Latar Belakang Pergerakan Nasional



Doc Rpp Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia Kelas

LATAR BELAKANG TERJADINYA PERGERAKAN NASIONAL

b. faktor Intern - Sejarah masa lampau yang gemilang (Sejarah kerajaan majapahit dan Sriwijaya yang menjadi penguasa di nusantara/Indonesia ) menjadi angan-angan kaum terpelajar untuk mengulangi kejayaan masa lampau. - Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penjajahan bangsa eropa/belanda - Pengaruh pelaksanaan politik etis(balas budi) penjajah belanda dengan memberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan kepada sebagian rakyat indonesia menimbulkan adanya golongan terpelajar yang akhirnya sadar terhadap pentingnya persatuan dan kesatuan - Pengaruh pendidikan Islam yang berkembang pesat di awal abad ke 19 -Pengaruh pendidikan kebangsaan di sekolah-sekolah yang didirikan oleh kaum swasta pribumi seperti taman siswa, memberikan kesadaran akan rasa kebangsaan.

Latar Belakang

Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh sejak lama, bukan secara tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih bersifat kedaerahan, belum bersifat nasional.

Nasionalisme yang bersifat menyeluruh dan meliputi semua wilayah Nusantara baru muncul sekitar awal abad XX.Lahirnya nasionalisme bangsa Indonesia didorong oleh dua faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern.

1. Faktor Ekstern Timbulnya pergerakan nasional Indonesia di samping disebabkan oleh kondisi dalam negeri, juga ada faktor yang berasal dari luar (ekstern). Berikut ini faktor-faktor ekstern yang memberi dorongan dan energi terhadap lahirnya pergerakan nasional di Indonesia. a. Kemenangan Jepang atas Rusia Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika keperkasaan Eropa (bangsa kulit putih) menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari kelompok kulit berwarna. Hal itu ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar sebagai pemenang dalam peperangan itu adalah Jepang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap para pelopor pergerakan nasional di Indonesia. b . Partai Kongres IndiaDalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India National Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif seorang Inggris Allan Octavian Hume pada tahun 1885. Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal. Keempat ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.
c . Filipina di bawah Jose RizalFilipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak 1571 – 1898. Dalam perjalanan sejarah Filipina muncul sosok tokoh yang bernama Jose Rizal yang merintis pergerakan nasional dengan mendirikan Liga Filipina. Pada tahun 1892 Jose Rizal melakukan perlawanan bawah tanah terhadap penindasan Spanyol. Tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana membangkitkan nasionalisme Filipina dalam menghadapi penjajahan Spanyol. Dalam perjuangannya Jose Rizal dihukum mati pada tanggal 30 Desember 1896, setelah gagal dalam pemberontakan Katipunan. Sikap patriotisme dan nasionalisme yang ditunjukkan Jose Rizal membangkitkan semangat rela berkorban dan cinta tanah air bagi para cendekiawan di Indonesia.
d . Gerakan Nasionalisme CinaDinasti Manchu (Dinasti Ching) memerintah di Cina sejak tahun 1644 sampai 1912. Dinasti ini dianggap dinasti asing oleh bangsa Cina karena dinasti ini bukan keturunan bangsa Cina. Masuknya pengaruh Barat menyebabkan munculnya gerakan rakyat yang menuduh bahwa Dinasti Manchu sudah lemah dan bekerja sama dengan imperialis Barat. Oleh karena itu muncul gerakan rakyat Cina untuk menentang penguasa asing yaitu para imperialis Barat dan Dinansti Manchu yang juga dianggap penguasa asing. Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia.
e . Gerakan Turki MudaGerakan nasionalisme di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. Gerakannya dinamakan Gerakan Turki Muda. Ia menuntut adanya pembaruan dan modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya. Gerakan Turki Muda memberikan pengaruh politis bagi pergerakan bangsa Indonesia sebab mengarah pada pembaruan-pembaruan dan modernisasi.

2. FAKTOR INTERN

- Sejarah masa lampau yang gemilang (Sejarah kerajaan majapahit dan Sriwijaya yang menjadi penguasa di nusantara/Indonesia ) menjadi angan-angan kaum terpelajar untuk mengulangi kejayaan masa lampau. - Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penjajahan bangsa eropa/belanda - Pengaruh pelaksanaan politik etis(balas budi) penjajah belanda dengan memberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan kepada sebagian rakyat indonesia menimbulkan adanya golongan terpelajar yang akhirnya sadar terhadap pentingnya persatuan dan kesatuan - Pengaruh pendidikan Islam yang berkembang pesat di awal abad ke 19 -Pengaruh pendidikan kebangsaan di sekolah-sekolah yang didirikan oleh kaum swasta pribumi seperti taman siswa, memberikan kesadaran akan rasa kebangsaan.

a. Budi Utomo (BU)

Seorang dokter Jawa bernama dr. Wahidin Sudirohusodo pada tahun 1906 dan 1907 meng-adakan perjalanan kampanye di kalangan priyayi di pulau Jawa. Ia menyampaikan pendapat untuk memajukan bangsanya melalui pendidikan. Pendidikan ini akan diusahakan sendiri tanpa bantuan pemerintah kolonial dengan mendirikan Dana Pelajar atau Studiefonds, untuk membantu para pelajar yang kurang mampu agar dapat melanjutkan sekolah. Dalam perjalanannya, pada akhir tahun 1907 dr. Wahidin Sudirohusodo bertemu dengan Sutomo, mahasiswa STOVIA di Jakarta. Sutomo menyampaikan gagasan dr. Wahidin Sudirohusodo kepada teman-temannya di STOVIA. Mahasiswa-mahasiswa STOVIA yang sudah memiliki citacita meningkatkan kedudukan dan martabat bangsa itu terdorong oleh kampanye yang dilakukan dr. Wahidin Sudirohusodo.  

b. Sarekat Islam (SI)

Pada tahun 1909, Raden Mas Tirtoadisuryo mendirikan perkumpulan dagang di Jakarta dengan nama Sarekat Dagang Islam (SDI). H. Samanhudi seorang pedagang batik dari Laweyan Solo merasa tertarik dengan organisasi dagang ini. Akhirnya ia mendirikan Sarekat Dagang Islam di Solo pada akhir tahun 1911. Tujuannya adalah untuk memajukan agama, dan untuk memperkuat diri bagi golongan pedagang-pedagang Indonesia terhadap pedagangpedagang Cina. Pada waktu itu pedagang Cina memegang peranan penting dalam leveransir bahan-bahan yang diperlukan oleh perusahaan batik. Dalam mendirikan Sarekat Dagang Islam di Solo, H. Samanhudi mengajak pedagang-pedagang batik terkenal di antaranya M.Asmodimejo, M. Kertotaruno, M. Sumowerdoyo, dan H.M. Abdulrajak. Organisasi yang baru didirikan tersebut diketuai oleh H. Samanhudi. Berdirinya Sarekat Islam selain didorong oleh faktor ekonomi juga dilandasi oleh faktor agama. Pada tanggal 10 September 1912, Sarekat Dagang Islam diubah menjadi Sarekat Islam. Hal ini dilakukan atas saran Haji Oemar Said Tjokroaminoto, seorang pelajar Indonesia yang bekerja pada perusahaan dagang di Surabaya. Alasan perubahan nama ini adalah agar perkumpulan itu jangkauannya lebih luas tidak terbatas pada golongan pedagang saja. Tujuan Sarekat Islam sesuai anggaran dasarnya adalah sebagai berikut. 1) Memajukan perdagangan. 2) Memberikan pertolongan kepada anggota-anggota yang mengalami kesulitan. 3) Memajukan kepentingan rokhani dan jasmani dari penduduk asli. 4) Memajukan kehidupan agama Islam.  

  b. Partai Komunis Indonesia (PKI)

Pada masa sebelum Perang Dunia I, paham komunis masuk ke Indonesia dibawa oleh seorang pimpinan buruh Negeri Belanda bernama H.J.F.M. Sneevliet. Ia adalah anggota Partai Buruh Sosial Demokrat atau Sociaal Democratische Arbeiderspartij. Semula ia tinggal di Surabaya sebagai staf redaksi sebuah surat kabar kemudian dipindahkan ke Semarang dan menjadi sekretaris pada Semarangse Handelsblad. Pada tanggal 9 Mei 1914, Sneevliet bersama rekan-rekannya, J.A. Brandsteder, H.W. Dekker dan P. Bergsma, mendirikan organisasi yang dinamakan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Haluan organisasi ini adalah Marxisme. Pada mulanya ISDV tidak berkembang, maka untuk mencari anggota mereka cara menyusup ke tubuh partai-partai lain. Ketika tidak berhasil, mereka mendekati Insulinde maka diarahkan ke dalam Sarekat Islam. Taktik ini berhasil sehingga SI pecah menjadi dua kubu dan muncullah pemimpin ranting dalam ISDV yang berhaluan marxis seperti Semaun dan Darsono. Pada tanggal 23 Mei 1920, oleh Baars, Bergsma, dan Semaun beserta kawankawannya, ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia. Kemudian pada bulan Desember 1920, Partai ini diubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Susunan pengurus baru organisasi ini, antara lain Semaun sebagai ketua, Darsono sebagai wakil ketua, Bergsma sebagai sekretaris, Dekker sebagai bendahara, Baars, Sugono, dan lain-lain sebagai anggota pengurus. Pada tahun 1923, PKI semakin kuat dengan bergabungnya tokoh-tokoh seperti Alimin Prawirodirdjo (pemimpin SI merah) dan Musso (dari PKI cabang Jakarta). Setelah merasa kuat, PKI melakukan aksinya dengan mengobarkan pemberontakan di Jakarta pada tanggal 13 November 1926, disusul dengan tindakan kekerasan di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta pemberontakan di Sumatra Barat pada tanggal 1 Januari 1927. Pemberontakan ini dapat ditumpas oleh Pemerintah Hindia Belanda. Pemberontakan PKI ini merupakan tindakan yang sia-sia karena massa PKI sama sekali tidak siap di samping organisasinya masih kacau. Pemberontakan PKI ini mengakibatkan korban ribuan rakyat dihasut untuk ikut serta dalam pemberontakan sehingga sekitar 13.000 orang ditangkap, mereka yang dihukum sejumlah 4.500 orang, dan yang dibuang ke Tanah Merah, Digul Atas, Irian Jaya sekitar 1.300 orang. Oleh Pemerintah Hindia Belanda, PKI dinyatakan sebagai partai terlarang. Akibat buruk lainnya yang menimpa perjuangan bangsa

Indonesia akibat pemberontakan PKI adalah berupa penindasan yang luar biasa 

 c. Partai Nasional Indonesia (PNI) Pada tahun 1925, Ir. Soekarno mendirikan perkumpul-an Algeemene Studie Club di Bandung. Atas insiatif perkumpulan ini maka pada tanggal 4 Juli 1927 berdirilah partai politik baru yaitu Partai Nasional Indonesia. Para pendirinya adalah Ir. Soekarno, Dr. Tjipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Iskaq Tjokrohadisuryo, Mr. Sunaryo, Mr. Budiarto, dan Dr. Samsi. Dari 8 orang pendiri ini, 5 orang merupakan mantan anggota Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda. Tujuan PNI adalah untuk mencapai Indonesia Merdeka. Adapun asasnya adalah Self help, non kooperatif, dan marhaenisme. Pada waktu rapat di Bandung tanggal 17 - 18 Desember 1927, PNI dapat menggalang persatuan dengan Partai Sarekat Islam Indonesia, Budi Utomo, Pasundan, Sumatranche Bond, Kaum Betawi, Indonesische Studieclub, dan Algeemene Studieclub dengan membentuk Pemufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPKI). Permufakatan ini bertujuan menyatukan aksi dalam menghadapi imperialisme Belanda. Dalam Kongres PNI yang pertama di Surabaya (27 - 30 Mei 1928) disyahkan susunan pengurus seperti berikut: 1) Ketua : Ir. Soekarno 2) Sekretaris/Bendahara : Mr. Iskaq Tjokrohadisuryo 3) Anggota : Dr. Samsi Sastrowidagdo, Mr. Sartono, Mr. Sunaryo, dan Ir. Anwari. Dalam kongres ini juga disahkan program kegiatan yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan sosial. Dengan program yang jelas diperkuat dengan propaganda-propaganda Ir. Soekarno sebagai seorang ahli pidato, maka PNI dalam waktu singkat banyak memperoleh dukungan massa mulai dari Jawa Barat sampai seluruh Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Kongres PNI yang kedua tanggal 18 - 20 Mei 1929 di Jakarta, menetapkan untuk memilih kembali pengurus PB PNI yang lama. Di samping itu juga memutuskan program kegiatan di bidang ekonomi/sosial dan politik. Di bidang ekonomi/sosial antara lain menyokong perkembangan Bank Nasional Indonesia, mendirikan koperasi-koperasi, mendirikan sekolah-sekolah, rumah sakitrumah sakit, dan lain-lain. Sedangkan di bidang politik, mengadakan hubungan dengan Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda dan menunjuk Perhimpunan Indonesia sebagai wakil PPPKI di luar negeri
terhadap para pemimpin perjuangan. Itulah suatu tindakan PKI yang merugikan perjuangan bangsa Indonesia secara keseluruhan.3. Masa Moderat Partai-partai yang berjuang pada masa radikal bersikap non kooperasi (tidak mau bekerja sama) dengan pemerintah kolonial Belanda seperti Perhimpunan Indonesia, Partai Komunis Indonesia, dan Partai Nasional Indonesia. Sejak tahun 1930, perjuangan partai-partai mulai mengubah taktiknya, partaipartai sudah bersifat moderat (agak lunak) dan menggunakan taktik kooperasi artinya mau bekerja sama dengan Pemerintah Kolonial Belanda. Hal-hal apa saja yang menyebabkan perubahan taktik perjuangan tersebut? Penyebabnya adalah karena dunia pada waktu itu dilanda krisis ekonomi (malaise). Hal ini mempengaruhi keadaan ekonomi di Hindia Belanda sehingga berpengaruh terhadap pergerakan nasional. Di samping itu juga karena Pemerintah Hindia Belanda semakin bersikap keras terhadap partai-partai politik. Apalagi setelah PKI melakukan pemberontakan pada tahun 1926. Ada dua partai yang bersifat moderat dengan taktik kooperasi yaitu Partai Indonesia Raya dan Gerakan Rakyat Indonesia. Bagaimana perkembangan kedua partai tersebut? Marilah kita ikuti uraian berikut.

a. Partai Indonesia Raya (Parindra)

Partai Indonesia Raya merupakan fusi (gabungan) dari Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Penggabungan dua organisasi ini dilaksanakan pada kongresnya di Surakarta tanggal 25 Desember 1935. Tujuan Partai Indonesia Raya adalah untuk mencapai Indonesia mulia dan sempurna, dengan dasar nasionalisme Indonesia. Taktik perjuangannya adalah kooperasi. Oleh karena itu, Parindra mempunyai wakilnya di Volksraad untuk membela kepentingan rakyat. Selain perjuangan melalui volksraad Parindra juga melakukan beberapa usaha, antara lain sebagai berikut. 1) Di bidang pertanian dengan mendirikan Perhimpunan Rukun Tani untuk membantu kehidupan petani dan mendirikan Bank Nasional Indonesia. 2) Di bidang pelayaran dengan membentuk Rukun Pelayaran Indonesia. Kepengurusan Parindra pada awal terbentuknya organisasi ini adalah Dr. Sutomo sebagai ketua dan Wuryaningrat sebagai wakil ketua. Sedangkan Kepala Departemen Politik dalam Pengurus besar Parindra adalah Muhammad Husni Thamrin.

b. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)

Gerakan Rakyat Indonesia didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937. Tokoh-tokoh partai ini adalah para pemimpin Partindo yang dibubarkan pada tanggal 18 November 1936. Mereka ada Mr. Sartono, Mr. Amir Syarifudin, Dr. A.K. Gani, dan Mr. Moh. Yamin. Tujuannya adalah untuk mencapai kemerdekaan di bidang ekonomi, sosial, dan politik. Dalam waktu singkat, partai ini berkembang dengan cepat dan memperoleh posisi yang kuat sebagai partai yang berhaluan nasional anti-fasis. Dengan menggunakan taktik kooperasi, Gerindo melakukan aksi perjuangannya. Perkembangan Gerindo selalu diawasi pemerintah kolonial Belanda, dan pada saat Jepang masuk ke Indonesia partai ini dibubarkan.

Paham pergerakan nasional

1. paham nasionalisme

paham yang menyadarkan harga diri suatu bangsa berupah cintah tanah air

2. Paham ultra Nasionalisme

a. jerman : yang menganggap  bangsa jerman keturunan dari bangsa arya yang bear dan terhormat

b. italia : Benito Mussolini mendirikan perkumpulan fascis haliani yang timbul karena kenangan masa kejayaan imperium romawi

c. jepang : baron tanaka yang mempunyai pedagangan hakko I chui yaitu jepang diberi tugas oleh dewa mathari untuk melindungi asia dari penjajahan eropa.

3. paham Demokrasi

pahaman yang dikehendaki rakyaat, dari rakyat dan untuk rakyat

4. paham sosialisme

menghendaki terwujudnya suatu masyarakat disusun secara kolektif agar menjadi suatu masyarakat yang bahagia.

5. paham liberalisme

liberalisme adalah sauatu paham yang mengutamakan kemerdekaan individu. pada abad 20 kejayaan liberalisme mulai menurun, ini dibuktikan dengan partai liberal mulai digeser oleh partai buruh.

Gallery Latar Belakang Pergerakan Nasional

Materi Tes Wawasan Kebangsaan Twk Pergerakan Nasional

Sejarah Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia Leybold Co Id

17 Agustus Serial Sejarah Nasional Indische Sociaal

Perkembangan Ideologi Dan Organisasi Pergerakan Nasional

Sarekat Islam Sejarah Latar Belakang Tujuan Penyebab

Pergerakan Wanita Dalam Pergerakan Nasional Ppt Download

Ppt Pergerakan Nasional Di Indonesia Powerpoint

Latar Belakang Terbentuknya Pki

11 Latar Belakang Lahirnya Pergerakan Nasional Di Indonesia

Tokoh Pergerakan Nasional Tokoh Tokoh Pahlawan Pergerakan

Latar Belakang Pergerakan Nasional Indonesia Youtube

Organisasi Pergerakan Nasional Budi Utomo Sarekat Islam

Latar Belakang Lahirnya Pergerakan Nasional Indonesia

Lahirnya Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia Pdf

Latar Belakang Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia

Mengenal Tiga Organisasi Peletak Pergerakan Nasional Indonesia

10 Latar Belakang Lahirnya Pergerakan Nasional Indonesia

Latar Belakang Pergerakan Nasional

Latar Belakang Pembentukan Organisasi Pergerakan Nasional

Latar Belakang Munculnya Gerakan Wanita Dalam Gerakan

Faktor Ekstern Dan Latar Belakang Lahirnya Pergerakan


0 Response to "Latar Belakang Pergerakan Nasional"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel