijadikan sebagai bagian tradisi upacara adat.
Tarian ini semakin meluas ke daerah sekitar sebab pengaruh kerajaan pada masa itu. Sekarang, tari cakalele tidak lagi digunakan sebagai tari perang namun hanya untuk acara yang bersifat pertunjukan atau perayaan adat.
Lalayon merupakan tarian pergaulan yang memiliki makna berbau romantis dan juga percintaan sehingga juga dibawakan secara berpasangan dengan gerakan indah di sepanjang tarian. Untuk lagu yang digunakan adalah lagu berirama Melayu yang menjadi elemen penting untuk mendukung kesan romantis tarian tersebut.
Salai jin merupakan tarian daerah Ternate, Maluku Utara yang memiliki nilai magis serta menjadi tarian etnik suku asli Ternate. Pesan dalam tarian ini juga ditujukan pada makhluk gaib yakni makhluk jin.
Dulu, tari salai jin ini digunakan nenek moyang dan masyarakat Ternate untuk berkomunikasi dengan jin di alam gaib. Tujuan komunikasi tersebut adalah untuk meminta bantuan pada jin untuk mengatasi masalah yang dihadapi manusia seperti penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga.
Tari soya soya merupakan tarian daerah Maluku Utara yang biasa ditampilkan pada pembukaan acara atau menyambut tamu kehormatan yang juga memiliki peran penting bagi masyarakat Maluku. Tarian ini diciptakan Sultan Baabullah untuk menyemangati pasukan Ternate ketika Sultan Khairun meninggal yakni ayah dari Sultan Baabullah yang tewas ketika merebut Benteng Nostra Senora del Rosario atau Benteng Kastela dari Portugis tanggal 25 Februari 1570.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Maluku Utara
Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi yang terdiri dari beberapa pulau dengan 2 pulau berukuran besar yakni Lombok dan juga Pulau Sumbawa. Di Pulau Lombok dihuni dengan mayoritas suku Sasak dan untuk Pulau Sumbawa dihuni mayoritas suku Bima. Salah satu kebudayaan yang masih bisa kita lihat hingga sekarang adalah aneka jenis tarian daerah Nusa Tenggara Barat seperti beberapa yang akan kami ulas berikut ini.
Tari buja kadanda merupakan tarian tradisional dari Bima, Nusa Tenggara Barat yang menceritakan tentang dua prajurit yang sedang berperang. Tarian ini dibawakan oleh 2 orang pria berpakaian layaknya prajurit lengkap dengan tombak dan perisai.
Dari sejarahnya, tarian ini berkembang di luar istana kerajaan sehingga bisa dikatakan jika tarian ini adalah murni ciptaan rakyat yang kemudian dikenal di masyarakat luas. Buja kadanda adalah tombak berumbai bulu ekor kuda yang dipakai para penari ketika menari sehingga tarian ini disebut dengan tari buja kadanda atau juga disebut dengan mpa’a buja kadanda.
Tarian ini berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat yang dilakukan berpasangan antara penari pria dan wanita. Tarian daerah ini hampir sama dengan tari gandrung di Jawa dan Bali, namun tetap ada perbedaan dari gerakan, kostum dan cara tarian tersebut dipertunjukan.
Tarian ini awalnya hanya dijadikan hiburan bagi prajurit sesudah pulang berperang. Akan tetapi dengan perkembangan zaman, tari gandrung Lombok ini sudah menjadi tradisi masyarakat sekitar.
Tari lenggo adalah tarian tradisional dari Bima, Nusa Tenggara Barat yang dibagi menjadi 2 yakni lenggo Melayu dan juga lenggo mbojo. Untuk tari lenggo Melayu biasanya dilakukan oleh penari pria, sedangkan lenggo mbojo dilakukan oleh wanita. Dari sumber sejarah dikatakan jika tari lenggo yang pertama kali diciptakan adalah lenggo Melayu oleh mubalig dari Sumatera Barat bernama Datuk Raja Leko. Sultan Abdul Khair Sirajuddin lalu terinspirasi untuk menciptakan tarian bagi penari putri yakni lenggo mbojo atau disebut juga dengan lenggo siwe.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian NTB
Nusa Tenggara Timur atau biasa disebut dengan NTT adalah provinsi yang dulu merupakan bagian Kepulauan Sunda Kecil. Nusa Tenggara Timur ini terdiri dari beberapa pulau yakni Pulau Flores, Sabu, Adonara, Solor, Sumba, Komodo, Alor, Timor, Rote, Lembata dan juga Pulau Palue. Ada begitu banyak kebudayaan yang dimiliki NTT seperti salah satunya adalah tarian daerah.
Atoni meto merupakan salah satu dari macam macam tarian daerah NTT yang menggambarkan para pemuda Suku Dawa yang pintar berburu dengan daun lontar. Suku Dawan menjadi salah satu suku tertua dan terbesar di Pulau Timor, NTT yakni sebuah kawasan kering dan curah hujan rendah setiap tahunnya namun tetap banyak ditumbuhi dengan pohon silawan.
Tarian ini biasanya dilakukan oleh 4 hingga 6 pasang pria dan wanita mengenakan pakaian adat khas Nusa Tenggara Timur yang sudah dimodifikasi pada beberapa bagian. Daun lontar dijadikan properti utama yakni digunakan sebagai pelengkap pakaian seperti hiasan kepala wanita penari.
Tari bidu merupakan tarian daerah NTT khususnya daerah Belu yang biasanya ditampilkan pria dan wanita dengan busana adat. Ini merupakan tarian tradisional yang cukup terkenal bagi masyarakat Belu yang dulu dikatakan juga sebagai sarana mencari jodoh muda mudi.
Tari caci merupakan kesenian tradisional jenis tarian perang khas Manggarai di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Tarian dilakukan oleh 2 orang pria yang saling bertarung memakai cambuk dan perisai. Menurut catatan sejarah, tarian ini berawal dari tradisi masyarakat untuk bertarung ketika ingin menguji keberanian dan ketangkasan yang kemudian berkembang menjadi kesenian.
Ini merupakan tarian penyambutan atau selamat datang khas Kupang, NTT yang biasanya akan ditutup dengan menyajikan sirih dan pinang sebagai simbol penerimaan masyarakat terhadap tamu. Dulu, tarian ini banyak digunakan masyarakat Kupang untuk menyambut bangsawan, orang yang dituakan atau tamu penting. Tari cerana ini sangat terkenal juga di beberapa daerah sekitarnya sehingga bisa dikatakan sebagai tarian daerah yang populer.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian NTT
Tari sajojo adalah jenis tari pergaulan khas Papua yang menceritakan tentang gadis cantik idola para pemuda. Tarian ini sangat terkenal yang bahkan sampai ke seluruh penjuru Indonesia.
Tarian ini tidak membatasi jumlah penari sama seperti tari yospan. Tarian akan diiringi dengan musik dinamis, menghentak dan juga gembira sehingga semakin memperkuat kebersamaan dan pergaulan para masyarakat.
Tarian yospan adalah tarian tradisional dari Papua yang masuk dalam jenis tari pergaulan atau tari persahabatan. Yosim pancar atau disingkat dengan yospan adalah gabungan dari tarian rakyat Papua seperti yosim dan juga pancar.
Tarian ini memperlihatkan gerakan akrobatik di udara yang pada awalnya disebut dengan pancar gas atau disingkat menjadi pancar.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Papua
Tari magasa adalah tarian yang berasal dari masyarakat suku Arfak, Papua Barat. Tarian ini umumnya dilakukan secara massal oleh penari wanita dan pria yang saling bergandengan tangan dan membentuk barisan memanjang seperti ular sehingga tarian ini juga sering disebut dengan tari ular.
Tarian ini dikatakan sudah ada sejak dulu yang menjadi tradisi masyarakat Suku Arfak yakni suku asli yang sudah sekian lama tinggal di wilayah Pegunungan Arfak di Manokwari, Papua Barat. Tarian ini dulu dipertunjukan untuk merayakan keberhasilan ketika melakukan sesuatu dan juga menyambut tamu kehormatan yang datang.
Tari perang merupakan tarian daerah Papua Barat selanjutnya yang melambangkan kepahlawanan dan juga kegagahan masyarakat Papua. Tarian biasanya dilakukan masyarakat pegunungan dan dilakukan ketika kepala suku memberi perintah untuk berperang sebagai penambah semangat sebelum perang.
Tari perang ini masuk dalam jenis tarian kelompok dan bahkan bisa dijadikan tarian kolosal sebab tidak ada batas jumlah penarinya. Tarian akan diiringi dengan tifa dan alat musik lain sekaligus lantunan lagu lagu untuk memberi semangat.
Tari suanggi adalah tarian daerah Papua Barat yang berkisah tentang suami yang ditinggal mati oleh sang istri karena sudah menjadi korban angi angi atau jejadian. Tarian ini biasanya diawali dengan sebuah ritual sama seperti tari perang yang memang mengandung nuansa magis yang kental.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Papua Barat
Sulawesi Selatan adalah provinsi yang memiliki penduduk heterogen seperti suku Bugis, Makassar dan juga Mandar yang paling mendominasi. Masing masing suku ini juga memiliki ciri khas adat dan budaya yang berbeda beda seperti salah satunya tarian tradisional.
Gambar tarian daerah dan asalnya diatas adalah tari pa’gellu yang berasal dari Tana Toraja yang biasanya dilakukan pada rangkaian upacara adat Pa’gellu atau ma’gelly yang dalam bahasa setempat berarti menari dengan gembira dan meliuk liuk sambil menggoyangkan badan dan tangan dengan gemulai sebagai ucapan kegembiraan dan sukacita.
Gerakan dasar tarian ini adalah gambaran kehidupan yang diisi dengan semangat, kesopanan, keseimbangan dan juga kebersamaan. Upacara rambu tuka atau acara syukuran juga selalu dimeriahkan dengan tari pa’gellu ini.
Tari pakarena adalah tarian daerah Sulawesi Selatan yang diiringi dengan 2 kepala drum atau gandrang serta alat musik lain seperti suling yang disebut dengan puik puik. Tarian ini pertama kali ada pada abad ke-17 yakni tahun 1903 ketika Panali Patta Raja dilantik menjadi raja di Gantarang Lalang Bata.
Meski begitu, tidak ada informasi khusus yang menyebutkan kapan sebenarnya dan siapa yang menciptakan tarian ini. Namun masyarakat percaya jika tarian ini berhubungan dengan munculnya tumanurung yakni seorang bidadari yang turun dari langit.
Ini merupakan tarian tradisional Sulawesi Selatan yang digelar pada acara pemakaman besar seperti orang dengan kasta tinggi. Ketika dipentaskan, para penari akan memakai pakaian perang tradisional sambil membawa senjata sehingga bisa dikatakan jika tarian ini adalah tari perang atau tari patriotik.
Kata ma’randing sendiri berasal dari kata randing yang berarti mulia. Tarian memperlihatkan kemampuan menggunakan senjata militer dan memperlihatkan keteguhan hati serta kekuatan seseorang yang sudah meninggal selama hidupnya.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Sulawesi Selatan
Jika dibandingkan dengan provinsi lain, Sulawesi Tengah memiliki luas yang lebih besar sehingga juga memiliki suku bangsa yang bervariasi dengan kebudayaan yang juga berbeda beda. Perbedaan tersebut salah satunya bisa terlihat dari tarian daerahnya.
Pamonte adalah tarian dari Sulawesi Tengah yang menceritakan tentang kebiasaan gadis Suku Kaili ketika menyambut panen padi. Tarian ini dilakukan para wanita dengan pakaian petani yang menurut sejarahnya sudah ada sejak tahun 1957. Tarian ini diciptakan oleh seorang seniman besar, putra asli daerah Sulawesi Tengah bernama Hasan. M. Bahasyua yang terinspirasi dari kebiasaan para gadis suku Kaili tersebut.
Tari pontanu merupakan tarian daerah Donggala, Sulawesi Tengah yang dilakukan para wanita. Gerakan tarian ini memperlihatkan aktivitas wanita yang sedang menenun sarung Donggala. Kata pontanu sendiri memiliki arti menenun sehingga tarian ini bisa disebut dengan tarian menenun. Seperti namanya, tari pontanu merupakan bentuk penghargaan terhadap para penenun sarung di daerah Donggala.
Tarian daerah raigo menceritakan tentang kemenangan dalam usaha, ungkapan rasa syukur terhadap hasil panen dan juga luapan kegembiraan pada sang pencipta yang berkembang pesat di masyarakat Sulawesi Tengah khususnya suku Kulawi.
Tarian ini tidak hanya dijadikan hiburan namun juga sebagai pelaksanaan upacara adat di wilayah Kulawi atau Lembah Bada. Tarian akan diiringi dengan syair yang berisi pesan moral dan menjadi bagian dari ungkapan budaya yang sudah dilatarbelakangi dengan emosi religi.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara dihuni dengan masyarakat yang sangat heterogen yang terdiri dari suku Tolaki, Muna, Buton, morenene dan juga Wawonii. Ada beberapa tarian daerah Sulawesi Tenggara yang sangat menarik untuk dilihat seperti beberapa jenis tarian berikut ini.
Tari balumpa adalah tarian daerah Wakatobi, Sulawesi Tenggara terutama daerah Binongko dan Buton. Tarian ini merupakan jenis tari pergaulan yang dilakukan para wanita ketika sedang menyambut tamu. Dulu dikatakan jika tarian ini menceritakan tentang sekelompok gadis yang sangat senang berdendang diiringi dengan lagu daerah serta musik gambus.
Meski tarian ini biasa dilakukan oleh penari wanita, akan tetapi dalam beberapa pertunjukan juga bisa dilakukan oleh pria dan wanita sebagai variasi. Sedangkan untuk jumlah penarinya adalah antara 6 hingga 8 orang penari namun juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Tarian daerah Sulawesi Tenggara selanjutnya adalah tari lumense yang berasal dari Kabupaten Bombana di Kecamatan Kabaena. Kata lumense sendiri diambil dari bahasa penduduk setempat yang terdiri dari dua kata yakni lume yang berarti terbang dan juga mense yang berarti tinggi sehingga bisa diartikan lumense adalah terbang tinggi.
Tarian umumnya ditampilkan untuk menyambut tamu yang hadir di pesta khususnya pesta rakyat. Jumlah penarinya sendiri adalah 12 orang wanita sehingga tarian lumense ini masuk dalam jenis tarian kelompok wanita. Meski semua penari adalah wanita, akan tetapi 6 orang penari akan berperan sebagai laki laki dan 6 orang lagi akan berperan tetap sebagai penari wanita.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Sulawesi Tenggara
Sulawesi Utara menjadi provinsi yang sangat terkenal dengan suku dan etnis beragam. Dari semua suku tersebut, terdapat 4 suku mayoritas yakni Gorontalo, Minahasa, Bolaang Mangondow dan juga Sangihe Talaud. Dari keberagaman suku tersebut, tentunya juga begitu banyak kebudayaan yang masih bisa kita lihat hingga sekarang seperti salah satunya adalah tarian daerah.
Tari gunde merupakan tarian daerah Sangihe, Sulawesi Utara yang dipentaskan oleh wanita dengan gerakan khas dan musik tradisional. Dalam bahasa Sulawesi Utara, gunde berarti lambat atau pelan yang bisa terlihat dari gerakan para penari yang lemah gemulai.
Tarian ini juga melambangkan kesucian wanita yang juga dianggap sakral karena memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Sulawesi Utara.
Tari kabasaran merupakan tarian daerah jenis tari perang dari Minahasa, Sulawesi Utara. Tarian ini umumnya dilakukan para pria lengkap dengan pakaian perang dan senjata seperti tombak, perisai serta pedang.
Dari sejarahnya, tari kabasaran dulu memang merupakan tarian perang yang dilakukan prajurit Minahasa ketika akan berperang dan sesudah pulang dari perang. Tarian juga dulunya hanya bisa dilakukan oleh keturunan penari kabasaran juga sebab biasanya senjata yang digunakan untuk menari juga merupakan senjata warisan turun temurun. Selain karena sifat tarian yang sakral, tarian ini juga tidak bisa dilakukan oleh orang sembarangan.
Tarian mahambak merupakan tarian dari anak suku Bantik, Sulawesi Utara yang merupakan jenis tarian massal oleh pria dan wanita. Para penari nantinya akan melakukan gerakan diiringi dengan nyanyian adat tema persatuan dan kerukunan masyarakat Bantik.
Menurut catatan sejarah, masyarakat suku Bantik dulu terpencar ke beberapa daerah di Sulawesi Utara seperti Molas, Malayalayang, Ongkau dan sebagainya. Karena sulitnya untuk berkomunikasi, maka pertemuan yang sangat berharga tersebut dilakukan dengan cara menarikan tarian mahambak.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Sulawesi Utara
Gorontalo merupakan provinsi yang ada di Pulau Sulawesi yang terbentuk sejak 22 Desember tahun 2000. Meski merupakan provinsi baru, akan tetapi Gorontalo tetap memiliki kebudayaan tersendiri seperti salah satunya tarian daerah.
Salah satu jenis tarian yang sering masuk dalam kliping tarian daerah adalah tari dana dana dari Gorontalo. Kata dana dana diambil dari bahasa daerah Daya Dayango yang berarti menggerakan semua anggota badan sambil berjalan. Tarian ini termasuk jenis tari pergaulan Gorontalo yang umumnya dilakukan 2 hingga 4 orang pria dengan gerakan dinamis dan lincah.
Tarian ini biasanya akan diiringi dengan alat musik rebana dan gabus serta lagu berpantun tema cinta atau nasihat kehidupan remaja. Tarian sering ditampilkan ketika menyambut tamu dan juga perayaan hari besar atau perayaan adat Gorontalo.
Tari saronde juga merupakan tarian daerah Gorontalo yang digelar saat malam pertunangan sebagai rangkaian upacara perkawinan adat. Tarian dilakukan pria dan wanita dengan gerakan khas lengkap dengan selendang sebagai aksesoris menari.
Jika dilihat dari sejarahnya, tarian ini memang merupakan tradisi pernikahan adat masyarakat Gorontalo yang dijadikan sebagai sarana dalam molihe huali yakni menengok atau mengintip calon istri.
Ini merupakan tarian adat Gorontalo yang biasanya dibawakan para remaja dengan diiringi alat musik tradisional provinsi Gorontalo juga yakni jenis idofon yang bunyinya berasal dari bagian badan sendiri. Ketika dipentaskan, penari umumnya akan menggunakan alat musik tersebut sebagai properti.
Tarian ini juga sudah mengalami banyak perkembangan sehingga dibagi menjadi 2 jenis yakni polopalo tradisional dan juga tari polopalo modern yang keduanya berbeda dari segi jumlah penari. Polopalo tradisional biasanya ditarikan tunggal dengan alat musik yang dimainkan sendiri, sedangkan yang modern dilakukan berkelompok dengan iringan alat musik.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Gorontalo
Selain terkenal dengan masakannya bahkan hingga sampai ke mancanegara, Sumatera Barat juga terkenal dengan kebudayaannya yang sangat kental. Masyarakat suku Minangkabau dikenal memang sangat kuat untuk mempertahankan kebudayaan yang dimiliki seperti salah satunya adalah tetap melestarikan tarian daerah mereka.
Tari dindin badindin atau biasa disebut dengan tari indang adalah salah satu jenis tarian daerah dari Sumatera Barat yang sebenarnya merupakan permainan alat musik secara bersama sama. Nama indang berasal dari alat musik tepuk yang digunakan para penari yang disebut dengan ripai yakni instrument yang dimainkan dengan cara ditepuk.
Tarian ini dikatakan sebagai percampuran budaya Melayu dengan kebudayaan Islam pada masa penyebaran agama Islam abad ke-13 yang diperkenalkan oleh Syekh Burhanudin seorang ulama Pariaman sebagai media dakwah sehingga tarian ini memang mengandung beberapa elemen pendukung bernafaskan kebudayaan islam.
Seperti namanya, tarian daerah Sumatera Barat memang ditarikan dengan menggunakan properti piring kecil lengkap dengan lilin menyala ketika menari namun tetap menampilkan gerakan yang atraktif.
Dari beberapa sumber mengatakan jika tarian ini adalah tarian istana yang biasa dilakukan malam hari. Zaman dulu lilin ini berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur rakyat dengan pencapaian yang sudah didapatkan. Namun seiring perkembangan zaman, tarian ini tidak hanya tampil dalam acara adat namun juga ditampilkan sebagai bentuk kesenian dan hiburan.
Tari pasambahan adalah salah satu dari macam macam tarian daerah yang berasal dari Sumatera Barat. Seperti namanya, tarian ini merupakan ungkapan selamat datang ketika menyambut tamu tidak hanya untuk pejabat namun juga untuk pesta pernikahan adat.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Sumatera Barat
Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Sumatera Selatan merupakan perpaduan dari beberapa kebudayaan yang sudah sejak lama terbentuk sehingga juga menghasilkan beberapa peninggalan sejarah kebendaan. Dari mulai rumah adat, pakaian adat dan juga beberapa tarian daerah seperti dibawah ini.
Ini merupakan tarian daerah Kabupaten Bayuasin, Sumatera Selatan yang bercerita tentang persahabatan masyarakat Banyuasin yang dihuni banyak agama dan suku. Tarian ini memiliki makna yang penting tentang sikap gotong royong antar sesama manusia yang kemudian dijadikan latar belakang tari kipas serumpun ini.
Gegerit merupakan tarian tradisional Lahat, Sumatera Selatan yang bercerita tentang perjuangan perempuan ketika menghadapi penjajahan. Dilihat secara etimologi, kata gegerit berarti lelah atau letih atau juga bisa berarti kaki yang tergambar dari gerakan setengah jongkok sambil terus memainkan sayap yang ada di bahu penari.
Tarian umumnya dilakukan 4 orang penari perempuan dengan baju adat Lahat berwarna merah marun. Pada bagian bahu ditambah dengan kain songket menyerupai sayap dan kepala memakai aksesoris ayun ayun, teratai dan cempako serta pilis.
Ini merupakan tarian yang menggambarkan iring iringan pengantin pria pada pernikahan adat Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Tarian ini menggunakan properti jaras yakni rantang berukuran besar yang diikat dengan selendang diatas kepala.
Dalam budaya Lubuklinggau, jaras ini dipakai sebagai penampung barang yang diminta mempelai pria sebagai mahar dari pernikahan. Jaras rombongan mempelai pria biasanya akan dibawa kaum hawa.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Sumatera Selatan
Sumatera Utara adalah provinsi yang berbatasan langsung dengan Nanggroe Aceh Darussalam yang dikenal dengan provinsi yang memiliki beragam suku. Segala suku yang ada di Sumatera Utara tersebut juga tentunya memiliki adat dan kebudayaan yang berbeda beda seperti salah satunya tarian daerah.
Huda huda merupakan nama tarian daerah Sumatera Utara lebih tepatnya dari Kabupaten Simalungun. Tarian ini akan dipertunjukan saat upacara kematian orang yang sudah lanjut usia dengan tujuan untuk menghibur keluarga yang ditinggalkan dan juga para pelayat. Semula, tarian ini hanya diperuntukan bagi keluarga kerajaan saja. Namun dengan seiring berjalannya waktu, tarian ini juga sudah digunakan masyarakat dari berbagai kelas sosial.
Tari moyo merupakan tarian daerah Nias, Sumatera Utara yang juga disebut dengan tari elang sebab gerakannya terlihat seperti gerakan burung elang meski tarian ini dilakukan oleh wanita. Tarian moyo dikatakan sudah ada sejak ratusan tahun lalu yang dulu hanya ditampilkan untuk masyarakat bangsawan saja.
Seiring perkembangan zaman, tari moyo ini kini juga sudah mulai dikenal oleh masyarakat bawah dan masih terus dilestarikan hingga sekarang ini dalam berbagai acara seperti acara adat, hiburan dan juga acara budaya.
Tari piso surit adalah tarian dari suku Batak Karo, Sumatera Utara yang masuk dalam jenis tari selamat datang oleh kelompok penari wanita dan pria. Nama piso surit sendiri diambil dari kata peso surit yang berarti burung yang senang bernyanyi.
Tarian ini menceritakan tentang seseorang yang sedang menantikan kedatangan kekasihnya dan digambarkan seperti seekor burung yang sedang berbunyi seakan sedang memanggil pasangannya.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Sumatera Utara
Seperti namanya, DIY Yogyakarta memang memiliki banyak keistimewaan dan memiliki banyak julukan seperti kota budaya, kota pendidikan, kota seni, kota pariwisata dan sebagainya. Provinsi ini juga sangat dikenal dengan masyarakat yang selalu memegang teguh kebudayaan seperti salah satunya tarian tradisional mereka.
Tari serimpi adalah tarian daerah Yogyakarta yang dipertunjukkan oleh 4 orang wanita. Kata serimpi sendiri memiliki arti 4 meski terkadang bisa ditarikan hingga 5 orang yang dinamakan serimpi renggowati.
Pertunjukan tarian ini biasanya dilakukan selama 3/4 hingga 1 jam yang merupakan seni luhur dan menjadi pusaka Kraton. Tarian ini menggambarkan tentang pertentangan antara dua hal yakni nafsu dan juga akal serta benar dan juga salah.
Tarian daerah ini sering juga disebut dengan beksan lawung saja yang merupakan tarian tradisional kraton Yogyakarta. Biasanya, tarian akan dilakukan 16 orang yang semuanya pria terdiri 2 orang botoh, 4 orang jajar, 4 orang pengampil, 4 orang lurah dan 2 orang salaotho.
Tarian ini dikatakan sebagai salah satu tarian beksan yang diciptakan Sri Sultan Hamengku Buwono I atau Pangeran Mangkubumi tahun 1755 sampai 1792. Tarian ini terinspirasi dari keadaan prajurit abdi dalem raja yang selalu mengadakan latihan watangan.
Tarian Yogyakarta selanjutnya bernama tari golek menak yang terinspirasi dari wayang golek menak. Tarian yang memiliki nilai seni ini diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX karena kecintaannya terhadap wayang golek menak.
Seperti nama, gerakan, alur cerita, tata busana dan juga tokoh, tarian ini diwujudkan sebagai tari golek menak yang tetap terus dilestarikan hingga sekarang sehingga masih bisa kita saksikan dengan mudah.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Yogyakarta
Di provinsi Riau, kebudayaan Melayu berkembang dengan pesat pada masa lalu yang bisa dilihat dari berbagai peninggalan adat Riau dari mulai rumah adat, lagu daerah, pakaian adat hingga ke tarian daerah seperti yang akan kami jelaskan berikut ini.
Tarian persembahan merupakan tarian tradisional dari Riau yang biasanya dipentaskan ketika akan menyambut tamu penting dalam beberapa acara tertentu. Tarian ini mengisahkan tentang masyarakat Melayu provinsi Riau yang selalu bisa menghargai tentang kekerabatan dan juga persahabatan.
Tarian daerah bernama tari makyong merupakan jenis drama tari yang terpengaruh dengan kebudayaan Melayu. Menurut perkiraan, tarian ini sudah ada sejak hampir satu abad yang lalu dan sering dipentaskan di pematang sawah sesudah waktu panen padi. Tarian makyong akan ditampilkan oleh para penari dengan memakai topeng dan diiringi dengan alat musik tradisional seperti rebab, gendang dan juga tetawak.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Riau
Kepulauan Riau merupakan provinsi yang terpisah dengan Riau meski memiliki beberapa kesamaan khususnya dalam pengaruh kebudayaan Melayu dalam adat istiadat masyarakat Kepulauan Riau salah satunya dari tarian daerah seperti yang akan kami bahas berikut ini.
Ini merupakan sebuah kesenian perpaduan unsur tari, musik serta menyanyi yang bercerita tentang kehidupan kerajaan. Tarian akan dilakukan oleh 14 orang penari yang memiliki peran masing masing.
Kata melemang sendiri memiliki arti berdiri sambil membungkukkan badan ke belakang sehingga penari terlihat seperti akan mengambil sesuatu. Untuk sekarang ini, tari melemang sudah dijadikan pertunjukan untuk hiburan rakyat mengingat durasi tarian yang cukup panjang yakni sekitar 1 1/2 jam.
Tandak sedati merupakan salah satu dari macam macam tarian daerah Kepulauan Riau yang sangat disukai masyarakat setempat sebab menjadi media untuk saling bersilaturahmi dan tempat bertemunya para muda mudi antar kampung. Tarian ini merupakan gabungan dari unsur tari dan juga sastra yang dibawakan oleh pria dan wanita ketika malam hari.
Sulawesi Barat merupakan provinsi pecahan dari Sulawesi Selatan yang terbentuk pada 5 Oktober 2004 dengan beragam suku bangsa seperti Toraja, Mandar, Bugis, Makassar, Bugis dan masih banyak lagi. Dengan keberagaman suku tersebut, tentunya juga ada banyak kesenian yang dimiliki Sulawesi Barat seperti salah satunya adalah tarian daerah.
Tarian daerah ini merupakan jenis tari perang dari Mamasa, Sulawesi Barat yang dibawakan penari pria berpakaian lengkap dengan senjata khas prajurit zaman dulu. Seperti tari perang lain, tari bulu londong juga bisa dikatakan sudah semakin sulit ditemukan bahan sudah hampir tidak pernah ditampilkan lagi sebab tidak ada lagi perang seperti zaman dulu.
Ini merupakan tarian daerah Sulawesi Barat yang biasanya dilakukan pria sebagai prajurit dan untuk wanita menjadi pendukung tari. Tarian ini merupakan tari perang yang bisa dikatakan sudah hampir punah namun sudah mulai kembali dihidupkan oleh masyarakat Sulawesi Barat khususnya di Poliwali Mandar, Sulawesi Barat.
Sejarah mengatakan jika tarian perang ini sering dilakukan prajurit kerajaan Binuang sebelum berperang sebagai ritual khusus untuk membangkitkan keberanian dan semangat prajurit yang akan bertempur.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Sulawesi Barat
Banten bisa dikatakan provinsi yang baru namun tetap memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri dari mulai seni budaya, kuliner, wisata belanja hingga sisi religius yang dimiliki. Banten juga memiliki beberapa tarian daerah seperti provinsi lain seperti yang beberapa diantaranya akan kami ulas berikut ini.
Ini merupakan tari rampak bedug yang digarap kembali dengan tambahan musik khas Banten dan mengambil pijakan gerak bedug pamarayan serta silat trumbu. Tarian ini terlihat sangat dinamis yang bisa disajikan sebagai tarian pembuka acara atau pertunjukan untuk menyambut tamu.
Tarian dari Banten berikutnya adalah tari ngebaksakeun yang merupakan kreasi dari tari tradisi yang menggunakan pijakan dari sikat trumbu gaya dari Kabupaten Pandeglang. Tarian ini merupakan jenis tari bertema tari penyambutan yang masih bisa kita lihat hingga sekarang ini.
Tari grebeg terbang gede juga merupakan tarian tradisional dari Banten dimana grebeg merupakan bahasa Jawa Banten yang berarti dirempung sebagai sebuah simbol masyarakat Banten yang ramah, religius dan juga terbuka. Tarian ini merupakan karya tari kreasi dengan ciri tradisi.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Banten
Kalimantan Utara menjadi provinsi termuda di Indonesia yang terbentuk pada tanggal 25 oktober tahun 2012. Suku mayoritas yang ada di Kalimantan Utara adalah Jawa sebagap pendatang dan juga penduduk asal Sulawesi Selatan dan sisanya adalah penduduk Kalimantan Utara asli seperti suku Banjar, suku Bulungan, Suku Tidung dan juga suku Kutai. Sedangkan untuk tarian adatnya terdiri dari beberapa jenis, seperti:
Tari magunatip atau disebut dengan tari lalatip adalah tarian daerah Tarakan dan juga Malinau, Kalimantan Utara. Dulu tarian ini dipakai sebagai latihan ketangkasan kaki saat melompat dan juga menghindari rintangan.
Dalam tarian ini dibagi menjadi dalam 3 kelompok yakni kelompok penjepit kaki memakai batang kayu, kelompok penari sambil menghindari penjepit kayu dan juga pemain musik dengan alat musik tradisional seperti kendang dan juga gong.
Tari jugit merupakan tarian daerah Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Tarian ini hanya ditampilkan untuk kalangan istana saja yang dibagi menjadi dua yakni jugit paman serta jugit demaring yang keduanya adalah tari istana sakral meski terlihat tampak sama.
Pada masa lalu, tarian ini bahkan hanya boleh ditampilkan pada Sultan dan juga dipentaskan di dalam keraton. Sementara untuk tari jugit demaring bisa disaksikan rakyat biasa dan juga bisa ditampilkan di luar keraton.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Kalimantan Utara
Kepulauan Bangka Belitung adalah provinsi yang ada di sekitar Selat Malaka yang berdiri pada 9 Februari 2001. Provinsi ini terdiri dari 470 pulau dengan 2 pulau besar yakni Bangka dan juga Belitung dengan begitu banyak budaya seperti salah satunya tarian tradisional.
Tari campak adalah tarian yang memperlihatkan keceriaan para remaja yang dibawakan pria dan wanita. Tari campak biasanya akan dibawakan pada acara penyambutan tamu besar, pernikahan dan beberapa acara lainnya. Pada awalnya, tarian ini berasal dari Riau yang kemudian dikembangkan kembali di Kepulauan Bangka Belitung oleh Nek Campak sehingga tari ini disebut dengan tari campak.
Tari sepen adalah tarian yang didalamnya memiliki unsur pencak silat dan kental dengan kebudayaan Melayu baik dari kostum, pengiring dan juga gerakan didalamnya. Tari sepen ini umumnya akan ditampilkan pada acara penyambutan tamu besar yang sedang berkunjung.
Gerakan tari sepen ini memiliki unsur pencak silat dan menjadi tari tradisional yang sangat kental dengan kebudayaan melayu. Gerakannya mengutamakan kelincahan tangan dan kaki yang masing masing gerakannya memiliki makna tersendiri.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Bangka Belitung
Kalimantan Barat adalah provinsi yang paling luas di Indonesia urutan ke-4 sesudah Irian Jaya, Kalimantan Timur dan juga Kalimantan Tengah. Luasnya wilayah Kalimantan Barat ini didominasi oleh suku Melayu dan juga Dayak yang juga berpengaruh dengan kekayaan kesenian provinsi ini seperti salah satunya tarian daerah.
Kinyah uut danum merupakan tarian yang mempertunjukkan keberanian serta teknik bela diri yang dilakukan pada saat berperang. Tarian ini pada awalnya memang merupakan persiapan fisik sebelum mengayau yakni berburu kepala musuh yang dilakukan zaman dulu. Dengan berakhirnya perjanjian tumbang anoi yakni perjanjian damai setiap sub suku Kalimantan, maka tarian tradisional ini hanya dijadikan sebagai tari tradisional dan sudah meninggalkan tradisi mengayau tersebut.
Pada awalnya, tarian ini adalah tarian penyembuhan dukun Suku Dayak dengan cara membaca mantra sambil menari. Pada tarian ini akan diikuti juga dengan keluarga yang sakit dan dipimpin oleh seorang dukun. Monong merupakan ritual yang dilakukan untuk meminta penyembuhan pada tuhan agar yang sakit bisa diberikan kesembuhan.
Baca Selengkapnya di artikel khusus Tarian Adat Kalimantan Barat
Nah itulah daftar tarian daerah 34 provinsi beserta gambarnya yang kami bahas secara lengkap, semoga bisa bermanfaat untuk anda yang membacanya.
Gallery Tarian Daerah 34 Provinsi Beserta Gambarnya Dan Penjelasannya
Gambar Pakaian Adat Beserta Nama Dan Asalnya Surat Kabar
Tarian Daerah 34 Provinsi Beserta Gambar Dan Asal Daerahnya
Seni Tari Di Indonesia Article Plimbi Social Journalism
Peta Indonesia 34 Provinsi Penjelasannya Dilengkapi
Tarian Daerah 34 Provinsi Beserta Gambar Dan Asal Daerahnya
Tari Ratoh Jaroe Ratoh Jaroe Dance Kosentra Group
105 Tarian Daerah 34 Provinsi Beserta Gambar Dan Asalnya
Tarian Daerah 34 Provinsi Beserta Gambar Dan Asalnya
34 Provinsi Di Indonesia Beserta Pakaian
337043785 34 Provinsi Di Indonesia Lengkap Dengan Pakaian
17 Tari Tradisional Aceh Lengkap Beserta Penjelasan
Nama Tarian Tradisional Daerah Indonesia Beserta Gambar Dan
34 Tarian Daerah Di Indonesia Nama Gambar Penjelasannya
Tarian Daerah 34 Provinsi Beserta Gambar Dan Asal Daerahnya
34 Tari Tradisional Sumatera Utara Beserta Penjelasan Dan
11 Best Apa Images Yogyakarta West Papua Fictional
Tarian Daerah 34 Provinsi Beserta Gambar Dan Asal Daerahnya
34 Provinsi Rumah Adat Pakaian Tarian Tradisional Senjata
Daftar Lagu Lagu Daerah Indonesia Dan Asalnya Lengkap 34
0 Response to "Tarian Daerah 34 Provinsi Beserta Gambarnya Dan Penjelasannya"
Post a Comment