Metode Harga Pokok Proses



Metode Harga Pokok Proses Pptx Powerpoint

METODE HARGA POKOK PROSES

METODE HARGA POKOK PROSES

A.   PENGERIAN METODE HARGA POKOK PROSES

Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan biaya produksi melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa.

B.   KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PROSES

Karakter produksinya sbb:

1.      Produk yg dihasilkan merupakan produk standar

2.      Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama

3.      Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu

C.   PERBEDAAN METODE HARGA POKOK PROSES DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN

1.      pengumpulan biaya produksi

Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok proses mengumpulka biaya produksi per departemen produksi per periode akuntansi

2.      perhitungan harga pokok produksi per satuan

metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan telah selesai diproduksi. Metode harga pokok proses menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi ( biasanya akhir bulan)

3.      penggolongan biaya produksi

dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasar biaya sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tariff yang ditentukan dimuka. Didalam metode harga pokok proses, pembedaan biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan, terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk ( seperti perusahaan semen, pupuk, bumbu masak). Karena harga pokok persatuan produk dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi.

4.      unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik.

Dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung. Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tariff yang ditentukan dimuka. Di dalam metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan bahan penolong dan biaya tenaga kerja ( baik yang langsung maupun yang tidak langsung). Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu.

D.   MANFAAT INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI

  1. Menentukan harga jual produk
  2. Memantau realisasi biaya produksi
  3. Menghitung laba atau rugi periodic
  4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca

E.   METODE HARGA POKOK PROSES- TANPA MEMPERHITUNGKAN  PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES AWAL

VARIASI CONTOH PENGGUNAAN METODE HARGA POKOK PROSES YANG DIURAIKAN DALAM BAB INI MENCAKUP:

1.      metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya dioleh hanya melalui satu departemen produksi

2.      metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi

3.      pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan, dengan anggapan:

·         produk hilang pada awal proses

·         proiduk hilang pada akhir proses

1.      METODE HARGA POKOK PROSES – PRODUK DIOLAH MELALUI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI

Contoh 1.

PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 19x1 disajikan dalam gambar 3.1

Biaya bahan baku

Biaya bahan penolong

Biaya tenaga kerja

Biaya overhead pabrik

Rp    5.000.000

Rp    7.500.000

Rp  11.250.000

Rp  16.125.000

Total biaya produksi

Rp  39.875.000

Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah :

Produk jadi

Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut: Biaya bahan baku : 100 %;biaya bahan penolong  100 %, biaya tenaga kerja 50 %; biaya overhead pabrik 30 %.

2.000 kg

500 kg

Data produksi PT Risa Rimendi Bulan Januari 19x1

Masuk ke dalam proses: 2.500 kg

Produk jadi : 2000 kg

Produk dalam proses akhir  500 kg

Perhitungan harga pokok produksi per satuan

Unsure biaya produksi

Total biaya

Unit ekuivalensi

Biaya produksi per satuan

(1)

(2)

(3)

(2);(3)

Bahan baku

Bahan penolong

Tenaga kerja

Overhead pabrik

Rp    5.000.000

Rp    7.500.000

Rp  11.250.000

Rp  16.125.000

39.875.000

2.500

2.500

2.250

2.150

Rp 2.000

3.000

5.000

7.500

17.500

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses

Harga pokok produk jadi : 2.000 x Rp 17.500

Rp 35.000.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses

Biaya bahan baku : 100 % x 500 x Rp 2.000 = Rp 1.000.000

Biaya bahan penolong 100 % x 500 x Rp 3.000= Rp 1.500.000

Biaya tenaga kerja 50 % x 500 x Rp 5.000= Rp 1.250.000

Biaya overhead pabrik 30 % x 500 x rp 7.500= Rp 1.125.000

Rp   4.875.000

Jumlah biaya produksi bulan januari 19x1

Rp 39.875.000

Jurnal pencatatan biaya produksi

jurnal untuk mencatat biaya bahan baku ;

Barang dalam proses- biaya bahan baku                           Rp 5.000.000

      Persediaan bahan baku                                                            Rp 5.000.000

Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong

Barang dalam proses- biaya bahan penolong                          Rp 7.500.000

            Persediaan bahan penolong                                                     Rp 7.500.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

Barang  dalam proses- biaya tenaga kerja                               Rp 11.250.000

            Gaji dan upah                                                                          Rp 11.250.000

JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik

Barang dalam proses- biaya overhead pabrik                         Rp 16.125.000

            Berbagai rekening yang dikredit                                             Rp 16.125.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang

Persediaan produk jadi                                                           Rp 35.000.000

            Barang dalam proses- biaya bahan baku                                 Rp 4.000.000

            Barang dalam proses- biaya bahan penolong                          Rp 6.000.000

            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja                                 Rp 10.000.000

            Barang dalam proses- biaya overhead pabrik                         Rp 15.000.000

Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada akhir bulan januari 19 x1

Persediaan produk dalam proses                                             Rp 4.875.000

            Barang dalam proses – biaya bahan baku                               Rp 1.000.000

            Barang dalam proses – biaya bahan penolong                        Rp 1.500.000

            Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja                               Rp 1.250.000

            Barang dalam proses – biaya overhead pabrik                        Rp 1.125.000 

2.      METODE HARGA POKOK PROSES –PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI

Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. Karena produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi dari departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnyua tersebut, maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari:

a.       biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya

b.      biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama

Contoh2:

PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar  berikut :

Data produksi Bulan Januari 19x1

Departemen A

Departemen B

Produk yang dimasukkan dalam proses

35.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B

30.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke gudang

24.000 kg

Produk dalam proses akhir bulan

5.000 kg

6.000 kg

Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 19x1

Biaya bahan baku

Biaya tenaga kerja

Biaya overhead pabrik

Rp 70.000

Rp 155.000

Rp 248.000

Rp 0

Rp 270.000

Rp 405.000

Tingkat penyelesaian produk dalam produk proses akhir

Biaya bahan baku

Biaya konversi

100%

20%

50%

Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen A

Unsur biaya produksi

Total biaya

Unit ekuivalensi

Biaya produksi per kg

Bahan baku

Tenaga kerja

Overbead pabrik

Rp 70.000

155.000

248.000

35.000

31.000

31.000

Rp 2

5

8

Total

Rp 173.000

Rp 15

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A

Harga pokok produk jadi : 30.000 x Rp 15

Rp 450.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses

Biaya bahan baku : 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000

Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp5.000

Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000

Rp   23.000

Jumlah biaya produksi Departemen A bulan januari 19x1

Rp 473.000

Jurnal pencatatan biaya produksi departemen A

Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :

Barang dalam proses-biaya bahan baku departemen A                      Rp 70.000

            Persediaan bahan baku                                                                        Rp 70.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :

Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen A                    Rp 155.000

            Gaji dan upah                                                                                      Rp 155.000

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen A            

Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen A              Rp 248.000

            Berbagai rekening yang di kredit                                                        Rp 248.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke departemen B:

Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B                    Rp 450.000

            Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A                     Rp 60.000

            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A                     Rp 150.000

            Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A               Rp 240.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang  belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 19x1

Persediaan produk dalam proses-departemen A                                 Rp 23.000

            Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A                     Rp 10.000

            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A                     Rp   5.000

            Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A               Rp   8.000

Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen B

Unsur biaya produksi

Total biaya

Unit ekuivalensi

Biaya produksi per kg

Tenaga kerja

Overbead pabrik

270.000

405.000

27.000

27.000

10

15

Total

Rp 675.000

Rp 25

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B

Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke gudang

Harga pokok dari departemen A : 24.000 x Rp 15

Biaya yang ditambahkan oleh departemen B : 24.000x Rp 25

Rp 360.000

600.000

Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang

24.000 x Rp 40

960.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir

Harga pokok dari departemen A : 6.000 x Rp 15

Biaya yang ditambahkan oleh departemen B:

Biaya tenaga kerja 50 % x 6.000 x Rp 10 = Rp30.000

Biaya overhead pabrik 50 % x 6.000 x Rp 15= Rp 45.000

90.000

Rp   75.000

Total harga pokok persediaan produk dalam proses departemen B

165.000

Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan januari 19x1

Rp 1.125.000

jurnal pencatatan biaya produksi departemen B

Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A: :

Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B                    Rp 450.000

            Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A                     Rp 60.000

            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A                     Rp 150.000

            Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A               Rp 240.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :

Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen B                    Rp 270.000

            Gaji dan upah                                                                                      Rp 270.000

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen B            

Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen B              Rp 405.000

            Berbagai rekening yang di kredit                                                        Rp 405.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke gudang

Persediaan produk jadi                                                                       Rp 960.000

            Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B                     Rp 360.000

            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B                     Rp 240.000

            Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B               Rp 360.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang  belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 19x1

Persediaan produk dalam proses-departemen B                                 Rp 165.000

            Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B                     Rp 90.000

            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B                     Rp 30.000

            Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B               Rp 45.000

3.      PENGARUH TERJADINYA PRODUK YANG HILANG DALAM PROSES TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER SATUAN

Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada awal proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan

Contoh3:

PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar  berikut :

Data produksi Bulan Januari 19x1

Departemen A

Departemen B

Produk yang dimasukkan dalam proses

1.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B

700 kg

Produk selesai yang ditransfer ke gudang

400 kg

Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut :

Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 %

Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 %

200 kg

100 kg

Produk yang hilang pada awal proses

100 kg

200 kg

Biaya produksi Bulan Januari 19 x1

Departemen A

Departemen B

Biaya bahan baku

Rp 22.500

Rp          -

Biaya bahan penolong

26.100

16.100

Biaya tenaga kerja

35.100

22.500

Biaya overhead pabrik

45.800

24.750

Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 19 x1

Jenis biaya

Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemn A ( unit ekuivalensi)

Biaya produksi Departemen A

Biaya per kg produk yang dihasilkan oleh departemen A

Biaya bahan baku

700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg

Rp 22.500

Rp 25

Biaya bahan penolong

700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg

26.100

29

Biaya tenaga kerja

700 + 40%x200kg=780kg

35.100

45

Biaya overhead pabrik

700 + 40%x200kg=780kg

46.800

60

Rp 130.500

Rp 159

Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 19x1

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 159

Rp 111.300

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)

Biaya bahan baku         200 kg x 100 % x Rp 25 = 5.000

Biaya bahan penolong  200 kg x 100 % x Rp 29 = 5.800

Biaya tenaga kerja       200 kg x 40 %x Rp 45= 3.600

Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 60= 4.800

Rp 19.200

Jumlah biaya produksi Departemen A

Rp 130.500

Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah departemen pertama

Perhitungan penyesuaian harga pokok per unit dari departemen A

Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A

Rp 111.300 : 700

Rp 159,00

Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A setelah adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B sebanyak 200 kg adalah Rp 111.300 : ( 700 kg-200 kg)

Rp 222.60

Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen A

Rp  63.60

Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 19 x1

Jenis biaya

Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen B ( unit ekuivalensi)

Jumlah biaya produksi yang ditambahkan di departemen B

Biaya per kg yang ditambahkan Departemen B

Biaya bahan penolong

400 kg + 60 % x 100 kg = 460 kg

Rp 16.100

Rp 35

Biaya tenaga kerja

400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg

Rp 22.500

Rp 50

Biaya overhead pabrik

400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg

Rp 24.750

Rp 55

Rp 63.350

Rp 140

Perhitungan biaya produksi departemen B bulan Januari 19x1

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg @ Rp 362.60

Rp 145.040

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 kg):

Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 222.6= Rp 22.260

Biaya bahan penolong : 100 kg x 60 % x Rp 35 = 2.100

Biaya tenaga kerja  : 100 kg x 50 % x Rp 50 = 2.500

Biaya overhead pabrik : 100 kg x 50 %x Rp 55 =2.750

Rp 29.610

Jumlah kumulatif dalam departemen B

Rp 174.650

Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada akhir proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan

Contoh:

PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar  berikut :

Data produksi Bulan Januari 19x1

Departemen A

Departemen B

Produk yang dimasukkan dalam proses

1.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B

700 kg

Produk selesai yang ditransfer ke gudang

400 kg

Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut :

Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 %

Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 %

200 kg

100 kg

Produk yang hilang pada akhir proses

100 kg

200 kg

Biaya produksi Bulan Januari 19 x1

Departemen A

Departemen B

Biaya bahan baku

Rp 22.500

Rp          -

Biaya bahan penolong

26.100

16.100

Biaya tenaga kerja

35.100

22.500

Biaya overhead pabrik

45.800

24.750

Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 19 x1

Jenis biaya

Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemn A ( unit ekuivalensi)

Biaya produksi Departemen A

Biaya per kg produk yang dihasilkan oleh departemen A

Biaya bahan baku

700 kg + 100 % x 200 kg + 100 kg= 1000 kg

Rp 22.500

Rp 22.5

Biaya bahan penolong

700 kg + 100 % x 200 kg+ 100 kg = 1000 kg

26.100

26.10

Biaya tenaga kerja

700 + 40%x200kg + 100 kg = 880kg

35.100

39.89

Biaya overhead pabrik

700 + 40%x200kg+ 100 kg = 880kg

46.800

53.18

Rp 130.500

Rp141.67

Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 19x1

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 141.67

Rp 99.169

Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk yang hilang pada akhir proses 100 xRp 141,67

14.167,00

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan : 700 x Rp 161,91

113.334,40

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)

Biaya bahan baku         200 kg x 100 % x Rp 22.5 = 4.500

Biaya bahan penolong  200 kg x 100 % x Rp 26.1 = 5.220

Biaya tenaga kerja       200 kg x 40 %x Rp 39.89= 3.191,2

Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 53.18= 4.254,4

Rp 17.165.60

Jumlah biaya produksi Departemen A

Rp 130.500,00

Produk yang hilang pada akhir proses di departemen produksi setelah departemen produksi pertama

Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 19 x1

Jenis biaya

Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen B ( unit ekuivalensi)

Jumlah biaya produksi yang ditambahkan di departemen B

Biaya per kg yang ditambahkan di Departemen B

Biaya bahan penolong

400 kg + 60 % x 100 kg + 200 kg = 660 kg

Rp 16.100

Rp 24.39

Biaya tenaga kerja

400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg = 650 kg

Rp 22.500

Rp 34.62

Biaya overhead pabrik

400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg = 650 kg

Rp 24.750

Rp 38.08

Rp 63.350

Rp 97.09

Perhitungan biaya produksi Departemen B bulan Januari 19x1

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 400 x Rp 161.91

Rp 64.764,00

Biaya yang ditambahkan departemen B 400 x Rp 97.09

     38.836,00

Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses : 200 kg ( Rp 161.91+Rp 97.09

51.800,00

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan : 400 x Rp 388.5

155.400,00

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 Kg)

Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 161.91 = Rp 16.191,00

Biaya bahan penolong  100 kg x 60 % x Rp 24.39 = 1.463.3

Biaya tenaga kerja       100 kg x 50 %x Rp 34.62= 1.731

Biaya overhead pabrik 100 kg x 50 %x Rp 38.08= 1.904

Rp 21.289.40

Jumlah biaya produksi Departemen B

Rp 176.689.40

F.   CONTOH SOAL  

PT  Aquana  memproduksi air mineral dengan merk “Fresh”. Perusahaan ini memiliki BDP per 1 Januari 2008 sebanyak 10.000 liter dan dalam bulan Januari 2008 perusahaan memproses 50.000 liter. Pada akhir bulan Januari 2008 perusahaan memiliki BDP akhir sebanyak 20.000 liter.

Diminta: berapa liter produk selesai selama bulan Januari 2008?

Jawaban:

Produk selesai dihitung dg formula sbb:

                        Persediaan BDP awal                         10.000

                        Produk masuk proses periode ini        50.000  

                        Total unit yang diproses                      60.000  

                        Persediaan BDP akhir                         (20.000 )

                        Produk selesai                                      40.000  

DAFTAR PUSTAKA

Ø  Fidaus Ahmad, dan Washilah. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat

Ø  Widilestariningtyas, ony; Firdaus, Dony Waluya; Anggadini, Sri Dewi. 2012.Akuntansi Biaya.

            Edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu

Ø  http://marlin-myself.blogspot.com/p/my-study.html

Gallery Metode Harga Pokok Proses

Perhitungan Bop Dengan Metode Harga Pokok Proses Selama

Bagaimana Menghitung Dengan Metode Harga Pokok Rata Rata

Evaluasi Penentuan Harga Pokok Produksi Rokok Ud Filter

Process Costing1

Apa Yang Dimaksud Dengan Harga Pokok Produksi Akuntansi

Ppt Kelompok Harga Pokok Proses Pptx Harga Pokok Proses

Metode Harga Pokok Proses Kursus Akuntansi

Metode Harga Pokok Pesanan Proses

Pembahasan Web Viewmetode Fifo Metode Lifo Pembahasan

Materi 1

Metode Harga Pokok Proses Pengantar

Bab 4 Metode Harga Pokok Proses

Harga Pokok Proses

Metode Harga Pokok Proses Pengantar

Pertemuan 5 Metode Harga Pokok Proses Produk Yang Hilang

Metode Harga Pokok Proses Pengantar

Metode Penetapan Harga Pokok Pesanan Pencatatan

Pdf Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Teh Sedap

2 Metode Utama Pengumpulan Biaya Produksi

Metode Harga Pokok Proses Costing

Pdf Metode Harga Pokok Proses Ravia Fransischa Academia Edu

Ppt Metode Harga Pokok Proses Process Cost Method

Metode Harga Pokok Rata Rata Tertimbang Akuntansi

Materi Iii Metode Harga Pokok Proses Pengantar Ipdc

Metode Harga Pokok Proses Ppt Download

Metode Harga Pokok Proses

Metode Hpp Yang Produknya Diolah Satu Departemen Produksi


0 Response to "Metode Harga Pokok Proses"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel