Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia
Benarkah Indonesia Dijajah Belanda Selama 350 Tahun Halaman
Dampak Pendudukan Jepang Di Indonesia
Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia (1942-1945) Secara Lengkap – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Apresiasi yang dimana dalam hal ini meliputi masa, organisasi, kebijakan, perlawanan, akhir dan dampak, nah agar dapat lebih memahami dan dimengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.
Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia
Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe Fumimaro sebagai Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan perang.
Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur.
Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii.
Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo memimpin armada yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : “Romusha” Arti, Pengertian & ( Kerja Paksa Pada Zaman Jepang )
Hari minggu pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua gelombang.Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar serta merusak 6 kapal perang lain.
Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan lebih dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.
Perang Pasifik ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hindia-Belanda adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak utama.
Sebelum meletusnya Perang Asia Timur Raya, Jepang memetakan wilayah Asia Tenggara menjadi 2 bagian, yaitu :
- Wilayah A, yaitu beberapa koloni Inggris, Belanda dan Amerika Serikat yang meliputi wilayah ; Semenanjung Melayu, Kalimantan Utrara, Philipina dan Indonesia
- Wilayah B, yaitu koloni Perancis yang meliputi Vietnam, Laos dan kamboja
Jepang menguasai kawasan Asia Tenggara, khususnya wilayah A dengan tujuan ; menjadikan kawasan Aasia Tenggara sebagai sumber bahan mentah bagi industri perang dan pertahanannya. Jepang juga berusaha memotong garis perbekalan musuh yang berada di wilayah ini.
Jepang memperoleh kemenangan mudah untuk menduduki Indonesia yang dikuasai Belanda pada bulan Januari 1942. Dimulai dari wilayah Tarakan (Kalimantan Timur) sebagai penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, berturut-turut kemudian wilayah Balikpapan, Ambon,Kendari, Pontianak dapat dikuasai pada bulan yang sama. Pada bulan Pebruari 1942 Jepang berhasil menguasai Palembang.
Untuk menguasai Indonesia, Jepang menggunakan 2 jalur, yaitu :
- Lewat Philipina ; Tarakan, Balikpapan, Bali, Rembang Indramayu
- Lewat Semenanjung Melayu ; Palembang, Pontianak, Tanjung Priok
Pada tanggal 5 Maret 1942 tentara Jepang berhasil menguasai Batavia. Karena semakin terdesak serta tidak adanya bantuan dari Amerika Serikat akhirnya Belanda terpaksa harus menyerah tanpa syarat kepada Jepang melalui Perjanjian Kalijati (Subang Jawa barat) pada tanggal 8 Maret 1942.
Perjanjian ini ditandatangani oaleh Jenderal Teerporten selaku wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Indonesia (Tjarda Van Stackenborg Stackhouwer) dengan Jenderal Immamura sebagai Pimpinan bala tentara Jepang di Indonesia.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Perjanjian Linggarjati
Pemerintahan Jepang di Indonesia di bidang Milliter
Sebutan resmi pemerintahan milliter Jepang adalah Bala Tentara Nippon memegang kekuasaan militer dan segala kekuasaan yang dulu dipegang oleh gubernur Jendral (pada masa kekuasaan Belanda). Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan ini, kekuasaan atas wilayah Indonesia dipegang oleh dua angkatan perang yaitu angkatan darat (Rikugun) dan angkatan laut (Kaigun). Masing-masing angkatan mempunyai wilayah kekuasaan. Dalam hal ini Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah kekuasaan yaitu:
- Wilayah I : Daerah Jawa dan Madura dengan pusatnya Batavia berada di bawah kekuasaan Rikugun.
- Wilayah II : Daerah Sumatra dan Semenanjung Tanah Melayu dengan pusatnya Singapura berada di bawah kekuasaan Rikugun.
- Wilayah III : Daerah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Irian berada di bawah kekuasaan Kaigun.
Organisasi Militer Bentukan Jepang
Selain itu Jepang juga mendirikan berbagai organisasi kemilliteran seperti :
1. Gerakan Tiga A
Gerakan ini disebut Gerakan Tiga A karena semboyannya adalah Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia, Nippon Pemimpin Asia. Gerakan ini dipimpin oleh Syamsuddin SH. Namun dalam perkembangan selanjutnya gerakan ini tidak dapat menarik simpati rakyat, sehinnga pada tahun 1943 Gerakan Tiga A dibubarkan dan dibagi dengan Putera.
2. Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA)
Organisasi ini dibentuk pada tahun 1943 dibawah pimpinan “Empat Serangkai”, yaitu Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, KH Mas Mansyur. Gerakan Putera ini pun diharapkan dapat menarik perhatian bangsa Indonesia agar membantu pasukan Jepang dalam setiap peperangan yang dilakunnya.
Ternyata Gerakan Putera yang menjadi bentukan Jepang ini ternyata menjadi bumerang bagi Jepang. Hal ini disebabkan oleh anggota-anggota dari Putera yang memiliki sifat nasionalisme yang tinggi.
3. Pembela Tanah Air (PETA)
PETA merupakan sebuah organisasi bentukan Jepang dengan keanggotaanya berisi pemuda-pemuda Indonesia. Dalam organisasi PETA ini para pemuda bangsa Indonesia dididik atau mendapatkan latihan kemiliteran dari pasukan Jepang. Pemuda-pemuda inilah yang menjadi tiang utama perjuangan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia.
Tujuan awalnya pembentuka organisasi PETA ini adalah untuk memenuhi kepentingan peperangan Jepang di Lautan Pasifik. Namun karena PETA bersifat nasional dan diaanggap sangat membahayakan kedudukan Jepang atas wilayah Indonesia, maka pada tahun 1944 PETA dibubarkan.
Berikutnya Jepang mendirikan organisasi lainnya yang bernama Perhimpunan Kebaktian Rakyat yang lebih terkenal dengan nama Jawa Hokokai. Kepemimpinan organisasi ini berada di bawah Komando Militer Jepang.
Karena Pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia dipegang oleh militer, maka semua jenis kegiatan diarahkan untuk kepentingan perang. Sumber alam dan bahan makanan diperas oleh Jepang. Hal ini menyebabkan rakyat sangat menderita serta kekurangan sandang dan pangan sehingga terjadi kematian diberbagai tempat.
Selain pemerasan dibidang pertanian, Jepang juga mewaijibkan rakyat untuk menyerahkan besi-besi tua untuk pembuatan senjata. Jepang juga merampas harta benda rakyat terutama emas.
Selain itu juga akibat pemerintahan kemilliteran Jepang, Kebijakan pemerintah pada pendudukan Jepang antara lain berupa pengerahan tenaga rakyat untuk melaksanakan kerja paksa. Selain itu, para pemuda juga diwajibkan untuk masuk menjadi anggota organisasi militer maupun semi militer yang dibentuk Jepang.
Kebijakan Jepang Di Indonesia
Berikut ini terdapat beberapa kebijakan jepang di indonesia, diantaranya adalah:
1. Romusha
Romusha adalah kerja paksa (tanpa dibayar) pada zaman penduduka Jepang. Tujuannya adalah membangun sarana dan prasarana untuk kepentingan rakyat Jepang. Sarana dan prasarana tersebut antara lain jembatan, lapangan terbang, serta gua-gua tempat persembunyian.
2. Kinrohosi
Kinrohosi adalah kerja paksa (tanpa dibayar) untuk para pamong desa dan pegawair rendahan. Mereka diperlakukan sebagai tenaga romusha yang lainnya. Para kinrohosi banyak yag dikirim ke luar Jawa untuk membantu membuat pertahanan tentara Jepang.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Sidang BPUPKI – Hasil, Anggota, Pembentukan, Sejarah Dan Ringkasannya
3. Wajib Militer
Berikut ini wajib militer yang dibentuk untuk membantu Jepang menghadapi Sekutu.
- Seinendan (Barisan Pemuda), dibentuk tanggal 9 Maret 1943 dengan anggota para pemuda usia 14-22 tahun.
- Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), dibentuk tanggal 29 April 1943 dengan anggota para pemuda usia 23-25 tahun.
- Fujinkai (Barisan Wanita), dibentuk pada bulan Agustus 1943, dengan anggota para wanita usia 15 tahun ke atas.
- Gakutotai (Barisan Pelajar), anggotanya terdiri dari murid-miridd sekolah lanjutan.
- Heiho (Pembantu Pranjurit Jepang), dibentuk pada bulan April 1943 dengan anggota pemuda berusia 18-25 tahun.
- PETA (Pembela Tanah Air), dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 dengan tujuan untuk memoertahankan tanah air Indonesia dari penjajahan bangsa Barat.
- Jawa Hohokai (Kebaktian Rakyat Jawa), dibentuk pada tanggal 1 Maret 1944 dengan tujuan untuk mengerahkan rakyat agar mau membantu atau berbakti kepada Jepang.
- Suisyintai (Barisan Pelopor), dibentuk pada tanggal 24 September 1944 dan diresmikan pada tanggal 25 September 1944. Tujuannya untuk meningkatkan kesiapsiagaan rakyat.
Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Jepang
Karena rakyat Indonesia tidak terima terhadap pemerintahan Jepang dan merasa tersiksa, banyak sekali terjadi perlawanan-perlawanan di berbagai daerah di Indonesia, antara lain adalah :
1. Perlawanan koreri di biak
Perlawanan ini dipimpin oleh L. Rumkorem, pimpinan Gerakan “Koreri” yang berpusat di Biak. Perlawanan ini dilatarbelakangi oleh penderitaan rakyat yang diperlakukan sebagai budak belian, dipukuli, dan dianiaya. Dalam perlawanan tersebut rakyat banyak jatuh korban, tetapi rakyat melawan dengan gigih. Akhirnya Jepang meninggalkan Pulau Biak.
2. Perlawanan Pang Suma
Perlawanan Rakyat yg dipimpin oleh Pang Suma berkobar di Kalimantan Selatan. Pang Suma adalah pemimpin suku Dayak yg besar pengaruhnya dikalangan suku-suku di daerah Tayan dan Meliau. Perlawanan ini bersifat gerilya untuk mengganggu aktivitas Jepang di Kalimantan.
Momentum perlawanan Pang Suma diawali dengan pemukulan seorang tenaga kerja Dayak oleh pengawas Jepang, satu di antara sekitar 130 pekerja pada sebuah perusahaan kayu Jepang. Kejadian ini kemudian memulai sebuah rangkaian perlawanan yang mencapai puncak dalam sebuah serangan balasan Dayak yang dikenal dengan Perang Majang Desa, dari April hingga Agustus 1944 di daerah Tayan-Meliau-Batang Tarang (Kab. Sanggau). Sekitar 600 pejuang kemerdekaan dibunuh oleh Jepang, termasuk Pang Suma.
3. Peristiwa Singaparna
Perlawanan fisik ini terjadi di pesantren Sukamanah Jawa Barat (Singaparna) di bawah pimpinan KH. Zainal Mustafa, tahun 1943. Beliau menolak dengan tegas ajaran yang berbau Jepang, khususnya kewajiban untuk melakukan Seikerei setiap pagi, yaitu memberi penghormatan kepada Kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah matahari terbit. Kewajiban Seikerei ini jelas menyinggung perasaan umat Islam Indonesia karena termasuk perbuatan syirik/menyekutukan Tuhan. Selain itu beliaupun tidak tahan melihat penderitaan rakyat akibat tanam paksa.
Saat utusan Jepang akan menangkap, KH. Zainal Mustafa telah mempersiapkan para santrinya yang telah dibekali ilmu beladiri untuk mengepung dan mengeroyok tentara Jepang, yang akhirnya mundur ke Tasikmalaya. Jepang memutuskan untuk menggunakan kekerasan sebagai upaya untuk mengakhiri pembangkangan ulama tersebut.
Pada tanggal 25 Februari 1944, terjadilah pertempuran sengit antara rakyat dengan pasukan Jepang setelah salat Jumat. Meskipun berbagai upaya perlawanan telah dilakukan, namun KH. Zainal Mustafa berhasil juga ditangkap dan dibawa ke Tasikmalaya kemudian dibawah ke Jakarta untuk menerima hukuman mati dan dimakamkan di Ancol.
4. Peristiwa Indramayu, April 1944
Peristiwa Indramayu terjadi bulan April 1944 disebabkan adanya pemaksaan kewajiban menyetorkan sebagian hasil padi dan pelaksanaan kerja rodi/kerja paksa/Romusha yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat yang berkepanjangan.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Haji Madriyan dan kawan-kawan di desa Karang Ampel, Sindang Kabupaten Indramayu. Pasukan Jepang sengaja bertindak kejam terhadap rakyat di kedua wilayah (Lohbener dan Sindang) agar daerah lain tidak ikut memberontak setelah mengetahi kekejaman yang dilakukan pada setiap pemberontakan.
5. Pemberontakan Teuku Hamid
Teuku Hamid adalah seorang perwira Giyugun, bersama dengan satu pleton pasukannya melarikan diri ke hutan untuk melakukan perlawanan. Ini terjadi pada bulan November 1944. Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah Jepang melakukan ancaman akan membunuh para keluarga pemberontak jika tidak mau menyerah.
Kondisi tersebut memaksa sebagian pasukan pemberontak menyerah, sehingga akhirnya dapat ditumpas. Di daerah Aceh lainnya timbul pula upaya perlawanan rakyat seperti di Kabupaten Berenaih yang dipimpin oleh kepala kampung dan dibantu oleh satu regu Giyugun (perwira tentara sukarela), namun semua berakhir dengan kondisi yang sama yakni berhasil ditumpas oleh kekuatan militer Jepang dengan sangat kejam.
6. Peristiwa Cot Plieng, Aceh 10 November 1942
Pemberontakan dipimpin seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil, guru mengaji di Cot Plieng Lok Seumawe. Usaha Jepang untuk membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga Jepang melakukan serangan mendadak di pagi buta sewaktu rakyat sedang melaksanakan salat Subuh.
Dengan persenjataan sederhana/seadanya rakyat berusaha menahan serangan dan berhasil memukul mundur pasukan Jepang untuk kembali ke Lhokseumawe. Begitu juga dengan serangan kedua, berhasil digagalkan oleh rakyat. Baru pada serangan terakhir (ketiga) Jepang berhasil membakar masjid sementara pemimpin pemberontakan (Teuku Abdul Jalil) berhasil meloloskan diri dari kepungan musuh, namun akhirnya tertembak saat sedang salat.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : “Pelayaran Vasco Da Gama” Sejarah & ( Pertama – Kedua – Ketiga )
7. Pemberontakan PETA
Perlawanan PETA terjadi hingga 3 kali yaitu :
- Perlawanan PETA (pusat tenaga rakyat) di Blitar (29 Februari 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini disebabkan karena persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang dilakukan secara paksa dan di luar batas perikemanusiaan. Sebagai putera rakyat para pejuang tidak tega melihat penderitaan rakyat.
Di samping itu sikap para pelatih militer Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia. Perlawanan PETA di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi dengan tipu muslihat Jepang melalui Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding. Empat perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi berhasil meloloskan diri.
- Perlawanan PETA di Meureudu, Aceh (November 1944)
Perlawanan ini dipimpin oleh Perwira Gyugun T. Hamid. Latar belakang perlawanan ini karena sikap Jepang yang angkuh dan kejam terhadap rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia pada khususnya.
- Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh pemimpin regu (Bundanco) Kusaeri bersama rekan-rekannya. Perlawanan yang direncanakan dimulai tanggal 21 April 1945 diketahui Jepang sehingga Kusaeri ditangkap pada tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak terlaksana karena Jepang terdesak oleh Sekutu.
Akhir Pendudukan Jepang Di Indonesia
Berikut ini terdapat beberapa akhir pendudukan jepang di indonesia, diantaranya adalah:
- Pada bulan April 1944 Sekutu mendarat di Irian Barat, Jepang semakin terdesak.
- Jepang kembali terdesak karena pulau Saipan pada gugusan pulau Mariana jatuh dan dikuasai oleh Sekutu
- Akhir 1944, Jepang semakin terdesak dan beberapa pusat pertahanan Jepang jatuh ke tangan Amerika
- Persediaan senjata dan amunisi terus berkurang dan banyak kapal perang yang hilang dan diperburuk lagi dengan perlawanan rakyat Indonesia yang semakin
- Jepang mengalami kerugian dengan rusaknya kapal induk pada Pertempuran Laut Karang atau Laut Koral (1942) dengan Amerika
- Amerika menyadap semua pusat informasi Jepang. Dengan mudahnya Amerika Serikat mengalahkan Jepang
- Dengan keterpurukan ini, banyak peluang besar Indonesia agar segera
- Keterpurukan Jepang juga berdampak pada pemerintahannya, 17 Juli 1944, Jenderal Nideki Tojo diganti oleh Jenderal Koniaki Koiso.
- 7 September 1944 Jenderal Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada
- 1 Maret 1945, Panglima Jepang Letnan Jenderal kuakici Harada mengumumkan pembentukan BPUPKI. Dengan jumlah anggota 67 orang dari Indonesia dan 7 orang dari
- BPUPKI mengadakan sidang sebanyak 2 kali, 29-1 Juni 1945 tentang rumusan dasar negara, dan kedua 10-16 Juli 1945 membahas batang tubuh UUD negara indonesia merdeka
- Tanggal 6 Agustus 1945 kota Hirosima dibom atom oleh
- 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan digantikan oleh PPKI
- 9 Agustus 1945 sekutu membom Nagasaki, alasan membom kedua kota tersebut dikarenakan 2 kota tersebut merupakan pusat industri
- Tanggal 11 Agustus 1945 Soekarno, Moh. Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat pergi ke Dalat, menemui Panglima Tertinggi Terauchi untuk membicarakan kemerdekaan yang sudah dijanjikan.
- Tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu dan juga berakhirnya pendudukan Jepang di Indonesia.
- Jepang tetap menjaga status quo sebelum kedatangan Sekutu.
- Pada saat ini Bangsa Indonesia memanfaatkan kondisi yang demikian itu dengan memproklamirkan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Dampak Pendudukan Jepang Di Indoensia
Diantaranya adalah:
1. Dampak Positif
- Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional dan menyebabkan bahasa Indonesia mengukuhkan diri sebagai bahasa nasional.
- Jepang mendukung semangat anti Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung semangat nasionalisme Indonesia, antara lain menolak pengaruh-pengaruh Belanda, misalnya perubahan nama Batavia menjadi Jakarta.
- Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang mendekati pemimpin nasional Indonesia seperti Soekarno dengan harapan agar Soekarno mau membantu Jepang memobilisasi rakyat Indonesia. Pengakuan Jepang ini mengukuhkan posisi para pemimpin nasional Indonesia dan memberikan mereka kesempatan memimpin rakyatnya.
- Dalam bidang ekonomi didirikannya kumyai yakni koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama, mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun dan SLTA.
- Pembentukan stara masyarakat hingga tingkat paling bawah yakni rukun tetangga “RT” atau Tonarigumi.
- Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yakni line system “sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien” yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan.
- Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, dari sini muncullah ide Pancasila.
- Jepang dengan teprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang pada awalnya, namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk berperang yang dikemudian hari digunakan untuk menghadapi kembalinya pemerintah kolonial Belanda.
- Dalam pendidikan dikenalkan sistem Nipon-sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah.
2. Dampak Negatif
- Penghapusan semua organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda yang sebenarnya banyak diantaranya yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi dan kesejahteraan warga.
- Romusha, mobilisasi rakyat Indonesia “terutama warga Jawa” untuk kerja paksa dalam kondisi yang tidak menusiawi.
- Penghimpunan segala sumber daya seperti sandang, pangan, logam dan minyak demi kepentingan perang. Akibatnya berasa dan berbagai bahan pangan petani dirampas Jepang sehingga banyak rakyat yang menderita kelaparan.
- Krisis ekonomi yang sangat parah, hal ini karena dicetaknmya uang pendudukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
- Kebijakan self sufficiency “kawasan mandiri” yang menyebabkan terputusnya hubungan ekonomi antar daerah.
- Kebijakan fasis pemerintah militer Jepang yang menyebar polisi khusus dan intelijen di kalangan rakyat sehingga menimbulkan ketakutan. Pemerintah Jepang bebas melanggar hak asasi manusia dengan menginterogasi, menangkap, bahkan menghukum mati siapa saja yang dicurigai atau dituduh sebagai mata-mata atau anti-Jepang tanpa proses pengadilan.
- Pembatasa pers sehingga tidak ada pers yang idependen semuanya dibawah pengawasan Jepang.
- Terjadinya kekacuan sistuasi dan kondisi keamanan yang parah seperti maraknya perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.
- Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.
- Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.
3. Bidang Ekonomi
Dampak Positif
- Didirikannya koperasi yang bertujuan untuk kepentingan
- Diperkenalkannya sistem baru bagi pertanian yaitu line system. Sistem ini akan memberikan pengaturan bercocok tanam yang efisien sehingga akan meningkatkan produksi
Dampak Negatif
- Menyusun kembali struktur ekonomi wilayah indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan perang
- Kerja paksa
- Mengeksploitasi seluruh kekayaan alam di indonesia untuk keperluan perang
4. Bidang Sosial Budaya
Dampak Positif
- Mulai berkembangnya tradisi kerja bakti massal melalui kinrohosi.
- Munculnya sikap persatuan dan kesatuan dalam mengusir penjajah di
- Bangsa Indonesia mengalami berbagai pembaharuan akibat didikkan Jepang yang menumbuhkan kesadaran dan keyakinan yang tinggi akan harga dirinya.
- Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu Tonarigami atau Rukun Tetangga (RT).
5. Bidang Pendidikan
- Dalam pendidikan diperkenalkannya sistem Nippon Sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara dalam
- Mendirikan sekolah seperti SD 6 tahun, SLTP/SMP 9 tahun dan SLTA/SMA.
- Bahasa Indonesia mulai digunakan dalam komunikasi sehingga bahasa Indonesia berkembang
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : “Pelayaran Magelhaens” Sejarah & ( Latar Belakang )
6. Bidang Birokrasi dan Militer
Jepang memberikan pelatihan militer-semimiliter kepada pemuda Indonesia dan mempersenjatai pemuda demi keperluan perang Jepang. Seperti mengikutsertakan pemuda ke organisasi keibodan, heiho, suisintai dan sebagainya.
7. Bidang Budaya
Dampak Positif
- Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan) tanggal 1 April 1943 di Jakarta. Fungsi lembaga ini mewadahi aktivitas kebudayaan Indonesia
- Pembentukan Persatuan Aktris Film Indonesia (PERSAFI) yang bertujuan mendorong aktris- aktris profesional dan amatir Indonesia untuk bereksperimen dengan mengubah lakon terjemahan bahasa asing ke Bahasa Indonesia
Dampak Negatif
- Pemaksaan pemerintah Jepang agar masyarakat Indonesia terbiasa melakukan penghormatan kepada Tenno ( Kaisar) yang dipercayai sebagai keturunan dewa matahari ( Omiterasi Omikami).
Demikianlah pembahasan mengenai Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia (1942-1945) Secara Lengkap semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.
Gallery Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia
Perjuangan Umat Islam Masa Pendudukan Jepang Wawasan Sejarah
Orang Semarang Melawan Jepang Historia
Xi Ipa 3 Sejarah Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia
12 Foto Langka Zaman Penjajahan Di Indonesia Suasananya
Kedatangan Jepang Ke Indonesia Masa Kebijakan Tujuan Masuk
Perubahan Masyarakat Pada Masa Penjajahan Jepang
Masa Pendudukan Jepang Donisaurus
Uniknya Rupiah Pada Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia
Organisasi Organisasi Semimiliter Pada Masa Pendudukan
Arsip Video Lama Romusha Pada Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia Tahun 1942
Kejamnya Kerja Paksa Zaman Jepang Kaskus
Kependudukan Jepang Di Indonesia
Kisah Kekejaman Jepang Di Korea Dan Indonesia Lontar Id
Pendidikan Di Masa Pendudukan Jepang Dan Pemerintahan
Ini Dia 5 Dampak Pendudukan Jepang Di Indonesia Dalam Bidang
Edukasi Indonesia Masa Pendudukan Jepang Part Ii
Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang Segala Fakta
Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia Quiz Quizizz
Japanimperial Instagram Photos And Videos My Social Mate
Melihat Bunker Persembunyian Tentara Jepang Di Mbay Kenapa
Masa Penjajahan Jepang Di Indonesia Ilmu Dasar
Nutrition 101 238 Nutrition Stikes Nas
Pertempuran Tarakan 1945 Wikipedia Bahasa Indonesia
0 Response to "Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia"
Post a Comment