Peninggalan Kerajaan Ternate Dan Tidore



Kerajaan Ternate Tidore

Kerajaan Ternate dan Tidore : Sejarah Lengkap dan Peninggalan

Kerajaan-kerajaan Islam Indonesia nggak hanya bermukim di Pulau Jawa aja ya teman-teman. Kalian wajib tahu kalau kerajaan Islam juga berjaya di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya adalah Kerajaan Ternate ini.

Yupz, langsung deh keinget sama Kerajaan Tidore. Hehe, soalnya kalau ada Kerajaan Ternate langsung dikaitkan dengan Kerajaan Tidore. Padahal keduanya adalah kerajaan yang berbeda. Walaupun pada akhirnya memang memiliki kerja sama yang kuat.

Sejarah Singkat

Yang perlu kalian tahu sekarang adalah sejarah singkat Kerajaan Ternate dulu ya. Sisihkan dulu tentang keterkaitannya dengan Kerajaan Tidore. Satu-satu dulu biar paham. Hehe. Dan ternyata Kerajaan Ternate ini sudah berdiri sejak tahun 1257 M. Bertepatan dengan pengangkatan raja pertamanya, yakni Sultan Baab Masyhur Mulamo.

Penduduk dari Kerajaan Ternate ini didominasi oleh orang Halmahera, yakni suku Eksodus. Ada seorangkepala marga atau suku yang memimpin setiap kampung yang ada di kerajaan ini. mereka bernama Momole. Ada 4 orang momole karena Ternate terdiri dari 4 kampung.

Kehidupan ekonomi warga Ternate bisa dibilang sangat makmur karena sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai pedagang. Tepat pada abad ke-13,Ternate sudah memiliki pasar yang ramai. Hingga di abad ke -16, masa kejayaan Kerajaan Ternate pun diikrarkan.

Kalian harus tahu juga ternyata sejak awal berdirinya Kerajaan Ternate ini nggak langsung bernama Kerajaan Ternate, melainkan bernama Kerajaan Gapi. Lalu berubah nama menjadi Gam Lamo (berarti Kampung Besar). Karena letak keramaian pusat perdagangan di wilayah Ternate, maka orang menyebutnya dengan Kerajaan Ternate.

Kehidupan di Kerajaan Ternate

Kerajaan Ternate ini sebenarnya nggak hanya berhubungan dengan Kerajaan Tidore saja, melainkan erat banget hubungannya dengan Uli Lima. Apa itu? Ya, Uli Lima adalah persekutuan kerajaan-kerajaan di Maluku yang jumlahnya ada 5 kerajaan, yakni Kerajaan Bacan, Obi, Seramm, Ambon, dan pulau Ternate.

Lalu apa hubungannya dengan kehidupan politik Ternate? Ya jelas ada banget. Soalnya dengan adanya persekutuan kerajaan tersebut, Kerajaan Ternate bisa mempertahankan wilayah kekuasaannya dan bisa menambah wilayah kekuasaan.

Persaingan dengan Kerajaan Tidore membuat Ternate terus berbenah dan menggunakan sistem politik yang bermakna. Perjanjian Saragosa kemudian meletus saat pertikaian antara bangsa Spanyol dan Portugis berlangsung. Kerajaan Ternate ikut andil di dalamnya, di pihak Portugis.

Dengan adanya perjanjian tersebut, sistem politik Ternate kemudian dangat dipengaruhi Portugis. Ternate sudah mengenal perjanjian bilateral, monopoli, dan perpajakan karena sistem tersebut memang diadopsi dari Portugis.

Berdagang atau berniaga adalah mata pencaharian utama dari rakyat Ternate. Arus perdagangan di Maluku sangatlah kencang, sehingga rempah-rempah Ternate bisa diekspor sampai ke Eropa. Wow keren.

Tentunya melimpahnya rempah-rempah di Ternate ini nggak lepas dari peran petaninya. Ya, rakyat Ternate juga berprofesi sebagai petani, tanah Ternate sangat subur sehingga hasil pertaniannya sangat melimpah.

Kalau boleh dibilang, kehidupan budaya Kerajaan Ternate ini dipengaruhi oleh kedatangan para penjajah. Namun budaya Melayu masih melekat erat. Tidak ada bukti budaya yang berkembang di sini, hanya berupa bangunan peninggalan sejarah saja.

Ketidakesissan kehidupan budaya yang ada di Kerajaan Ternate ini adalah karena fokusnya rakyat dan pemerintahan dibidang perekonomaian, sehingga kehidupan budaya tidak terlalu menonjol perkembangannya.

Sistem Pemerintahan

Raja atau sultan memiliki kekuasaan penuh di Kerajaan Ternate ini. Ada beberapa pejabat kerajaan yang membantu raja dalam memegang kekuasaan di Ternate. Sistem pemerintahan tersebut didasarkan pada ajaran agama Islam.

Bermula dari Sultan Zainal Abidin yang masuk Islam dan kemudian mengubah sebutan Raja menjadi Sultan. Kemudian Sultan Zainal Abidin juga mengangkat beberapa Jogugu (sebutan untuk perdana menteri) dan beberapa fala raha ( penasihat kerajaan).

Sebelumnya penulis menuliskan bahwa pemimpin 4 marga yang ada di Ternate disebut Momole, lalu oleh Sultan Zainal Abdinin diubah namanya menjadi Fala Raha tadi. Di mana meteka adalah 4 orang terpilih dari kalangan bangsawan yang memimpin 4 kampung di Ternate.

Dalam sistem pemerintahan di Kerajaaan Ternate sudah ada aturan tentang putra mahkota penerus tahta Sultan. Ternyata kalau si sultan yang akan lengser tersebut tidak memiliki putra atau anak, maka yang bisa menggantikannya sebagai raja bukan hanya saudara saja, melainkan bisa juga dari para Fala Raha.

Agama

Walaupun Kerajaan Ternate ini dikenal sebagai kerajaan Islam, namun raja-raja Ternate beserta rakyatnya nggak langsung beragama Islam ya. Tercatat dalam sejarah, baru Raja Kolono Marhum atau Gapi Baguna II yang memulai beragama Islam.

Ulama yang menjadi penuntun sang raja untuk masuk Islam adalah Datu Maulana Husein dari Minagkabau. Beliau adalah murid dari Sunan Giri. Untuk itulah kemudian masyarakat Ternate mulai banyak yang menganut agama Islam.

Agama Islam sendiri sebenarnya sudah dikenal oleh rakyat ternate sejak abad ke 13. Para pedagang arab adalah aktor yang menyebarkan ajaran agama Islam ini. Butuh waktu yang panjang hingga akhirnya pada abad ke -15 barulah agama Islam berkembang pesat di Ternate.

Putra Marhum, Sultan Zainal Abidin kemudian menjadikan Kerajaan Ternate sebagai kerajaan Islam setelah semua penduduknya menganut Islam. Sistem pemerintahannya pun sudah berdasarkan syariat Islam.

Pas Portugis bersemayam di dalam lingkungan Kerajaan Ternate, kalian tahu nggak kalau mereka sempat merusak perkembangan Islam dengan mengenalkan Agama Katolik Missionaris. Penyebarnya dibawah kepemimpinan franciscus Xaverius sambil berniaga. Tapi tetep Islam yang kuat di kerajaan ini.

Silsilah Raja Raja

Ada 47 raja yang pernah memerintah Kerajaan Ternate. Wow banyak banget ya. Ya, memang banyak karena Kerajaan ini baru saja non aktif pada tanggal 2015 setelah raja yang terakhir meninggal.

1. Baab Mashur Malamo (1257 –n1272 M)

Dia adalah raja pertama Kerajaan Ternate yang diangkat. Sebelumnya dia adalah serang momole (kepala Marga) yang bernama Momole Ciko. Keputusan mengangkat Momole Ciko sebagai raja adalah usulan dari Momole Guna.

Alasan mendasarnya adalah karena resiko perampok laut / bajak laut yang bisa sewaktu-waktu menyerang Ternate karena arus perdagangannya yang sangat ramai. Makanya harus ada kekuasaan seorang raja di Ternate.

2. Jamin Qadrat (1277 – 1284) 3. Komala Abu Said (1284 – 1298) 4. Bakuku (Kalabata) (1298 – 1304) 5. Ngara Malamo (Komala) (1304 – 1317) 6. Patsaranga Malamo (1317 – 1322) 7. Cili Aiya (Sidang Arif Malamo) (1322 – 1331) 8. Panji Malamo (1331 – 1332) 9. Syah Alam (1332 – 1343) 10. Tulu Malamo (1343 – 1347) 11. Kie Mabiji (Abu Hayat I) (1347 – 1350) 12. Ngolo Macahaya (1350 – 1357) 13. Momole (1357 – 1359) 14. Gapi Malamo I (1359 – 1372) 15. Gapi Baguna I (1372 – 1377) 16. Komala Pulu (1377 – 1432) 17. Marhum (Gapi Baguna II) (1432 – 1486)

18. Zainal Abidin (1486 – 1500)

Raja ke-18 Kerajaan Ternate ini adalah raja pertama yang memeluk agama Islam. panggilannya sudah tidak raja lagi, melainkan sultan. Adat istiadat dan juga sistem pemerintahan yang ada di Ternate pun diubahnya lebih tertib dan terarah sesuai dengan ajaran agama Islam.

Bahkan untuk memeperdalam pengetahuan agamanya, sultan Zainal Abdin pun rela menyeberangi pulau ke Pulau Jawa untuk berguru kepada Sunan Giri. Setelah menempuh pendidikan yang cukup lama di Jawa, kerja sama dengan pemuka agama di Jawa pun terjalin.

Akhirnya seorang ulama Jawa, bernama Tuhubahanul lah yang diundang ke Jawa untuk menyebarkan ajaran agama Islam di Kerajaan Ternate dan semua wilayah kekuasaannya.

19. Sultan Bayanullah (1500 – 1522)

Setelah Sultan Zainal Abidin meninggal, tahta kerajaan diteruskan oleh Sultan Bayanullah, sang putra. Nama lainn sultan ini adalah Sultan Bolief, Abu alif, dan atau Kaicil Leliatur.

Sistem pemerintahan yang dilakukannya nggak berbeda dengan ayah. Justru ia meneruskan perjuangan sang ayah untuk mengubah sistem pemerintahan di Ternate dengan sistem yang bersyariat Islam.

20. Hidayatullah (1522 – 1529)

Nama lain raja Ternate yang satu ini adalah Sultan Dayalu. Dia adalah putra Sultan Bayanullah dengan ibu yang berasal dari Tidore. Sebelum disahkan menjadi raja, sang ibu dan sang paman yang menjadi walinya karena dia masih berusia 6 tahun saat sang ayah meninggal.

21. Abu Hayat II (1529 – 1533)

Sultan Abu Hayat ini adalah putra dari Sultan bayanullah. Dia adalah adik dari Sultan Hiadayatullah yang menggantikan tahta kerajaan setelah sang kakah tewas dalam peperangan.

22. Tabariji (1533 – 1534)

Raja Ternate yang satu ini naik tahta sebagai raja Ternate di usia yang masih sangat belia, yakni usia 15 tahun. Dia adalah saudara Tiri Sultan Hairun.tidak ada prestasi yang tertoreh selama masa pemerintahannya. justru dia dibuang Portugis ke Goa-India.

23. Khairun Jamil (1535 – 1570)

Kalian bisa menyebutnya dengan Sultan Hairun yang merupakan raja ke -23 Ternate. Ketegasannya sebagau raja sudah tidak perlu diragukan lagi. Terbukti dengan ketegasannya menolak perjanjian antara Kesultanan Ternate dengan Portugis.

Sultan Hairun menjalin hubungan dengan Kerajaan turki Usmani untuk mengusir Portugis dari tanah Ternate. Alhasil, persenjataan yang lengkap didapatkan Ternate dari sumbangan Kerajaan Turki Usmani.

24. Babullah Datu Syah (1570 – 1583)

Ini ni raja Ternate yang paling terkenal. Raja ke-24 ini telah berhasil menghantarkan Ternate ke masa kejayaannya. Masih muda tapi berbakat banget. Sfat kepemimpinannya patut diacungi jempol. Jiwa perwiranya serta jiwa kepahlawanannya pun sangat mengagumkan.

Sultan Baabullah ini adalah putra dari raja Ternate sebelumnya, yakni Khairun Jamil. Sejak kecil sudah dibekali ayahnya dengan ilmu agama yang kuat. Guru agama khusus pun didatangkan untuk menggembleng Sultan Baabullah. Makanya pas masa kejayaan Ternate berlangsung, bukan hanya kehidupan ekonomi saja yang berkembang, tetapi juga kehidupan agama.

25. Said Barakat Syah (1583 – 1606) 26. Mudaffar Syah I (1607 – 1627) 27. Hamzah (1627 – 1648) 28. Mandarsyah (1648 – 1650 (masa pemerintahan pertama)) 29. Manila (1650 – 1655) 30. Mandarsyah (1655 – 1675 (masa pemerintahan kedua)) 31. Sibori (1675 – 1689) 32. Said Fatahullah (1689 – 1714) 33. Amir Iskandar Zulkarnain Syaifuddin (1714 – 1751) 34. Ayan Syah (1751 – 1754) 35. Syah Mardan (1755 – 1763) 36. Jalaluddin (1763 – 1774) 37. Harunsyah (1774 – 1781) 38. Achral (1781 – 1796) 39. Muhammad Yasin (1796 – 1801) 40. Muhammad Ali (1807 – 1821) 41. Muhammad Sarmoli (1821 – 1823) 42. Muhammad Zain (1823 – 1859) 43. Muhammad Arsyad (1859 – 1876) 44. Ayanhar (1879 – 1900) 45. Muhammad Ilham (Kolano Ara Rimoi) (1900 – 1902) 46. Haji Muhammad Usman Syah (1902 – 1915) 47. Iskandar Muhammad Jabir Syah (1929 – 1975)

48. Haji Mudaffar Syah (Mudaffar Syah II) (1975 – 2015)

Ini ni raja terakhir dari Kerajaan Ternate. Perlu kalian ketahui aklau dia juga serang anggota DPD Ri lho perwakilan Provinsi Maluku Utara. Jadi, dia itu sultan sekaligus wakil rakyat di ibu kota.

Dia adalah putra ketiga dari sultan Iskandar Muhammad Jabir Syah. Banyak kisah yang tertoreh di dalam masa pemerintahannya, karena keadaan Kesultanan Ternate yang tertekan kehidupan politik Indonesia.

Ada kisah pemerintahan yang menarik untuk dibahas dari Sultan Mudaffar Syah ini, yakni programnya di bidang ekonomi. Di mana dia memiliki pendapat untuk mengubah mata uang Indonesia menjadi Dinar atau Dirham sesuai dengan syariat agama Islam.

Penggantian tersebut sudah berlaku di lingkup Ternate dengan dukungan bank khusus yang mencetak alat tukar ini. kalau untuk mengubah mata uang di Indonesia sulit ya, hehe. Jadi cuma berhasil di lingkup Kerajaan Ternate.

Masa Kejayaan

Tercatat pada abad ke-16 bahwa Kerajaan Ternate ini mencapai puncak kejayaan. Hingga bisa dikatakan bahwa kerajaan Islam ini adalah salah satu kerajaan tertua di Maluku yang mempengaruhi peradaban rakyat Maluku.

Bukti masa kejayaan Kerajaan Ternate ini adalah dengan semamin luasnya wilayah kekuasaannya. Di mana yang awalnya hanya menguasai daerah Maluku saja, Ternate berhasil menguasai semua wilayah Sulawesi, Filipina, dan sampai ke Kepulauan Marshall yang ada di Pasifik.

Raja yang memimpin Kerajaan Ternate di masa kejayaannya adalah Sultan Baabullah. Memalui tangan dinginnya, Ternate menjadi berkembang dan berhasil mengalahkan Portugis. perluasan wialyah kerajaan pun sangat memukau pencapaiannya.

Ada 72 pulau kecil Indonesia berpenghuni yang berhasil dikuasai Ternate di bawah pemerintahan Sultan Baabulllah. Wow amazing. Bayangin deh.

Penyebab Runtuhnya

Ternate tumbang karena banyak faktor yang tidak bisa dicegah. Masa kejayaannya tinggal cerita saja. Berikut adalah beberapa penyebab runtuhnya Kerajaan Ternate :

1. Penjajahan Belanda

Penajajah telah mengahpuskan mimpi-mimpi Kerajaan Ternate untuk berkembang. Belanda bekerja sama dengan Kerajaan Spanyol untuk menguasai Maluku. Berbagai cara dilakukan, yakni salah satunya adalah dengan membuat Ternate bergantung dengan Belanda.

Ternate dibuat bangkrut dan mau tidak mau harus meminta bantuan kepada Belanda untuk menyerang Kerajaan Spanyol. Padahal Kerajaan Spanyol kan best partnernya Belanda. Wah kena adu domba deh.

Tepat pada tanggal 26 Juni 1607, antara Ternate dengan Belanda menandatangaini sebuah kontrak monopoli yang berisi imbalan yang akan diberikan Ternate atas bantuan Belanda.

2. Penjajah Portugis

Sebelum kedatangan penjajah Belanda, Kerajaan Ternate sebelumnya sudah kedatangan bangsa Portugis atau Portugal. Berkedok ingin ikut berdagang seperti saudagar lainnya, raja Ternate mengizinkan bangsa Portugis masuk ke Ternate.

Francisco Serrao adalah pemimpin Portugis yang permisi saat itu. Dia memimpin pembangunan pos dagang Portugid di tanah Ternate. Nah benar saja, seiring berjalannya waktu rakyat Portugis nggak hanya berniaga saja di Ternate, tetapi ikut campur dalam urusan kenegaraan.

Rakyat Ternate merasa sangat resah karena mereka merasa tidak nyamana hidup di tanah sendiri. Portugis mulai bersliweran di mana-mana. Mengintai sumber daya alam komoditas dagang ternate, seperti cengkih, rempah, dan pala. Jelas sudah kalau mereka pengen menguasai.

3. Perang Antar Saudara

Kaitannya pun juag erat dengan kedatangan para penjajah yang ikut campur dalam lingkunga pemerintahan di Kerajaan Ternate ini. Di mana raja Ternate hubungannya sangat dekat dengan penjajah, sehingga membuat saudara atau calon raja tidak suka.

Hingga salah satu raja yang sedang memimpin saat itu, Sultan Bayanullah, harus wafat karena diracun saudara sendiri. Alasannya jelas, karena Sultan terlalu dekat dengan Portugis dan tidak lagi mendengar nasehat saudara.

Perang saudara masih berlanjut dalam hal perebutan tahta raja Ternate. Beberapa putra mahkota saling beradu untuk mendapatkan tahta sebagai raja. Sebuah keadaan yang memanas dan menajdi kesempatan bagus bagi penjajah. Mereka semakin semangat dalam melakukan adu domba.

Ketiga penyebab runtuhnya Kerajaan Ternate tersebut pun kemudian mengukir sejarah bahwa pada tanggal 23 September 1925 kerajaan ini runtuh. Semua harta kerajaan dikuras habis. Raja terakhir Ternate, Sultan Haji Muhammad Usman Syah dibuang ke Bandung.

Peninggalan / Prasasti

1. Benteng Kerajan Ternate

Layaknya fungsi sebuah benteng sebagai tempat pertahanan saat ada serangan dari musuh, benteng-benteng peninggalan Kerajaan Ternate ini pun demikian. Identik dengan bentuknya yang seperti menara atau gua di dalam tanah.

Dalam list peninggalan kerajaan Ternate, ada 3 benteng yang terkenal, yakni :

Nama lain benteng ini adalah benteng Hollandia. Pembangunnya adalah Francisco Serao. Tujuannya adalah untuk tempat bertahan saat Kerajaan Spanyol menyerang Ternate.

Kalau Benteng Tolukko tadi peninggalan portugis, sedangkan Benteng Oranje ini adalah peninggalan Belanda. Pembangunannya adalah saat pemerintahan Sultan Mudafar.

Ternyata ada dua benteng yang dibangun di tahun 1540. Ada benteng Tulokko dan Benteng Kalamata. Bahan bangunan benteng ini sederhana, karena terbuat dari bebatuan sungai. Letaknya di pinggir laut sehingga pemandangannya super indah.

2. Masjid Ternate (abad ke -24)

Layaknya Majid Agung yang dimiliki setiap aderah, bentuk masjid peninggalan kerajaan Ternate ini juga adalah masjid agung yang dibangun untuk beribadah. Pembanguanan masjid ini adalah di amsa pemerintahan Sultan Hamzah.

Ada 4 tiang yang super kokoh di masjid ini sehingga benar-benar besar. Kalian bsa langsung mampir untuk beribadah di sini, Langsung deh flashback ke masa silam. Yuk ke sana.

Peninggalan sejarah Kerajaan Ternate yang satu ini adalah sebuah istana yang selama ini dipakai para raja atau sultan dalam memerintah kerajaan. Megah lho soalnya istanaya sudah tingkat dengan model 2 lantai.

Kalau kalian mau ke sana, langsung saja ke Kodya Ternate, tepatnya di Soasiu, kelurahan Letter C. Letaknya satu kompleks kok sama Masjid ternate. Bangunan istana Kesultanan Ternate ini berdiri sangat kokoh karena sudah pernah dipugar pada tahun 1978.

Sultan yang memiliki julukan Sultan 72 Negeri ini dimakamkan di sebuah tempat khusus dan sampai kini banyak yang menziarahi. Letak makamnya adalah di lereng Gunung Galamalam.

Ada 2 pohon yang akan menyapa kalian saat mendatangi makam Sultan Baabullah ini, yakni pohon pala dan cengkih. Pas banget ya sama tanamana komoditas Ternate saat itu. Namun ada makna yang berlawananan dari kedua tanaman tersebut, disebabkan karena alasan kedua tanaman tersebutlah penjajah menguasai kerajaan Ternate.

Ini adalah peninggalan yang berupa tongkat raja, mimbar singgasana raja, Al-Qur’an tulisan raja, tombak, baju besi, tameng, topi militer, dan juga bendera. Semuanya adalah saksi bisu keberadaan Kerajaan Ternate.

Lokasi & Peta

Letak Kerajaan Ternate ini adalah di Kepulauan Maluku. Coba kalian buka peta, letaknya pas di sebelah Pulau Halmahera di Maluku Utara. Wialyah kekuasaannya meliputi Mindanao, Flores, Gorontalo, dan sampai ke Binggai Sulawesi.

Letak Kerajaan Ternate ini sangat strategis, karena terletak di antara Irian Jaya dan Sulawesi. Daerahnya subur sehingga bisa menjadi pusat penghasil rempah-rempah. Arus perdagangan dunia pun juga sangat mudah.

Baca Juga: Kerajaan Gowa Tallo

Kalian pasti masih bertanya-tanya. Kalau Kerajaan Ternate memang runtuh, tapi sekarang kok masih ada ya orang yang bergelar Raja Ternate? Yups, layaknya kerajaan Yogya, Kerajaan Ternate ini masih berdiri dan diteruskan di Maluku.

Sekarang usia Kerajaan Ternate ini bahkan sudah hampir 1000 tahun lho, tepatnya sudah 750 tahun. Memang bukan seperti kerajaan sepenuhnya, tetapi keberadaannya masih dipertahankan sebagai simbol kebudayaan rakyat Ternate. Kalian wajib bangga dengan eksotisme kebudayaan Indonesia ini.

Reader Interactions

Gallery Peninggalan Kerajaan Ternate Dan Tidore

Tinta Rahasia Di Mushaf Alquran Kulit Kayu Berusia Ribuan

243537347 Kerajaan Ternate Dan Tidore Ppt Ppt

Inilah Salah Satu Peninggalan Kerajaan Banjar Yang Masih

Kerajaan Ternate Tidore Xa Smk Pim Youtube

Kerajaan Ternate Dan Tidore Sejarah Dan Peninggalan

3 Peninggalan Kesultanan Ternate Republika Online

4 Wisata Sejarah Di Ternate Kota 1 000 Benteng Halaman All

Tidore Dalam Balutan Sejarah Kesultanan Tidore Annie Nugraha

Kerajaan Ternate Dan Tidore Sejarah Lengkap Dan Peninggalan

Melihat Bekas Peninggalan Spanyol Dan Keindahan Pulau Tidore

Kerajaan Ternate Dan Tidore Letak Raja Raja Puncak

Sejarah Keraton Tidore

Penginapan Seroja Inn Reviews Tidore Indonesia

Melihat Bekas Peninggalan Spanyol Dan Keindahan Pulau Tidore

Benteng Benteng Sejarah Ternate Matriphe Personal Blog

Sejarah Kerajaan Ternate Dan Tidore Beserta Peninggalannya

Presentasi Kerajaan Ternate Tidore By Fannypitaloka On Emaze

Inilah Sisa Jejak Portugis Di Tanah Ternate Reservasi Com

Sejarah Kerajaan Ternate Tidore Poltik Ekonomi Dan Letak

Ternate Kota Seribu Benteng

Kerajaan Ternate Sejarah Singkat Sistem Pemerintahan Dan

Sejarah Dan Peninggalan Kerajaan Islam Hindu Budha Di Indoseia


0 Response to "Peninggalan Kerajaan Ternate Dan Tidore"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel