Klasifikasi Media Pembelajaran Abad 21
Perkembangan dan klasifikasi media pembelajaran
MAKALAH
Perkembangan dan klasifikasi media pembelajaran
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :
MEDIA PEMBELAJARAN PAI
Dosen Pengampu:
Budiyono.Spd,Mpd
DISUSUN OLEH :
Azlansyah (11511106)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PONTIANAK
2015
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada kita semua yang mana kita dapat merasakan nikmat Islam,Iman,Ihsandan dapat merasakan nikmat semua yang di berikan Allah. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita pada nikmat agama Islam.
Dengan atas pertolongan dan hidayahnya ,makalah yang berjudul : Konsep dasar media pembelajaran. Makalah ini dibuat dan diajukan untuk tugas kelompok diskusi yang berkaitan dengan MEDIA PEMBELAJARAN PAI ,Tersusunya makalah ini juga berkat dukungan dari pihak-pihak terkait yang senentiasa mendukung kami, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Budiyono M.Pd,M.Ag selaku dosen pembimbing saya.
2. Dan teman teman yang ada di kelas untuk membuat kami melengkapi satu sama lain.
Semoga jasa mereka diterima oleh Allah SWT, Dan di berikan kesehatan oleh Allah dan dibalas denga pahala yang berlipat ganda, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.Mohon maaf jika makalah ini ada kekurangan mohon minta kritik dan sarannya,saya siap menerima.. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Pontianak, 15 maret 2017
Pemakalah
Azlansyah
BAB l
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Media pembelajaran merupakan komponen intruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia pendidikan (misalnya teori/konsep baru dan teknologi) media pendidikan (pembelajaran) terus mengalami perkembangan dan terampil dalam berbagai jenis dan format, dengan masing-masing ciri dan karakteristiknya. Dari sinilah kemudia timbul usaha-usaha untuk melakukan klasifikasi atau pengelompokan media yang mengarah pada pembuatan taksonomi media pendidikan /pembelajaran.
Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik belajar, akan sangat menunjang efisiensi dan efektifitas proses dan hasil pembelajaran. Terkait dengan hal-hal tersebut maka di dalam penyusunan makalah ini akan di bahas beberapa rumusan masalah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan perkembangan media pembelajaran
2. Menjelaskan peran guru dan perkembangan media pembelajaran
3. Menjelaskan klasifikasi media pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menjelaskan perkembangan media pembelajaran
Kalau kita lihat perkembangannya ,pada mulanya media hanya diangggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids).Alat bantu yang di pakai adalah alat bantu visual,misalnya gambar,model,objek dan alat –alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret /riil,motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retendi belajar siswa ,walaupun jaman sekarang alat-alat visual masih di pakai tapi tidak secanggih jaman sekarang karna alat- alat visual itu di kembangkan berbagai macam cara yang lebih modern .Namun sayang,karena dulu terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang di pakai orang kurang memperhatikan aspek desain,pengembangan pembelajaran (instruction*) produksi dan evaluasinya sehingga tidak efektif dalam pengajaran jadipikiran mereka tidak berkembang .
Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke -20,alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual atau audio visual aids (AVA).
Bermacam peralatan dapat di gunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalu penglihatan dan pendengaran bahkan gerakan untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata.Dalam usaha mmanfaatkan media sebagai alat bantu ini Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling kongkret ke yang paling abstrak.Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman (cone of experience) dari Edgar Dale dan pada saat itu di anut secara luas dalam menentukan alat bantu yang paling sesuai untuk pengalaman belajar tertentu .
Menurutnya, pengalaman itu mempunyai dua belas (12) tingkatan. Tingkatan yang paling tinggi adalah pengalaman yang paling konkret.
Sedangkan yang paling rendah adalah yang paling abstrak, diantaranya:
Direct Purposeful Experiences : Pengalaman yang diperoleh dari kontak langsung dengan lingkungan, obyek, binatang, manusia, dan sebagainya, dengan cara perbuatan langsung
Contrived Experiences : Pengalaman yang diperoleh dari kontak melalui model, benda tiruan, atau simulasi.
Dramatized Experiences : Pengalaman yang diperoleh melalui permainan, sandiwara boneka, permainan peran, drama soial.
Demonstration : Pengalaman yang diperoleh dari pertunjukan
Study Trips : Pengalaman yang diperoleh melalui karya wisata
Exhibition : Pengalaman yang diperoleh melalui pameran
Educational Television : Pengalaman yang diperoleh melalui televisi pendidikan
Motion Pictures : Pengalaman yang diperoleh melalui gambar, film hidup, bioskop
Still Pictures : Pengalaman yang diperoleh melalui gambar mati, slide, fotografi
Radio and Recording : Pengalaman yang diperoleh melalui siaran radio atau rekaman suara
Visual Symbol : Pengalaman yang diperoleh melalui simbol yang dapat dilihat seperti grafik, bagan, diagram
Verbal Symbol : Pengalaman yang diperoleh melalui penuturan kata-kata.
Ketika itu, para pendidik sangat terpikat dengan kerucut pengalaman itu, sehingga pendapat Dale tersebut banyak dianut dalam pemilihan jenis media yang paling sesuai untuk memberikan pengalaman belajar tertentu pada siswa. Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat audio visual. Dalam pandangan teori komunikasi, alat audio visual berfungsi sebagai alat penyalur pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Begitupun dalam dunia pendidikan, alat audio visual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga berfungsi sebagai penyalur pesan belajar. Sayangnya, waktu itu faktor siswa, yang merupakan komponen utama dalam pembelajaran, belum mendapat perhatian khusus. Baru pada tahun 1960-an, para ahli mulai memperhatikan siswa sebagai komponen utama dalam pembelajaran. Pada saat itu teori Behaviorisme BF. Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini telah mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Produk media pembelajaran yang terkenal sebagai hasil teori ini adalah diciptakannya teaching machine (mesin pengajaran) dan Programmed Instruction (pembelajaran terprogram).
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual ,sehingga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar.sejak saat itu,alat audio visual bukan hanya di pandang sebagai alat bantu guru saja,melainkan alat penyalur pesan atau media.teori ini sangat penting dalam penggunaan mediauntuk kegiatan pembelajaran.tapi sayang pengaruhnya masih terbatas pada pemilihan media saja.faktor siswa menjadi komponen utama dalam proses belajar belum mendapat perhatian.
Pada tahun 1960-1965 orang mulai memperatikan siswa sebagai komponen yang penting dalam proses belajar dan mengajar.pada saat itu teori tingkah –lau 9behaviorism theory) ajaran B.F.Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran.teori ini menyuruh memperhatikan siswa dalam pengajaran berlangsung.Menurut teory ini ,mendidik adalah mengubah tingkah laku siswa.perubahan tingkah laku ini harus tertanampada diri siswa supaya jadi adat kebiasaan.Teori ini telah mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran.Media instruksional yang terkenal yang dihasilkan teori ini ialah teaching machine dan programed instuction.
Pada tahun 1965-1970 ,pendekatan sistem (system approach) mulai menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran .Pendekatan sistem ini mendorong digunakan nya media sebagai bagian integral dalam program pembelajaran.Setiap program pembelajaran harus di rencanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa .Program pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta di arahkan kepada perubahan tingkah laku siswa dengan tujuan yang di capai.
Pada dasarnya para guru dan ahli audio visual menyambut baik perubahan ini.guru-guru mulai merumuskan tujuan pembelajaran sesuai tingkah laku siswa.untuk mencapai tujuan itu ,mulai di paki berbagai format media.Dari pengalaman mereka,guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa berbeda –beda,sebagian lebih cepat belajar melalui media visual ,sebagian melalui media audio,sebagian media cetak,dan yang lain melalu media audio visual,dsb..Dari sinilah lahir konsep penggunaan multi media dalam kegiatan pembelajaran.
Kita dapat melihat uraian di muka bahwa sudah selayaknya kalau media tidak lagi hanya kita pandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk mengajar,tetapi lebih tepatnya sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan (guru,penulis buku,produser,dsb..)ke penerima pesan (siswa /pelajar). Sebgai pembawa pesan media tidak juga di gunakan guru tetapi bisa di gunakan siswa dalam menyampai pesan.oleh karena itu,sebagai penyaji dan penyalur pesan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakiliguru menyampaikan informasi secara lebih teliti,jelas dan menarik. Meskipun begitu di jaman sekarang media berkembang dengan pesat juga menimbulkan kekewatiran guru.guru takut apabila kedua fungsinya akan di geser oleh media pendidikan.
Kejadian ini pernah terjadi pada saat masuknya buku teks sebagai hasil di temukannya mesin cetak di sekolah.seperti telah dikatakan di depan,guru pada mulanya merupakan sumber belajar,tuntutan perkembangan zaman mengharuskan direkamnya pesan –pesan pendidikan dan pembeljaran secara tertulis dalam berbentuk buku.pada saat ituguru juga merasa tersaingi.sebenarnya kekhawatiran tersebut tak ada melekat pada ingitan guru.memberikanperhatian dan bimbingan secara individual kepada siswanya adalah tugas penting selama ini belum dilaksanakan guru sepenuhnya.guru dan media pendidikan sebnearnya bahu membahu dalam membertikan kemudahan kepada siswa.
B. Menjelaskan peran guru dalam media pembelajaran
Pendidikan yang baru menurut faktor dan kondisi pada zaman sekarang yang berkembang setiap zaman baik yang berkenan dengan sarana fisik maupun non fisik. Maka dari itu di perlukan tenaga pengajar yang mampu menguasai media dan memiliki kemampuan kecakapan yang baik dan mampu beradaptasi dengan lingkungan yang mereka ajar,diperlukan kinerja dan sikap yang ramah dengan siapapun agar dapat di terima oleh orang yang mereka ajar,peralatan yang lebih siap,dan administrasi yang teratur.Guru hendaknya dapat menggunakan prasarana dan sarana yang lebih ekonomis atau bisa di sebut simple,efisien,dan mampu dimiliki oleh sekolah serta tidak menolak digunakannya peralatan teknologi yang modern yang relevan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman.Tentu ini sebuah tantangan bagi seorang guru yang harus siap menerima itu semua supaya menjadi pendidik yang profesional .Dan makalah ini akan di jelaskan peran guru dalam memilih alat (media ) dalam proses pembelajaran yakni di antaranya :
1. Guru harus berusaha dapat memperagakan atau merupakan model dari suatu pesan (isi pelajaran) di sampaikan .disibni guru di tuntut harus menguasai pelajaran yang di sampaikan ke pada murid murid dan disini dimaksudkan guru harus mempunyai emosional dalam artian yang menyentuh hati siswanya sehingga pelajaran itu mudah di resapi oleh siswa dan pendidik mampu memperaktekkan secara langsung terhadap materi objek yang disampaikan .Tehnik ini memang sangat mudah di resapi dengan memperagakan atau praktek siswa sangat mudah memahami.
2. Jika objek yang akan di praktekkan tidak mungkin di bawa ke kelas atau di manapun tempat mengajar , maka boleh siswa dipindahkan tempat objek lokasi tersebut. Di sini di jelaskan apabila yang di bahas oleh guru berkaitan dengan alam atau apapun yang tidak memungkin di bawa ke kelas untuk di persentasikan maka guru dapat memindahkan tempat untuk beljar di tempat yang berkaitan yang di ajarkan.
3. Jika kelas tidak memungkinkan di bawa ke lokasi objek tersebut,usahakan model atau tiruannya.
Artinya apabila objek tersebut tidak bisa di tampakkan langsung oleh guru maka seorang guru harus memberikan gambaran tiruan yang sama dengan yang di ajarkan seeperti replika ,patung,dsb.. contohnya misal kita ingin memperaktekkan cara memandikan jenazah ,maka kita tidak harus menggunakan mayat asli,bisa di gantikan oleh poko’ pisang atau guling dll..
4. Bila mana model atau maket juga di dapatkan ,usahakan gambar atau foto –foto dari objek yang berkenan dengan materi pesan pelajaran tersebut.dalam cara ini memberikan kemudahanpada poin ke tiga sebeb jika susah untuk mencari model yang sama terhadap objek yang di gunakan maka guru dapat menggunak foto/vidio yang membantu dalam mengajar.
5. Jika gambar atau foto juga tidak di dapatkan ,maka guru berusaha membuat sendiri media sederhana yang dapat menarik perhatian belajar siswa.
Biasa nya memang ada objek tertentu sangat susah di dapatkan sperti alam atau objek lainya, jadi guru tak perlu repot –repot untuk mencarinya , di sini juga bisa menggunakan kreativitasnya atau kreativitas muridnya.
Contohnya : jika ada peraktek melakukan haji,gurudapat menggunakan kardus untuk membuat replika ka’bah .
6. Bial mana media sederhana tidak dapat di buat oleh guru ,gunakan papan tuli untuk mengilustrasikan objek tau pesan tersebut melalui gambar sederhana dengan garis lingkaran.dalam konteks ini ,mengatasi dalam poin 1-5 ,jika memang tidak bisa di lakukan maka poin ke enam ini memberi jawabannya. guru dapat mengambbar apa yang objek yang ingin di jelaskan jikan poin 1-5 tidak memadai.
Sumber :Prof.Dr.Asnawir dan Drs.M.Basyiruddin Usman,M.pd,2002,Media pembelajaran intermasa .Hal 20
C. Klasifikasi Media Pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran merupakan hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam proses pendidikan. Media pembelajaran merupakan suatu alat yang dapat membantu seorang guru untuk mudah dalam mengajar agar objek yang dibicarakan dapat dijelaskan dengan baik.Oleh sebab itu, dalam hal ini media tentunya memiliki klasifikasi pembelajaran agar seorang guru memiliki kebebasan dalam memilih media yang digunakan yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Berikut akan dijelaskan klasifikasi media pembelajaran yakni diantaranya :
A. Media Berbasis Manusia
Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu contoh yang terkenal adalah gaya tutorial Socrates. Sitem ini tentu dapat menggabungkannya dengan media visual lain.
Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar. Guru dapat merangkai pesannya untuk satu kelompok khusus, dan setelah itu dirangkai menurut kebutuhan belajar kelompok siswa atau irama emosinya. Sebagian kelompok dapat dimotivasi dan tertarik belajar sedangkan sebagian lainnya mungkin menolak dan melawan terhadap pelajaran. Sering kali dalam suasana pembelajaran, siswa pernah mengalami pengalaman belajar yang jelek dan memandang belajar sebagai sesuatu yang negatif.Instruktur manusia sebagai media secara intuitif dapat merasakan kebutuhan siswanya dan memberinnya pengalaman belajar yang akan membantu mencapai tujuan pembelajaran.
Salah satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis manusia ialah rancangan pelajaran yang interaktif. Dengan adanya manusia sebagai pemeran utama dalam proses belajar maka kesempatan interaksi semakin terbuka lebar. Pelajaran interaktif yang terstuktur dngan baik bukan hanya lebih menarik tetapi juga memberikan kesempatan untuk percobaan mental dan pemechan masalah yang kreatif.Disamping itu, pelajaran interaktif mendorong partisispasi siswa dan jika digunakan dengan baik dapat mempertinggi hasil belajar dan pengalihan pengetahuan. Sebagai penuntun untuk mengembangkan pelajaran interaktif dikemukakan langkah-langkah berikut :
1. Mengidentifikasi pokok bahasa pelajaran,
2. Mengembangakan sajian pembelajaran yang mencakup semua informasi yang diharapkan siswa harus kuasai,
3. Membaca/mengamati keseluruhan penyajian dan menentukan di mana dialog-dialog interaktif dapat digabungkan dan di sisipkan,
4. Menetapkan jenis informasi yang diimginkan dari siswa, kembangkan pertanyaan atau strategi lain yang memerlukan keikut sertaan siswa menganalisis, mensitesis, mengevaluasi, atau membuat keputusan,
5. Menentukan pesan-pesan apa yang ingin disampaikan dengan kegiatan interaktif,
6. Menetapkan butir-butir diskusi penting, butir-butir penting ini dapat disajikan setelah melibatkan siswa dalam diskusi atau kegiatan stategis lainnya.
B. Media Berbasis Cetakan
Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas.Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan saaat merancang, yaitu konsistensi, format, organisai, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kososng.
Pembelajaran berbasis teks yang interaktif mulai popular pada tahun 1960-an dengan istilah pembelajaran terprogram (programmed instruction) yang merupakan materi untuk belajar mandiri. Dengan format ini, pada setiap unit kecil informasi disajikan dan respons siswa diminta baik dengan cara menjawab pertanyaan atau partisispasi dalam kegiatan latihan. Jawaban yang benar diberika setelah siswa menjawab.
Bwberapa cara yang digunakan untuk menarik perhatian pada media berbasis teks adalah warna, huruf, dan kotak. Warna digunakan sebagai alat penuntun dan penarik perhatian kepada informasi yang penting, misalnya kata kunci dapat diberi tekanan dengan cetakan berwarna merah.Selanjutnya, huruf yang dicetak tebal atau dicetak miring memberikan penekanan pada kata-kata kunci atau judul.Informasi penting dapat pula diberi tekanan dengan menggunakan objek kotak.Penggunaan garis bawah sebagai alat penuntun sedapat mungkin dihindari karena membuat kata itu sulit dibaca.
C. Media Berbasis Visual
Media berbasi visual (image atau perumpaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan.Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk menyakinkan terjadinya proses informasi.
Bentuk visual bisa berupa (a) gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya suatu benda, (b) diagram yang melukisakan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materi, (c) peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang anatara unsur-unsur dalam isi materi, (d) grafik seperti tabel, grafik, dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran / kecenderungan data atau anatara hubungan seperangkat gambar atau angka-angka.
D. Media Berbasis Audio-Visual
Media visual yang menggabungkan penggunaan ssuara memerlukan pekerjaan tamabhan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian.
Naskah yang menjadi bahan narasi disaring dari isi pelajaran yang kemudian disentesis ke dalam apa yang ingin ditunjukkan dan dikatakan. Narasi ini merupakan penuntun bagi tim produksi untuk memikirkan bagaimana video menggambarkan atau visualisasi materi pelajaran. Pada awal pelajaran media harus memepertunjukkan sesuatu yang dapat menarik perhatian semua siswa.Hal ini diikuti dengan jalinan logis keseluruhan pogram yang dapat membangun rasa berkelanjutan sambung-menyambung dan kemudian menuntun kepada kesimpulan atau rangkuman. Kontinuitas program dapat dikembangkan melalui penggunaan cerita atau permasalahan yang memerlukan pemecahan.
E. Media Berbasis Komputer
Program ini menuntun siswa dengan serangkaian contoh untuk meningkatkan kemahiran menggunakan keterampilan.Komputer dengan sabar memberi latihan sampai suatu konsep benar-benar dikuasai sebelum pindah kepada konsep yang lainnya.Format penyajian pesan dan informasi dalam CAI terdiri atas tutorial terprogram, tutorial intelijen, drill and practice, dan simulasi.
Multimedia berbasis komputer dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu. Misalnya, penggunaan simulator kokpit pesawat terbang yang memungkinkan peserta didik dalam akademi penerbangan dapat berlatih tanpa menghadapi risiko jatuh. Contoh lain dari penggunaan multimedia berbasis komputer adalah tampilan multimedia dalam bentuk animasi yang memungkinkan mahasiswa pada jurusan eksakta, biologi, kimia, dan fisika melakukan percobaan tanpa harus berada di laboratorium.
Perkembangan teknologi komputer saat ini telah membentuk suatu jaringan (network) yang dapat memberi kemungkinan bagi siswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar secara luas. Jaringan komputer berupa internet dan web telah membuka akses bagi setiap orang untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan terkini dalam bidang akademik tertentu. Diskusi dan interaksi keilmuan dapat terselenggara melalui tersedianya fasilitas internet dan web di sekolah.
F. Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar
Perpustakaan merupakan pusat sarana akademis. Perpustakaan menyediakan bahan-bahan pustaka berupa barang cetakan seperti buku, majalah/jurnal ilmiah, peta, surat kabar, karya-karya tulis berupa monograf yang belum diterbitkan, serta bahan-bahan non-cetakan seperti micro-fish, micro-film, foto-foto, film, kaset audio/video, lagu-lagu dalam piringan hitam, rekaman video dan lain-lain. Oleh karena itu, perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pelajar, mahasiswa, dan masyarakat pada umumnya untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang keilmuan baik untuk tujuan akademis mau pun untuk rekreasi
Berdasarkan penjelasan klasifikasi media pembelajaran.Maka sekiranya dapat mendatangkan manfaat bagi kita semua sebagai calon guru khususnya untuk bisa memilih mana media yang cocok untuk kita terapkan kepada suatu materi yang kita bahas. Dengan keserasian anatar media, strategi pengajaran dan materi yang disampaikan maka akan terciptalah pemahaman yang baik bagi para siswa namun, sebaliknya pula apabila tidak adanya keserasian maka tentunya proses pmbelajaran akan dikatakan gagal.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Media tentunya juga berperan penting bagi dunia pendidikan.Sebab, dengan adanya media seorang guru lebih mudah menyampaikan materi sehingga para siswa dapat memahami materi dengan baik. Mengingat tidak semua di lingkungan sekolah terutama di daerah perdesaan terdapat media teknologi yang mendukung maka disinilah peran penting bagi seorang guru untuk mencari solusi media apa yang cocok untuk mengatasi masalah ini misalnya saja bisa menggunakan media alam secara langsung atau tradisi-tradisi yang tentunya ada nilai moral da pendidikannya. Sehingga dapat kita simpulka media tidak hanya berbasis pada alat teknologi saja melainkan alam, tradisi, media cetak dan lain sebagainya juga termasuk kedalam suatu media.
Oleh sebab itu, sebagai guru yang professional dan berkualitas maka kita harus belajar untuk memilih media yang seuai dengan materi dan kondisi pada saat kita mengajar dan yang terpenting kita sebagai seorang guru harus nisa menggunakan atau memperagakan media yang kita gunakan.Sejhingga, pada akhirnya pross belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
· Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc (DKK). 2014. Media Pendidikan. Rajawali Pers.
· Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A. 2009. Media Pembelajaran. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
· Prof. Dr. H. Asnawir & Drs. M. Basyiruddin Usman, M.Pd. 2002. Media Pembelajaran. Intermasa.
· R. Ibrahim & Nana Syaodih S. 1996. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta, Jakarta.
Gallery Klasifikasi Media Pembelajaran Abad 21
Sekolah Salsabila Purwakarta Toddler Tk Sd Smp Pesantren
Makalah Media Pembelajaran Ylyxz2886enm
Landasan Teoritis Media Dalam Pembelajaran Ishaq Madeamin
Pdf Buku Ajar Media Pembelajaran Zainuddin Tanjung
Teaching For Critical Thinking Abdur Rahman Asari 10
M5 Kb 2 Mutimatus Sa Adah Media Pembelajaran
Technology And Engineering International Journal Of Recent
Kontribusi Media Dalam Pembelajaran Ppt Download
Media Pembelajaran Zpnx27o6og4v
Ciri Ciri Media Pembelajaran Yang Baik Cara Mengajarku
8 Bab Ii Kajian Pustaka A Hasil Belajar 1 Definisi Hasil
Icon Uce 2016 Collaborative Creation Leads To Sustainable
Pemanfaatan Tik Sebagai Media Pembelajaran Di Madrasah
Makalah Media Pembelajaran Ylyxz2886enm
201 Using Digital Video Camera To Improve Students Speaking
Kamus Indonesia Inggris Mafiadoc Com
Media Dan Multimedia Pembelajaran By Ayra Issuu
Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan
Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli Dan
49752249 Tesis Diakleksia Awie Pdf Docshare Tips
Onlinebookstore Hash Tags Deskgram
Ilcc 2013 Full Proceeding Pdf Document
0 Response to "Klasifikasi Media Pembelajaran Abad 21"
Post a Comment