Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya
Kejayaan
Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Balaputradewa. Ia mengadakan hubungan dengan raja Dewapaladewa dari India. Dalam prasasti Nalanda yang berasal dari sekitar tahun 860 M disebutkan bahwa Balaputradewa mengajukan permintaan kepada raja Dewapaladewa dari Benggala untuk mendirikan biara bagi para mahasiswa dan pendeta Sriwijaya yang belajar di Nalanda. Balaputradewa adalah putra Samaratungga dari Dinasti Syailendra yang memerintah di Jawa Tengah tahun 812 – 824 M.
Sriwijaya pernah pula menjadi pusat pendidikan dan pengembangan agama Budha. Seorang biksu Budha dari Cina bernama I-tsing pada tahun 671 berangkat dari Kanton ke India untuk belajar agama Budha. Ia singgah di Sriwijaya selama enam bulan untuk belajar bahasa sansekerta. Di Sriwijaya mengajar seorang guru agama Budha terkenal bernama Sakyakirti yang menulis buku berjudul Hastadandasastra. Para biksu Cina yang hendak belajar agama ke India dianjurkan untuk belajar di Sriwijaya selama 1 – 2 tahun. Pada masa berikutnya, yaitu pada tahun 717 dua pendeta Tantris bernama Wajrabodhi dan Amoghawajra datang ke Sriwijaya. Kemudian, antara tahun 1011-1023 M datang pula pendeta dari Tibet bernama Attisa untuk belajar agama Budha kepada mahaguru di Sriwijaya bernama Dharmakirti.
Kehidupan Ekonomi, Politik, Sosial dan Budaya Ekonomi
Menurut catatan asing, Bumi Sriwijaya menghasilkan bumi beberapa diantaranya, yaitu cengkeh, kapulaga, pala, lada, pinang, kayu gaharu, kayu cendana, kapur barus, gading, timah, emas, perak, kayu hitam, kayu sapan, rempah-rempah dan penyu. Barang-barang tersebut dijual atau dibarter dengan kain katu, sutera dan porselen melalui relasi dagangnya dengan Cina, India, Arab dan Madagaskar.
Politik
Untuk memperluas pengaruh kerajaan, cara yang dilakukan adalah melakukan perkawinan dengan kerajaan lain. Hal ini dilakukan oleh penguasa SriwijayaDapunta Hyang pada tahun 664 M, dengan menikahkan Sobakancana, putri kedua raja Kerajaan Tarumanegara.
Saat kerajaan Funan di Indo-China runtuh, Sriwijaya memperluas daerah kekuasaannya hingga bagian barat Nusantara. Di wilayah utara, melalui kekuatan armada lautnya, Sriwijaya mampu mengusai lalu lintas perdagangan antara India dan Cina, serta menduduki semenanjung malaya. Kekuatan armada terbesar Sriwijaya juga melakukan ekspansi wilayah hingga ke pulau jawa termasuk sampai ke Brunei atau Borneo. Hingga pada abad ke-8, Kerajaan Sriwijaya telah mampu menguasai seluruh jalur perdagangan di Asia Tenggara.
Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam sistem pemerintahan Kerajaan Sriwijaya. Ada tiga syarat utama untuk menjadi raja Sriwijaya, yaitu :
1. Samraj, artinya berdaulat atas rakyatnya
2. Indratvam, artinya memerintah seperti Dewa Indra yang selalu memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya
3. Ekachattra, artinya mampu memayungi (melindungi) seluruh rakyatnya
Berikut daftar silsilah para Raja Kerajaan Sriwijaya :
- Dapunta Hyang Sri Yayanaga (Prasasti Kedukan Bukit 683 M, Prasasti Talangtuo 684 M)
- Cri Indrawarman (berita Cina, 724 M)
- Rudrawikrama (berita Cina, 728 M)
- Wishnu (Prasasti Ligor, 775 M)
- Maharaja (berita Arab, 851 M)
- Balaputradewa (Prasasti Nalanda, 860 M)
- Cri Udayadityawarman (berita Cina, 960 M)
- Cri Udayaditya (Berita Cina, 962 M)
- Cri Cudamaniwarmadewa (Berita Cina, 1003. Prasasti Leiden, 1044 M)
- Maraviyatunggawarman (Prasasti Leiden, 1044 M)
- Cri Sanggrama Wijayatunggawarman (Prasasti Chola, 1004 M)
Sosial dan Budaya
Sriwijaya yang merupakan kerajaan besar penganut agama Budha telah berkembang iklim yang kondusif untuk mengembangkan agama Budha. Itsing, seorang pendeta Cina pernah menetap selama 6 tahun untuk memperdalam agama Budha. Salah satu karya yang dihasilkan, yaitu Ta Tiang si-yu-ku-fa-kao-seng-chuanyang selesai ditulis pada tahun 692 M.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Sriwijaya banyak ditemukan di daerah Palembang, Jambi, Riau, Malaysia, dan Thailand. Ini disebabkan karena Sriwijaya merupakan kerajaan maritim selalu berpindah-pindah, tidak menetap di satu tempat dalam kurun waktu yang lama.
Prasasti dan situs yang ditemukan disekitar Palembang, yaitu Prasasti Boom Baru (abad ke7 M), Prasasti Kedukan Bukit (682 M), Prasasti Talangtuo (684 M), Prasasti Telaga Batu ( abad ke-7 M), Situs Candi Angsoka, Situs Kolam Pinishi, dan Situs Tanjung Rawa.
Gallery Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Asal Usul Kejayaan Runtuh Dan
Kerajaan Sriwijaya Sejarah Peninggalan Dan Masa Kejayaan
Srivijaya Wikipedia Bahasa Melayu Ensiklopedia Bebas
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Raja Peninggalan Masa Kejayaan
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Terlengkap Berikut Nama Nama Rajanya
Doc Sejarah Kerajaan Sriwijaya Jessy Filomena Academia Edu
Kerajaan Sriwijaya Sejarah Peninggalan Prasasti Masa
Presentasi Sejarah Kerajaan Sriwijaya Ppt Download
Kerajaan Sriwijaya Sejarah Masa Kejayaan Dan Masa
Kejayaan Kerajaan Sriwijaya Sejak Abad Ke 7 Sriwijaya
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Masa Kejayaaan Raja Peninggalan
Warung Terapung Mengingatkan Masa Kejayaan Kerajaan
17 Kerajaan Hindu Budha Di Indonesia Dan Peninggalannya
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Peninggalan Dan Masa Kejayaan
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Eljqm065gd41
Kerajaan Sriwijaya Sejarah Peninggalan Masa Kejayaan
User Masjawad99 Kambang Pasir Wikimedia Incubator
Sejarah Singkat Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya Salah Satu Kerajaan Maritim Di Indonesia
Kerajaan Sriwijaya Raja Masa Kejayaan Runtuhnya Peninggalan
Kerajaan Sriwijaya Sejarah Peninggalan Masa Kejayaan
Bukti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Yang Saat Ini Masih Ada
Kerajaan Sriwijaya Pages 1 11 Text Version Fliphtml5
Sejarah Kerajaan Sriwijaya By Audrey Artato On Prezi
0 Response to "Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya"
Post a Comment