Pergaulan Bebas Zaman Sekarang



Ashanty Sulit Besarin Abg Sekarang Rentan Pergaulan Bebas

Pergaulan Remaja dan Kebudayaan Di Zaman Sekarang

Pergaulan  Remaja dan Kebudayaan Di Zaman Sekarang

1.1        1.1   Latar Belakang

Dewasa ini zaman sudah semakin berubah dengan pesat, dari teknologi,             gaya hidup, tata kehidupan, tata bahasa dan masih banyak yang lainnya  yang sudah berubah dari zaman dahulu sampai dengan sekarang. Globalisasi kini juga sudah merajarela termasuk saja yang terkena pengaruh globalisasi, sekarang globalisasi sudah sangat sulit terbendung.karena banyak remaja masa kini yang pergaulannya sangat bebas dan tidak teratur.

Era globalisasi yang dihadapi oleh adik-adik kita yang saat ini masih labil emosinya yaitu anak-anak sekolah dari SMP bahkan sampai dengan jenjang kuliah dikarenakan belum banyak mengetahui bagaimana mereka menghadapi kehidupan saat ini yang bisa di bilang Zaman edan. Proses interaksi dan saling pengaruh-mempengaruhi, bahkan pergesekan kepentingan antar-bangsa terjadi dengan cepat dan mencakup masalah yang semakin kompleks

1.2          1.2   Pengertian dan Pentingnya Pergaluan Untuk Remaja 

1.      Pengertian Pergaulan

Sebelum mengungkapkan pengertian pergaulan, saya mengamati lingkungan sekitar  dimana saya tinggal dan saya banyak melihat pergaulan yang tidak sehat di lingkungan anak sekolah seperti anak sekolah yang sering berkumpul di pinggir  jalan hanya untuk ketawa-ketawa, merokok, mabuk-mabukan, free sex / sex bebas dan masih banyak yang lainnya. Banyak anak-anak sekolah yang melakukan penyimpangan dikarenakan sedikitnya pendidikan dan pemahaman agama pada keluarga mereka.

Mengenai pengertian dan pergaulan pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok. Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif.

Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak.

2.      Pentingnya pergaulan untuk remaja

Jika kau berkumpul dengan penjual minyak wangi maka kau akan berbau wangi. Jika kau berkumpul dengan penjual ikan maka kau akan berbau ikan. Begitulah perumpamaan betapa pentingnya memilih pergaulan. Berkumpul dengan ilmuwan kita menjadi pintar. Berkumpul dengan pecundang kita akan menjadi pecundang pula.

Manusia memiliki naluri mengikuti dan meniru perilaku dan ucapan orang yang berada disekitarnya. Oleh karena itu, watak atau sifat manusia terbentuk dari lingkungan dan pergaulan. Manusia mulai bisa mendengar ketika masih berupa janin dalam kandungan yang berusia 4 bulan. Makanya bagi seorang ibu waktu hamil disarankan berkelakuan, berucap dan mendengarkan suara yang baik agar bayi yang dilahirkan terbentuk wataknya sesuai dengan masukan dari orang tua.

Sebuah nasehat mengatakan rumahmu adalah sekolahanmu, orang tuamu adalah gurumu. Dari kata-kata singkat penuh arti tersebut, jelas bahwa sekolah pertama dan utama dalam hidup adalah lingkungan di rumah. Kelakuan kedua orang tua akan ditiru oleh anaknya. Setelah lulus berguru dari orang tua, sekolah lanjutannya adalah pergaulan. Jadi manusia itu secara gen anak produk dari kedua orang tua. Namun secara perilaku anak produk dari lingkungan atau pergaulannya. Sifat atau watak kita juga terbentuk dari dua lingkungan tersebut. Sebaik-baiknya sifat orang tua kalau lingkungan pergaulannya buruk maka si anak akan berwatak buruk, begitu juga sebaliknya.

Dalam ketiga bahasan di atas pergaualan dalam lingkungan remaja yaitu sekolah ataupun lingkungan rumah mempengaruhi pola pikir dan cara mereka hidup , jadi remaja di haruskan untuk bisa memilih pergaulan agar tidak salah langkah.

1.3        1.3    Faktor  yang mempengaruhi pergaulan  

Terdapat banyak Faktor yang mempengaruhi pergaulan dalam lingkungan keluarga :

a.        Orang Tua

Peran keluarga amatlah penting dalam memberikan pengarahan,  karena orang tua itu sangat besar pengaruhnya terhadap pergaulan anaknya. Jika orang tuanya mengajarkan yang baik-baik, misalnya tatakrama, pengetahuan agama, sopan santun, dll maka anak tersebut akan nenerapkan juga di lingkungan luarnya dan ia pun  mencari pergaulan yang hamper sama dengan lingkungan keluarganya. Sedangkan sebaliknya jika orang tua mengajarkan yang tidak baik kepada anaknya maka anaknya tersebut akan terpengaruh dan mengikuti orang tuanya yaitu berprilaku buruk karena ada pepatah bilang “ buah itu jatuh tidak jauh dari pohonya “, oleh karena itu jika orang tuanya baik anaknya pun akan baik dan begitu sebaiknya. Tetapi walaupun perhatian keluarga/ orang tua sangat penting, orang tua pun terlalu keras terhadap anaknya karena dengan begitu mungkin anak pun akan jenuh dengan perhatian orang tua yang berlebihan dan mungkin agak keras jadi sebaiknya keluarga / orang tua memberikan perhatian yang wajar-wajar saja tidak berlebihan tetapi juga tidak membebaskan pergaulan anak remajanya., (adanya umpan timbal balik , yaitu dimana jika orang tua memberikan kasih sayang maka anaknya pun akan memberikan kasih sayang kepada orang tuanya )  

b.      Sodara

Adik atau kakak juga memiliki peran serta dalam mempengerahui pergaulan, contohnya seorang kakak berperilaku yang tidak baik dalam hal sering membolos saat sekolah, berbohong kepada keluarga maka seorang adik yang melihat kakaknya seperti itu akan mengikuti  perilaku yang buruk juga seperti kakanya. Begitu juga sodara sepupu yang tinggal satu rumah, mungkin akan berperlikau yang sama jika tidak ada peran kontrol orang tua dalam pergaulan.

c.       Lingkungan

Lingkungan dalam pergaulan remaja ini pun tak kalah pentingya dengan keluarga, jika remaja tersebut tinggal dan bergaul di lingkungan yang buruk maka ia akan terbawa buruk juga misalnya remaja tersebut hidup di lingkungan yang kebanyakan orang –orangnya selalu berbuat yang tidak baik misalnya berjudi berpakaian seksima bisa jadi anaknya tersebut akan terpengaruh pergaulan yang seeperti itu akan tetapi sebaliknya jika anak tersebut tinggal dan bergaul di lingkungan yang baik maka anak tersebut secara tidak langsung akan mengikuti prilaku terbaik tersebut.

d.      Spritual

Pendidikan spiritual seharusnya di tanamkan kepada para remaja sejak dini agar tercipta suatu remaja yang berahklak dan berbudi luhur baik, karena remaja yang berakhlak akan membuat moral remaja tersebut menjadi baik dan remaja tersebut mempunyai pegangan dalam hidupnya, karena suatu agama adalah pegangan bagi manusia di dunia ini. Jika seorang remaja tidak pernah menanamkan keagamaan dalam kehidupannya remaja tersebut akan terjerumus ke dalam pegaulan bebas karena ia tidak punya pegangan dalam hidupnya, keagamaan tersebut bisa di dapat dari keluarga, lingkungan, dan  kehidupa sehari-harinya.

Dari ke empat faktor diatas kita dapat melihat dampak-dampak sosialnya bagi remaja yaitu dimana jika seorang remaja berada di keluarga yang baik yaitu mengajarkan tentang tatakrama dalam bergaul, di lingkungan yang didalamnya rata-rata terdapat masyarakat yang baik yaitu masyarakat yang dapat memberikan contoh yang baik bagi remaja-remaja di sekitarnya,dan spiritual yang mendalam dapat membuat seorang remaja menjadi remaja yang berakhlak dan berbdi luhur. Akan tetapi sebaliknya jika seorang remaja tersebut berada di keluarga, lingkungan , dan spiritual yang tidak baik maka remaja tersebut bisa terjerumus ke dalam pergalan bebas dan seorang remaja tersebut tidak akan mempunyai pegangan dalam hidupnya.

2.1 Pergaualan Remaja Di Setiap Negara

Di setiap negara memiliki  berbagai macam pergaulan yang berbeda-beda  seperti berpakaian bebas, free sex dan lain-lain.Dibawah ini saya hanya mengambil 4 negara dan 2 benua termasuk negara  Indonesia.

a.       Amerika Serikat

Penanggulangan Penyakit dan Pencegahannya (CDC) yang berada di Amerika menyebutkan bahwa 3,2 juta remaja Amerika yang berumur 14-19 tahun, terjangkit penyakit menular seksual, dan angka tersebut secara prosentase telah mencakup 26% dari jumlah total remaja perempuan di usia tersebut.

Sebagaimana diketahui, bahwa remaja Amerika amat akrab dengan budaya pergaulan bebas, dimana pergaulan terhadap lawan jenis tidak mimemiliki batas yang jelas. Dan negara pun mendukung budaya itu, sehingga tidak ada hak bagi orang tua untuk melarang aktivitas kebebasan anak-anak mereka. Budaya ini memiliki andil yang cukup besar dalam penularan penyakit seksual di negara itu.

b.      Australia

Tingkat kenakalan remaja di Australia lebih tinggi ketimbang remaja di Amerika Serikat. Penelitian lembaga "Murdoch Children's Research Institute" di Australia dan Universitas  Washington, AS, menemukan fenomena kenakalan remaja di kedua negara tersebut dengan mewawancarai 4.000 pelajar berusia antara 12 dan 16 tahun di Victoria, Australia, dan di Washington Tingkat kenakalan remaja di Australia lebih tinggi ketimbang remaja di Amerika Serikat. Penelitian lembaga "Murdoch Children's Research Institute" di Australia dan Universitas  Washington, AS, menemukan fenomena kenakalan remaja di kedua negara tersebut dengan mewawancarai 4.000 pelajar berusia antara 12 dan 16 tahun di Victoria, Australia, dan di Washington State As.

c.       Indonesia

Indonesia mendefinisikan pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, "bebas" yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas di Indonesia sering kita dengar dari lingkungan mana pun, baik dari media massa. Telah jelas bagi kita tidak adanya Rancangan pembentrukan Undang-Undang legalisasi aborsi, karena hal itu bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, Agama, dan Hukum yang berlaku. Legalisasi aborsi akan mendorong pergaulan bebas lebih jauh dalam masyarakat. Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya daya tubu hpada usia remaja.

d.      Jepang

Daerah Niigata, salah satu kota indah di Tokyo sedang marak dengan tren rok mini (minisuka). Pelajar wanita di Niigata seakan merasa "lazim" mengenakan rok mini, padahal pihak sekolah dan orang tua melarangnya. Bahkan saat terjadi razia, mereka membawa rok ganti yang lebih panjang, dan setelah razia, mereka memakai kembali rok mini itu. Remaja Jepang memiliki etika ketika berpacaran. Mereka akan menganggap remeh orang yang saat berpacaran namun masih menjaga virginity-nya. Jadi, mereka memiliki ketentuan ketika berpacaran mereka harus melakukan seks bebas dengan kekasihnya.

Adapun pelecehan seksual banyak terjadi di Jepang, terutama bagi kalangan wanita. Contohnya, pria mesum, ketika di supermarket mengambil kesempatan saat wanita ber-rok mini sedang sibuk berbelanja dan pria tersebut mencoba memotret celana dalam wanita tersebut.

 Hal yang sama terjadi pula di sebuah Shinkansen (kereta listrik), ketika para penumpang sedang berdesakan di dalamnya, para pria mesum atau lebih dikenal dengan molester menggunakan kesempatan tersebut dengan melakukan hal-hal yang tidak senonoh terhadap wanita. Hal-hal diatas tersebut merupakan contoh-contoh pergaulan bebas menurut  pengertian Jepang. Pergaulan bebas remaja di Jepang dapat dikategorikan sebagai pergaulan yang sangat bebas, namun mereka masih menganut tradisi kuno Jepang yang dikenal cukup disiplin.

e.       Afrika

Pergaulan bebas di kalangan masyarakat Afrika Selatan di kawasan-kawasan perkotaan dan penindasan budaya kaum kulit hitam sewaktu era apartheid telah mengakibatkan hilangnya cara hidup lama di kota-kota di sini. Namun, budaya kulit hitam masih ada di kawasan pedesaan. Beberapa perbedaan budaya tetap ada diantara etnis-etnis di sana, seperti adat perkimpoian dan hukum adat mereka. Tetapi pada umumnya, tradisi masyarakat kulit hitam adalah berlandaskan kepercayaan kepada dewa-dewa yang perkasa serta maskulin, semangat nenek-moyang dan kuasa-kuasa gaib.

Poligami juga dibenarkan dan "lobolo" (mas kimpoi) biasanya akan dibayar. Kerbau memainkan peranan penting dalam kebanyakan budaya, sebagai simbol kekayaan dan hewan  korban. Pergaulan yang positif pun tidak berjalan secara lancar, seks bebas terjadi dimana-mana. Adapun sebuah acara/upacara, yang pada akhirnya mereka bermabuk-mabukan, sehingga lepas kontrol akan kelakuan mereka dan tidak menutup kemungkinan hal ini menuntun mereka ke dalam seks bebas. Seks yang dimaksud dapat dilakukan dengan siapa pun, bahkan seorang wanita dapat bersemalam dengan beberapa pria.

f.       Eropa

Dapat kita katakan bahwa Eropa merupakan titik awal dari tersebarnya pergaulan bebas. Budaya Eropa cenderung bersifat bebas, terlebih dari segi agama yang berbeda dengan anutan  Islami, juga memiliki sudut pandang yang sangat terbuka.

Dalam kehidupan kesehariannya, setiap mahasiswa di Eropa menerima bungkusan "biru" yang berisi satu set lengkap peralatan persiapan untuk melakukan seks, di antaranya adalah kondom. Pemberian tersebut gratis, tanpa bayar. Hal ini menunjukkan betapa terbukanya mereka dengan hal-hal yang dianggap tabu oleh masyarakat timur. Adapun masyarakat di sana tidak hanya melakukan "pergaulan" dengan lawan jenis, namun ada beberapa kumpulan orang yang dengan bangganya disebut sebagai "homo" ataupun "lesbi".

g.      Timur Tengah

Berbeda halnya dengan Eropa, negara-negara di timur tengah terkesan sangat tertutup, terutama di Saudi Arabia. Ketekunan akan menjalani aturan Islami sangatlah kental, menyebabkan adanya jarak penutup atau pemisah disetiap lawan jenis. Wanita diwajibkan berhijab (menutup aurat) dan kebanyakan memakai cadar, ini merupakan bukti adanya aturan yang melarang kaum hawa bergaul bebas dengan kaum adam. Pergaulan dalam konteks Islami sangatlah tidak sama dengan apa yang ada di negara barat. Seperti bersentuhan kulit secara langsung sangat tidak dibolehkan oleh Islam, karena bukan muhrim. Dengan ini, otomatis pacaran pun diharamkan.

Namun, semua peraturan tidak sepenuhnya dipatuhi sebagaimana watak manusia. Banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan termasuk pelecehan kaum wanita. Kehidupan yang tertutup seperti itu kadang kala membuat para pria tidak terbiasa untuk melihat wanita. Hal ini dapat menyebabkan banyak hal.

2.2            Penyebab Terjadinya Pergaulan Bebas Remaja Indonesia

Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas. Berikut ini di antara penyebab maraknya pergaulan bebas di Indonesia.;

a.       Sikap mental yang tidak sehat

Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidak stabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok,memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuatbagi anak, yang nantinya akan membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yangmereka biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif, contohnyadengan adanya pergaulan bebas.

b.      Pelampiasan Rasa kecewa

Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya terhadap orangtua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus menerus (baik dari segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturanyang terlalu mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi,sehingga menjadikan remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkukangan hidupnya.

c.       Kegagalan remaja menyerap norma dan pendidikan agama

Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi dan bisa juga karena factor keluarga yang kurang memberikan pendidikan agama, sehingga begitu lemahnya iman seorang remaja yang menjadikan mereka gampang terpengaruh oleh pergaulan bebas dalam lingkungannya tersebut.

d.      Teman dan Komunitas Tempat Tinggal yang Kurang Baik

Masa remaja adalah masa dimana suatu anak masih mencari jati diri mereka yang sebenarnya, masa ini masa yang sangat rentan dan harus terus di control oleh para orang tua kepada anak mereka. Remaja yang tidak dapat memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua yang tidak memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul. Karena remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

3.1  Perkembanganan Kebudayaan Dan Pergaulan Remaja

       3.1.1  Perkembangan Budaya Barat di Indonesia

Budaya barat masuk ke Indonesia semenjak zaman penjajahan. Semenjak itulah budaya barat memulai perkembangannya di Indonesia. Pada mulanya, budaya ini belum mempengaruhi semua lapisan masyarakat, karena pada saat itu berlaku sistem kasta yang tidak memungkinkan kalangan masyarakat bawah untuk mengadopsi budaya ini ( Matroji, 2006 : 122 ).

Saat ini pengaruh budaya barat tidak hanya sebatas cara berpakaian, pergaulan, tapi juga di bidang pendidikan dan gaya hidup. Subjek yang paling terpengaruh adalah remaja. Bahkan bagi sebagian remaja, gaya hidup barat merupakan suatu kewajiban dalam pergaulan. Banyak factor yang menyebabkan remaja sangat mudah menyerap budaya barat. Hal ini akan dibahas pada pembahasan berikutnya.

3.1.2  Faktor Pendukung Perkembangan Budaya Barat dikalangan Generasi Muda

                                         Budaya Barat berkembang dengan sangat pesat di Indonesia.  Perkembangannya tidak hanya terjadi di kota-kota besar, namun telah merambah ke kota-kota kecil, bahkan ke desa-desa. Tanpa disadari, masyarakat telah memadukan budaya Barat dengan budaya Timur dalam aspek kehidupan mereka.

                Terdapat beberapa Faktor dalam kebudayaan barat menjadi kebiasaan di Indonesia :

·          Faktor Internal

Generasi  muda  memilik i semangat  yang  tinggi dalam aktivitas yang mereka gemari. Mereka memiliki energi yang besar, yang dicurahkannya pada bidang tertentu, ide-ide kreatif terus bermunculan dari pikiran mereka, walaupun pada sebagian remaja tidak terlihat hal ini. Selain potensi yang besar, generasi muda terutama remaja juga memiliki rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Untuk menuntaskan rasa ingin tahunya, mereka cenderung menggunakan metode coba-coba. Jika kurang berhati-hati, penggunaan metode ini sangat merugikan, karena yang di coba belum tentu sesuatu yang baik.

Hal ini juga terjadi pada saat budaya barat masuk kedalam kehidupan remaja. Sebagai sesuatu yang asing dan baru, budaya ini menarik perhatian mereka. Sebagai contoh, ketika berkembang system belajar yang menyenangkan atau disebut Quantum Learning, remaja cenderung mencoba hal tersebut. Namun hal ini tidak terbatas hanya pada budaya yang bersifat positif, tapi juga pada budaya negatif. Misalnya, ketika berkembang budaya “clubbing” di kota-kota besar, sebagian besar remaja marasa tertarik untuk mencoba, sehingga ketika sudah merasakan kelebihannya, perbuatan itu terus dilakukan. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari peran keluarga dalam membimbing remaja dalam menjalani masa yang sangat sulit ini. peran keluarga ini akan dijelaskan pada subbab selanjutnya.

·         Faktor eksternal

Sama seperti point sub bab1.3 yakni faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pergaulan namun, dalam perkembangannya, budaya barat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal, faktor eksternalnya antara lain keluarga, lingkungan, pergaulan, perkembangan teknologi, dan media massa.

3.1.3 Dampak Positif dan Negatif dari Perkembangan pergaulan Budaya Barat

                 Dalam kehidupan kebudayaan barat juga memiliki 2 dampak positif dan negatif dalam kebudayaan timur.

1.      Sisi positif

Ø  Mengubah Sistem belajar

Pola belajar  yang monoton  kini telah digantikan oleh system pembelajaran  yang  disebut  dengan “Enjoy Learning”. Sistem ini telah diterapkan oleh banyak Sekolah  di  Indonesia. Melalui sistem ini, generasi muda dapat merasakan  belajar  sebagai  suatu  hal  yang  menyenangkan  dan  merupakan suatu  kebutuhan.

Ø  Memudahkan Jalur Komunikasi dan Informasi.

Budaya barat  yang masuk ke Indonesia telah membawa teknologi yang bermanfaat, seperti Televisi, Internet, dan Telepon selular. Jika pada zaman dahulu orang harus menunggu lama untuk mengetahui kejadian di Amerika Serikat , saat ini dapat dengan mudah dilihat di Televisi atau diakses melalui Internet. Untuk komunikasi jarak jauh, kita tidak perlu lagi kekantor pos untuk mengirim surat. Dengan menggunakan Telepon selular, dengan mudah seseurang dapat berkomunikasi dengan orang lain bahkan di Benua yang berbeda. Hal ini memperlancar komunikasi dan informasi di Indonesia.

Ø   Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Dengan adanya pengembangan system belajar serta lancarnya jalur komunikasi dan informasi, memudahkan generasi muda untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara lain. Sehingga akan dihasilkan genersai muda Indonesia yang cerdas untuk membangun bangsa.

2.      Sisi Negatif

Ø  Perubahan Gaya Hidup Remaja.

Gaya hidup “hura-hura” sangat mendominasi dikalangan remaja barat. Namun, kebanyakan remaja telah mengadopsi gaya hidup ini. Hal ini tidak terbatas pada kota-kota besar, tapi sudah banyak remaja di kota-kota kecil yang merubah gaya hidup mereka. Remaja denga gay hidup “hura-hura” menjalani hidup sesuai dengan keinginan mereka. Mereka menghabiskan hidupnya untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan, berpesta pora, dan menghabiskan waktu dengan sia-sia.

Ø  Pergaulan Bebas.

Dalam pergaulan remaja barat, hampir tidak ada “batasan” antara pria dan wanita. Pacaran yang kemudian dilanjutkan dengan pelukan, ciuman, bahkan hubungan badan merupakan hal yang biasa. Dengan adanya pengaruh dari media yang sangat kuat,pergaulan bebas mulai marak dikalanga generasi muda Indonesia. Ironisnya budaya ini telah berkembang hingga kekota yang dikenal dengan julukan “kota pelajar”.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Penelitian Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH) selam 3 tahun, mulai Juli 1999 hingga Juli 2002, dengan melibatkan sekitar 1.660 responden dari 16 Perguruan tinggi negeri dan swasta di Yogyakarta, diperoleh data bahwa 97,05 % mahasiswinya sudah kehilangan keperawanannya saat kuliah. ( Solihin , 2003 : 39).

Selain karena adanya dukungan media, hal ini juga disebabkan oleh suasana kos yang mendukung di Yogyakarta, yaitu tidak adanya kontrol oleh pemilik kos. Hal ini merupakan sebuah peringatan keras bagi bangsa Indonesia untuk memperbaiki kondisi generasi muda.

Ø  Hilangnya Rasa Bangga Terhadap Budaya Timur.

Saat ini, hampir sebagian besar generasi muda telah kehilangan jati dirinya sebagai bangsa timur. Hal ini terjadi karena tidak ada lagi rasa bangga terhadap budaya timur. Seorang remaja yang rajin belajar, menghabiskan waktu di perpustakaan dan di rumah, dan patuh pada orang tua dan guru dianggap sebagai orang yang norak, kuno, dan kurang pergaulan.

Sebaliknya, remaja yang nilai-nilainya rendah, menghabiska waktu di mal atau diskotek, melawan pada guru, berontak terhadap keinginan orang tua, dan yang menganut gaya hidup “hura-hura” dianggap sebagai dewa pergaulan. Sehingga banyak remaja yang merubah gaya hidupnya demi pergaulan ( Ilmi , 2007 : 16).

Penanggulangan Dampak Negatif Budaya Barat

Budaya Barat saat ini berkembang pesat di Indonesia, baik yang bersifat positif dan negatif sangat mudah diterima masyarakat, khususnya generasi muda. Pengaruh positif dan negatif ini telah dibahas pada subbab sebelumnya. Para orangtua sangat khawatir atas perkembangan pergaulan remaja saat ini. Oleh karena itu, sebagai generasi muda yang baik kita hendaknya tidak mengikuti budaya barat yang berdampak negatif.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, saat ini remaja yang tidak mengikuti perkembangan yang terjadi akan dianggap kuper atau tidak modern, tetapi remaja sekalian jangan takut karena tidak semua perkembangan yang ada berdampak baik. Untuk selanjutnya penulis akan memberikan solusi cara mengatasi pengaruh budaya Barat yang bersifat negatif, diantaranya sebagai berikut:

1.      Remaja seharusnya dapat memilah dan menyaring perkembangan budaya saat ini, jangan menganggap semua pengaruh yang berkembang saat ini semuanya baik, karena belum pasti budaya barat tersebut diterima dan dianggap baik oleh Budaya Timur kita.

2.      Para Orangtua sebaiknya lebih mendekatkan diri kepada anaknya, dan berusaha menjadi teman untuk anaknya sehingga dapat memberikan saran kepada anak, dan anak pasti akan merasa lebih dekat kepada Orangtua dan akan mengingat saran dari Orangtuanya tersebut.

3.      Pemerintah lebih tegas terhadap peraturan, khususnya penyimpangan perilaku akibat pengaruh budaya asing.

4.      Masyarakat hendaknya membantu pemerintah, dalam menanggulangi perkembangan budaya Barat yang bersifat negatif.

4. Kesimpulan  

           Dari bahasan yang saya ambil keseluruhannya saya tarik kesimpulan bahwa  pergaulan  dan  kebudayaan  saat ini mengenai remaja khusunya di negara Indonesia sudah sangat jauh dari norma kesopanan, norma agama dan telah melupakan kebudayaa timur, yang menjunjung tinggi semua norma kebaikan seperti norma kesopanan, norma agama, daln lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

3.      Pergaulan Remaja diberbagai belahan dunia  (2013, 09 Maret) Diperoleh dari http://mrsupel.blogspot.com/2012/04/pergaulan-remaja-di-berbagai-belahan.html

Gallery Pergaulan Bebas Zaman Sekarang

Pergaulan Bebas Pengertian Akibat Dampak Contoh Bahaya

Pergaulan Bebas Anak Jaman Sekarang Youtube

Pentingnya Pendidikan Usia Dini Untuk Menciptakan Karakter

Zaman Remaja Zaman Remaja Alam Pancaroba

Pergaulan Bebas Ciri Jenis Penyebab Dampak Mengatasi

Share Your Mind 14 Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja

Cara Mengatasi Pergaulan Bebas Anak Muda Jaman Sekarang

Pergaulan Bebas Merusak Zaman Now Islam Memberikan Solusi

Rusaknya Pergaulan Zaman Sekarang Berita Lamongan

Doc Pengaruh Lingkungan Pergaulan Terhadap Remaja

Pergaulan Zaman Sekarang Kaskus

Benarkah Kids Zaman Now Adalah Representasi Dari Rusaknya

Seminar Bahayanya Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja

Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja Suarabojonegoro Com

Siasat Jill Gladys Agar Anak Tak Terjerumus Pergaulan Bebas

5 Penyebab Anak Zaman Sekarang Mudah Terjebak Pergaulan

Bahayanya Ikhtilat Pergaulan Bebas Remaja Zaman Sekarang

Akibat Pergaulan Bebas Di Tangkap Polres

Miris Nya Pergaulan Remaja Masa Kini Pik R Mario Sipakalebbi

5 Kelakuan Negatif Anak Zaman Sekarang Akibat Sinetron Yang

Home Hamdan Kobandah

Tarbiah Sentap Nasihat Kepada Pelajar Agama Yang Couple

Pergaulan Remaja Tanpa Batas Salah Siapa Hidayatullah Com

Zaman Makin Bebas Nikita Mirzani Khawatir Perkembangan


0 Response to "Pergaulan Bebas Zaman Sekarang"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel