Metode Harga Pokok Proses
Metode Harga Pokok Proses Pptx Powerpoint
METODE HARGA POKOK PROSES
METODE HARGA POKOK PROSES
A. PENGERIAN METODE HARGA POKOK PROSES
Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan biaya produksi melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa.
B. KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PROSES
Karakter produksinya sbb:
1. Produk yg dihasilkan merupakan produk standar
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu
C. PERBEDAAN METODE HARGA POKOK PROSES DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN
1. pengumpulan biaya produksi
Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok proses mengumpulka biaya produksi per departemen produksi per periode akuntansi
2. perhitungan harga pokok produksi per satuan
metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan telah selesai diproduksi. Metode harga pokok proses menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi ( biasanya akhir bulan)
3. penggolongan biaya produksi
dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasar biaya sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tariff yang ditentukan dimuka. Didalam metode harga pokok proses, pembedaan biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan, terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk ( seperti perusahaan semen, pupuk, bumbu masak). Karena harga pokok persatuan produk dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi.
4. unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik.
Dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung. Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tariff yang ditentukan dimuka. Di dalam metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan bahan penolong dan biaya tenaga kerja ( baik yang langsung maupun yang tidak langsung). Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu.
D. MANFAAT INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI
- Menentukan harga jual produk
- Memantau realisasi biaya produksi
- Menghitung laba atau rugi periodic
- Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca
E. METODE HARGA POKOK PROSES- TANPA MEMPERHITUNGKAN PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES AWAL
VARIASI CONTOH PENGGUNAAN METODE HARGA POKOK PROSES YANG DIURAIKAN DALAM BAB INI MENCAKUP:
1. metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya dioleh hanya melalui satu departemen produksi
2. metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi
3. pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan, dengan anggapan:
· produk hilang pada awal proses
· proiduk hilang pada akhir proses
1. METODE HARGA POKOK PROSES – PRODUK DIOLAH MELALUI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI
Contoh 1.
PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 19x1 disajikan dalam gambar 3.1
Biaya bahan baku Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik | Rp 5.000.000 Rp 7.500.000 Rp 11.250.000 Rp 16.125.000 |
Total biaya produksi | Rp 39.875.000 |
Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah : Produk jadi Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut: Biaya bahan baku : 100 %;biaya bahan penolong 100 %, biaya tenaga kerja 50 %; biaya overhead pabrik 30 %. | 2.000 kg 500 kg |
Data produksi PT Risa Rimendi Bulan Januari 19x1
Masuk ke dalam proses: 2.500 kg | Produk jadi : 2000 kg Produk dalam proses akhir 500 kg |
Perhitungan harga pokok produksi per satuan
Unsure biaya produksi | Total biaya | Unit ekuivalensi | Biaya produksi per satuan |
(1) | (2) | (3) | (2);(3) |
Bahan baku Bahan penolong Tenaga kerja Overhead pabrik | Rp 5.000.000 Rp 7.500.000 Rp 11.250.000 Rp 16.125.000 39.875.000 | 2.500 2.500 2.250 2.150 | Rp 2.000 3.000 5.000 7.500 17.500 |
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses
Harga pokok produk jadi : 2.000 x Rp 17.500 | Rp 35.000.000 |
Harga pokok persediaan produk dalam proses Biaya bahan baku : 100 % x 500 x Rp 2.000 = Rp 1.000.000 Biaya bahan penolong 100 % x 500 x Rp 3.000= Rp 1.500.000 Biaya tenaga kerja 50 % x 500 x Rp 5.000= Rp 1.250.000 Biaya overhead pabrik 30 % x 500 x rp 7.500= Rp 1.125.000 | Rp 4.875.000 |
Jumlah biaya produksi bulan januari 19x1 | Rp 39.875.000 |
Jurnal pencatatan biaya produksi
jurnal untuk mencatat biaya bahan baku ;
Barang dalam proses- biaya bahan baku Rp 5.000.000
Persediaan bahan baku Rp 5.000.000
Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong
Barang dalam proses- biaya bahan penolong Rp 7.500.000
Persediaan bahan penolong Rp 7.500.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Barang dalam proses- biaya tenaga kerja Rp 11.250.000
Gaji dan upah Rp 11.250.000
JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik Rp 16.125.000
Berbagai rekening yang dikredit Rp 16.125.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
Persediaan produk jadi Rp 35.000.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku Rp 4.000.000
Barang dalam proses- biaya bahan penolong Rp 6.000.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja Rp 10.000.000
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik Rp 15.000.000
Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada akhir bulan januari 19 x1
Persediaan produk dalam proses Rp 4.875.000
Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp 1.000.000
Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp 1.500.000
Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja Rp 1.250.000
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp 1.125.000
2. METODE HARGA POKOK PROSES –PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI
Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. Karena produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi dari departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnyua tersebut, maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari:
a. biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya
b. biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama
Contoh2:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 19x1
Departemen A | Departemen B | |
Produk yang dimasukkan dalam proses | 35.000 kg | |
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B | 30.000 kg | |
Produk selesai yang ditransfer ke gudang | 24.000 kg | |
Produk dalam proses akhir bulan | 5.000 kg | 6.000 kg |
Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 19x1 Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik | Rp 70.000 Rp 155.000 Rp 248.000 | Rp 0 Rp 270.000 Rp 405.000 |
Tingkat penyelesaian produk dalam produk proses akhir Biaya bahan baku Biaya konversi | 100% 20% | 50% |
Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen A
Unsur biaya produksi | Total biaya | Unit ekuivalensi | Biaya produksi per kg |
Bahan baku Tenaga kerja Overbead pabrik | Rp 70.000 155.000 248.000 | 35.000 31.000 31.000 | Rp 2 5 8 |
Total | Rp 173.000 | Rp 15 |
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A
Harga pokok produk jadi : 30.000 x Rp 15 | Rp 450.000 |
Harga pokok persediaan produk dalam proses Biaya bahan baku : 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000 Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp5.000 Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000 | Rp 23.000 |
Jumlah biaya produksi Departemen A bulan januari 19x1 | Rp 473.000 |
Jurnal pencatatan biaya produksi departemen A
Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :
Barang dalam proses-biaya bahan baku departemen A Rp 70.000
Persediaan bahan baku Rp 70.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :
Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen A Rp 155.000
Gaji dan upah Rp 155.000
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen A
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen A Rp 248.000
Berbagai rekening yang di kredit Rp 248.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke departemen B:
Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 60.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 240.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 19x1
Persediaan produk dalam proses-departemen A Rp 23.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 10.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 5.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 8.000
Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen B
Unsur biaya produksi | Total biaya | Unit ekuivalensi | Biaya produksi per kg |
Tenaga kerja Overbead pabrik | 270.000 405.000 | 27.000 27.000 | 10 15 |
Total | Rp 675.000 | Rp 25 |
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B
Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke gudang Harga pokok dari departemen A : 24.000 x Rp 15 Biaya yang ditambahkan oleh departemen B : 24.000x Rp 25 | Rp 360.000 600.000 |
Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang 24.000 x Rp 40 | 960.000 |
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir Harga pokok dari departemen A : 6.000 x Rp 15 Biaya yang ditambahkan oleh departemen B: Biaya tenaga kerja 50 % x 6.000 x Rp 10 = Rp30.000 Biaya overhead pabrik 50 % x 6.000 x Rp 15= Rp 45.000 | 90.000 Rp 75.000 |
Total harga pokok persediaan produk dalam proses departemen B | 165.000 |
Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan januari 19x1 | Rp 1.125.000 |
jurnal pencatatan biaya produksi departemen B
Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A: :
Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 60.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 240.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :
Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen B Rp 270.000
Gaji dan upah Rp 270.000
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen B
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen B Rp 405.000
Berbagai rekening yang di kredit Rp 405.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke gudang
Persediaan produk jadi Rp 960.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B Rp 360.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B Rp 240.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B Rp 360.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 19x1
Persediaan produk dalam proses-departemen B Rp 165.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B Rp 90.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B Rp 30.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B Rp 45.000
3. PENGARUH TERJADINYA PRODUK YANG HILANG DALAM PROSES TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER SATUAN
Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada awal proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan
Contoh3:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 19x1
Departemen A | Departemen B | |
Produk yang dimasukkan dalam proses | 1.000 kg | |
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B | 700 kg | |
Produk selesai yang ditransfer ke gudang | 400 kg | |
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut : Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 % Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 % | 200 kg | 100 kg |
Produk yang hilang pada awal proses | 100 kg | 200 kg |
Biaya produksi Bulan Januari 19 x1
Departemen A | Departemen B | |
Biaya bahan baku | Rp 22.500 | Rp - |
Biaya bahan penolong | 26.100 | 16.100 |
Biaya tenaga kerja | 35.100 | 22.500 |
Biaya overhead pabrik | 45.800 | 24.750 |
Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 19 x1
Jenis biaya | Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemn A ( unit ekuivalensi) | Biaya produksi Departemen A | Biaya per kg produk yang dihasilkan oleh departemen A |
Biaya bahan baku | 700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg | Rp 22.500 | Rp 25 |
Biaya bahan penolong | 700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg | 26.100 | 29 |
Biaya tenaga kerja | 700 + 40%x200kg=780kg | 35.100 | 45 |
Biaya overhead pabrik | 700 + 40%x200kg=780kg | 46.800 | 60 |
Rp 130.500 | Rp 159 |
Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 19x1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 159 | Rp 111.300 |
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg) Biaya bahan baku 200 kg x 100 % x Rp 25 = 5.000 Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 29 = 5.800 Biaya tenaga kerja 200 kg x 40 %x Rp 45= 3.600 Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 60= 4.800 | Rp 19.200 |
Jumlah biaya produksi Departemen A | Rp 130.500 |
Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah departemen pertama
Perhitungan penyesuaian harga pokok per unit dari departemen A
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A Rp 111.300 : 700 | Rp 159,00 |
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A setelah adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B sebanyak 200 kg adalah Rp 111.300 : ( 700 kg-200 kg) | Rp 222.60 |
Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen A | Rp 63.60 |
Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 19 x1
Jenis biaya | Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen B ( unit ekuivalensi) | Jumlah biaya produksi yang ditambahkan di departemen B | Biaya per kg yang ditambahkan Departemen B |
Biaya bahan penolong | 400 kg + 60 % x 100 kg = 460 kg | Rp 16.100 | Rp 35 |
Biaya tenaga kerja | 400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg | Rp 22.500 | Rp 50 |
Biaya overhead pabrik | 400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg | Rp 24.750 | Rp 55 |
Rp 63.350 | Rp 140 |
Perhitungan biaya produksi departemen B bulan Januari 19x1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg @ Rp 362.60 | Rp 145.040 |
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 kg): Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 222.6= Rp 22.260 Biaya bahan penolong : 100 kg x 60 % x Rp 35 = 2.100 Biaya tenaga kerja : 100 kg x 50 % x Rp 50 = 2.500 Biaya overhead pabrik : 100 kg x 50 %x Rp 55 =2.750 | Rp 29.610 |
Jumlah kumulatif dalam departemen B | Rp 174.650 |
Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada akhir proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan
Contoh:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 19x1
Departemen A | Departemen B | |
Produk yang dimasukkan dalam proses | 1.000 kg | |
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B | 700 kg | |
Produk selesai yang ditransfer ke gudang | 400 kg | |
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut : Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 % Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 % | 200 kg | 100 kg |
Produk yang hilang pada akhir proses | 100 kg | 200 kg |
Biaya produksi Bulan Januari 19 x1
Departemen A | Departemen B | |
Biaya bahan baku | Rp 22.500 | Rp - |
Biaya bahan penolong | 26.100 | 16.100 |
Biaya tenaga kerja | 35.100 | 22.500 |
Biaya overhead pabrik | 45.800 | 24.750 |
Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 19 x1
Jenis biaya | Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemn A ( unit ekuivalensi) | Biaya produksi Departemen A | Biaya per kg produk yang dihasilkan oleh departemen A |
Biaya bahan baku | 700 kg + 100 % x 200 kg + 100 kg= 1000 kg | Rp 22.500 | Rp 22.5 |
Biaya bahan penolong | 700 kg + 100 % x 200 kg+ 100 kg = 1000 kg | 26.100 | 26.10 |
Biaya tenaga kerja | 700 + 40%x200kg + 100 kg = 880kg | 35.100 | 39.89 |
Biaya overhead pabrik | 700 + 40%x200kg+ 100 kg = 880kg | 46.800 | 53.18 |
Rp 130.500 | Rp141.67 |
Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 19x1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 141.67 | Rp 99.169 |
Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk yang hilang pada akhir proses 100 xRp 141,67 | 14.167,00 |
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan : 700 x Rp 161,91 | 113.334,40 |
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg) Biaya bahan baku 200 kg x 100 % x Rp 22.5 = 4.500 Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 26.1 = 5.220 Biaya tenaga kerja 200 kg x 40 %x Rp 39.89= 3.191,2 Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 53.18= 4.254,4 | Rp 17.165.60 |
Jumlah biaya produksi Departemen A | Rp 130.500,00 |
Produk yang hilang pada akhir proses di departemen produksi setelah departemen produksi pertama
Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 19 x1
Jenis biaya | Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen B ( unit ekuivalensi) | Jumlah biaya produksi yang ditambahkan di departemen B | Biaya per kg yang ditambahkan di Departemen B |
Biaya bahan penolong | 400 kg + 60 % x 100 kg + 200 kg = 660 kg | Rp 16.100 | Rp 24.39 |
Biaya tenaga kerja | 400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg = 650 kg | Rp 22.500 | Rp 34.62 |
Biaya overhead pabrik | 400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg = 650 kg | Rp 24.750 | Rp 38.08 |
Rp 63.350 | Rp 97.09 |
Perhitungan biaya produksi Departemen B bulan Januari 19x1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 400 x Rp 161.91 | Rp 64.764,00 |
Biaya yang ditambahkan departemen B 400 x Rp 97.09 | 38.836,00 |
Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses : 200 kg ( Rp 161.91+Rp 97.09 | 51.800,00 |
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan : 400 x Rp 388.5 | 155.400,00 |
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 Kg) Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 161.91 = Rp 16.191,00 Biaya bahan penolong 100 kg x 60 % x Rp 24.39 = 1.463.3 Biaya tenaga kerja 100 kg x 50 %x Rp 34.62= 1.731 Biaya overhead pabrik 100 kg x 50 %x Rp 38.08= 1.904 | Rp 21.289.40 |
Jumlah biaya produksi Departemen B | Rp 176.689.40 |
F. CONTOH SOAL
PT Aquana memproduksi air mineral dengan merk “Fresh”. Perusahaan ini memiliki BDP per 1 Januari 2008 sebanyak 10.000 liter dan dalam bulan Januari 2008 perusahaan memproses 50.000 liter. Pada akhir bulan Januari 2008 perusahaan memiliki BDP akhir sebanyak 20.000 liter.
Diminta: berapa liter produk selesai selama bulan Januari 2008?
Jawaban:
Produk selesai dihitung dg formula sbb:
Persediaan BDP awal 10.000
Produk masuk proses periode ini 50.000
Total unit yang diproses 60.000
Persediaan BDP akhir (20.000 )
Produk selesai 40.000
DAFTAR PUSTAKA
Ø Fidaus Ahmad, dan Washilah. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat
Ø Widilestariningtyas, ony; Firdaus, Dony Waluya; Anggadini, Sri Dewi. 2012.Akuntansi Biaya.
Edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu
Ø http://marlin-myself.blogspot.com/p/my-study.html
Gallery Metode Harga Pokok Proses
Perhitungan Bop Dengan Metode Harga Pokok Proses Selama
Bagaimana Menghitung Dengan Metode Harga Pokok Rata Rata
Evaluasi Penentuan Harga Pokok Produksi Rokok Ud Filter
Apa Yang Dimaksud Dengan Harga Pokok Produksi Akuntansi
Ppt Kelompok Harga Pokok Proses Pptx Harga Pokok Proses
Metode Harga Pokok Proses Kursus Akuntansi
Metode Harga Pokok Pesanan Proses
Pembahasan Web Viewmetode Fifo Metode Lifo Pembahasan
Metode Harga Pokok Proses Pengantar
Bab 4 Metode Harga Pokok Proses
Metode Harga Pokok Proses Pengantar
Pertemuan 5 Metode Harga Pokok Proses Produk Yang Hilang
Metode Harga Pokok Proses Pengantar
Metode Penetapan Harga Pokok Pesanan Pencatatan
Pdf Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Teh Sedap
2 Metode Utama Pengumpulan Biaya Produksi
Metode Harga Pokok Proses Costing
Pdf Metode Harga Pokok Proses Ravia Fransischa Academia Edu
Ppt Metode Harga Pokok Proses Process Cost Method
Metode Harga Pokok Rata Rata Tertimbang Akuntansi
Materi Iii Metode Harga Pokok Proses Pengantar Ipdc
Metode Harga Pokok Proses Ppt Download
Metode Hpp Yang Produknya Diolah Satu Departemen Produksi
0 Response to "Metode Harga Pokok Proses"
Post a Comment