Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING )
Tugas : Individu
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran Matematika
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
PROBLEM BASED LEARNING
MUSDALIFAH YUSUF 11 24 130
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
YAYASAN PENDIDKAN UJUNG PANDANG ( YPUP )
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.!!!
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, dengan rahmat serta kasih sayang-Nya telah memberi kesempatan dan kemudahan kepada kami dalam mewujudkan sebuah makalah Strategi Pembelajaran Matematika yang membahas mengenai Problem Based Learning (PBL) atau Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
Makalah ini di harapkan dapat bermanfaat dan di gunakan oleh kita semua, terkait dengan materi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan mempunyai banyak sekali kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati kami mohon agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum wr.wb.
Makassar, 17 Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Kata Pengantar ………………………………………………........
Daftar Isi ……………………………………………………….....
BAB 1 Pendahuluan
1. Latar Belakang ………………………………………………….. 1
2. Rumusan Masalah ……………………………………………… 2
3. Tujuan Pembahasan ……………………………………………. 3
4. Manfaat Pembahasan ………………………………………….. 3
BAB 2 Kajian Pustaka
A. Konsep Dasar Problem-Based Learning ……………………... 4
B. Pengertian Problem-Based Learning ……………………......... 5
C. Karakteristik Problem-Based Learning ……………………..... 7
D. Ciri-ciri Problem-Based Learning ……………………............. 9
E. Tujuan Problem-Based Learning ? ……………………............ 12
F. Unsur-unsur yang terdapat dalam Problem-Based Learning ? ….. 12
G. Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran Berbasis Masalah ?. 13
H. Keunggulan dan kelemahan Problem-Based Learning ? ………… 15
I. Peranan Guru Dalam Problem-Based Learning ?............................. 17
J. Kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk Problem-Based Learning 21
K. Tahapan pemecahan masalah dalam Problem-Based Learning?...... 21
L. Sintaks pada Problem-Based Learning ? …………………………. 25
M. Evaluasi pada Problem-Based Learning ?....................................... 26
N. Penilaian Dalam Problem-Based Learning ? ……………………….. 27
O. Keterkaitan Materi Bidang Datar dengan Problem-Based Learning ?32
BAB 3 Penutup
A. Kesimpulan …………………………………………………….. 45
B. Saran ……………………………………………………………. 45
Daftar Pustaka …………………………………………………............. 46
Lampiran Lampiran
1. Lampiran 1 Perangkat Pembelajaran
· RPP Pertemuan 1 ……………………………………… 48
· RPP Pertemuan 2 ………………………………………. 53
· LKS pertemuan 1………………………………………... 58
· LKS Pertemuan 2 ………………………………………. 61
2. Lampiran 2
· Instrumen ……………………………………………….. 64
· Kisi – Kisi Instrumen …………………………………… 65
· Kunci jawaban dan Pedoman Penskoran ……………… 66
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perubahan cara pandang terhadap siswa sebagai objek menjadi subjek dalam proses pembelajaran menjadi titik tolak banyak ditemukannya berbagai pendekatan pembelajaran inovatif. Ivor K. Davis dalam rusman (2013:229) mengemukakan bahwa ‘’salah satu kecenderungan yang sering dilupakan adalah melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa bukan mengajarnya guru.
Guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacuh semangat siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya keterampilan berfikir siswa ( penalaran, komunikasi, dan koneksi ) dalam pemecahan masalah adalah pembelajaran berbasis masalah ( PBM )
Menurut Tan dalam rusman (2013: 229) pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berfikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Pada kenyataannya, tidak semua guru memahami konsep PBM tersebut, baik disebabkan oleh kurangnya keinginan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas keilmuan maupun kurangnya dukungan sistem untuk meningkatkan kualitas keilmuan tenaga pendidik.
Berdasarkan hal tersebut, maka kami menyusun makalah tentang apa dan bagaimana Pembelajaran Berbasis Masalah ini untuk selanjutnya diterapkan dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga dapat memberi masukan, khususnya kepada Guru maupun mahasiswa tentang pembelajaran berbasis masalah. Yang menurut tan dalam Rusman ( 2013 : 230 ) merupakan pendekatan pembelajaran yang relevan dengan tuntutan abad ke-21 dan umumnya kepada para ahli dan praktisi pendidikan yang memusatkan perhatiannya pada pengembangan dan inovasi sistem pembelajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Konsep Dasar Problem-Based Learning ?
2. Apa pengertian Problem-Based Learning ?
3. Bagaimanaq Karakteristik Problem-Based Learning ?
4. Apa ciri-ciri Problem-Based Learning ?
5. Apa tujuan Problem-Based Learning ?
6. Apa unsur-unsur yang terdapat dalam Problem-Based Learning ?
7. Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran Berbasis Masalah ?
8. Apa keunggulan dan kelemahan Problem-Based Learning ?
9. Apa Peranan Guru Dalam Problem-Based Learning ?
10. Bagaimana kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk Problem-Based Learning
11. Bagaimana tahapan pemecahan masalah dalam Problem-Based Learning?
12. Bagaimana sintaks pada Problem-Based Learning ?
13. Bagaimana evaluasi pada Problem-Based Learning ?
14. Penilaian Dalam Problem-Based Learning ?
15. Keterkaitan Materi Bidang Datar dengan Problem-Based Learning ?
C. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun dengan maksud untuk :
a. Menambah wawasan pembaca mengenai Model Pembelajaran Berbasis Masalah
b. Pembaca ( guru maupun mahasiswa) dapat memahami dan mendesain sendiri model Pembelajaran Berbasis masalah
c. Memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah berkaitan dengan pengunaan intelegensi dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok orang, atau lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan, dan kontekstual. Boud dan Feletti dalam Rusman (2011: 230) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan. Dimana kurikulum Pembelajaran Berbasis Masalah sangat membantu untuk meningkatkan perkembangan ketrampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif.
1. Masalah, pedagogi, dan Pembelajaran Berbasis Masalah
Kekuatan masalah
Masalah dapat mendorong keseriusan, inquiry, dan berpikir dengan cara yang bermakna dan sanggat kuat (powerful). Pendidikan memerlukan perespektif baru dalam menemukan berbagai permasalahan dan cara memandang suatu masalah.
Berbagai trobosan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hasil dari adanya ketertarikan terhadap masalah. Pada umumnya pendidikan dimulai dari ketertarikan masalah, dilanjutkan dengan menentukan masalah, dan penggunaan berbagai dimensi berpikir.
Masalah dan pedagogi
Menurut Shulman dalam Rusman (2013: 231) Pendidikan merupakan proses membantu orang mengembangkan kapasitas untuk belajar bagaimana menghubungkan kesulitan mereka dengan teka-teki yang berguna untuk membentuk masalah.
Dari segi paedagogis, pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada teori belajar konstruktvisme dengan ciri:
Ø Pemahaman diperoleh dari interaksi dengan scenario permasalahan dan linkungan belajar.
Ø Pergulatan dengan masalah dan proses inquiry masalah menciptakan disonansi kognitif yang menstimulasi belajar.
Ø Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi social dan evaluasi terhadapa keberadaan sebuah sudut pandang.
B. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Menurut Richrad I Arends dalam jurnal (http://risqi.blog.com), Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan metode pembelajaran aktif yang digunakan untuk masalah terstruktur yang merupakan tanggapan dari hasil pembelajaran. Pada model pengajaran ini, digunakan untuk menyelesaikan masalah mempunyai struktur yang kompleks yang tidak cukup bila dikerjakan dengan algoritma yang sederhana. Pada Pembelajaran Berbasis Masalah ini, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya sendiri. Pembelajaran Berbasis Masalah dirancang terutama untuk membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir, ketrampilan menyelesaikan masalah, dan ketrampilan intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa dengan mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan dan menjadi pelajar mandiri dan otonom
Sedangkan Menurut Arends (http://jurnal.upi.edu, 2011) pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri.
Arens dalam (http://sharingkuliahku.wordpress.com) menyatakan bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan pembelajaran ini mengutamakan proses belajar dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaannya di dalam tingkat berpikir lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar.
C. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Menurut Slavin (http://jurnal.upi.edu, 2011) karakteristik lain dari PBM meliputi pengajuan pertanyaan terhadap masalah, fokus pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan authentik, kerja sama, dan menghasilkan produk atau karya yang harus dipamerkan. Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Tan dalam Rusman(2011: 232).
Karakterisktik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran menjadi strating point dalam belajar
b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur.
c. Permasalahan memebutuhkan persepektif ganda (multiple perspective),
d. Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhakn identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar,
e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama,
f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, pengunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam Pembelajaran Berbasis Masalah.
g. Belajar adalah kolaborasi, komunikasi dan kooperatif.
h. Pengembangan ketrampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan
i. Keterbukaan proses dalam Pembelajaran Berbasis Masalah meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar, dan
j. Pembelajran Berbasis Masalah meliputi evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.
Pembelajaran Berbasis Masalah tergantung dari tujuan yang ingin dicapai apakah berkaitan dengan: 1) penguasaan isi pengetahuan yang bersifat multidiscipline, 2) penguasaan ketrampilan proses dan disiplin heuristic, 3) belajar ketrampilan pemecahan masalah, 4) belajar ketrampilan kolaboratif, 5) belajar ketrampilan kehidupan yang lebih luas.
D. CIRI- CIRI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Ciri-ciri utama Problem-Based Learning adalah sebagai berikut.
1. Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.
2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.
3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Ciri-ciri khusus Problem-Based Learning adalah sebagai berikut.
1. Pengajuan Masalah atau Pertanyaan
Pengaturan pembelajaran masalah berkisar pada masalah atau pertanyaan yang penting bagi siswa maupun masyarakat. Pertanyaan dan masalah yang diajukan itu haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Autentik. Yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata dari pada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.
b. Jelas. Yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.
c. Mudah dipahami. Yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami siswa. Selain itu, masalah disusun dan dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
d. Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya masalah tersebut mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan sumber yang tersedia. Selain itu, masalah yang telah disusun tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
e. Bermanfaat. Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan haruslah bermanfaat, baik bagi siswa sebagai pemecah masalah maupun guru sebagai pembuat masalah. Masalah yang bermanfaat adalah masalah yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan memecahkan masalah siswa serta membangkitkan motivasi belajar siswa.
2. Keterkaitan dengan Berbagai Masalah Disiplin Ilmu Masalah yang diajukan dalam pembelajaran berbasis masalah hendaknya mengaitkan atau melibatkan berbagai disiplin ilmu.
3. Penyelidikan yang Autentik Penyelidikan yang diperlukan dalam pembelajaran berbasis masalah bersifat autentik. Selain itu penyelidikan diperlukan untuk mencari penyelesaian masalah yang bersifat nyata. Siswa menganalisis dan merumuskan masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen, menarik kesimpulan dan menggambarkan hasil akhir.
4. Menghasilkan dan Memamerkan Hasil/Karya Pada pembelajaran berbasis masalah, siswa bertugas menyusun hasil penelitiannya dalam bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya. Artinya hasil penyelesaian masalah siswa ditampilkan atau dibuatkan laporannya.
5. Kolaborasi Pada pembelajaran masalah, tugas-tugas belajar berupa masalah harus diselesaikan bersama-sama antar siswa dengan siswa , baik dalam kelompok kecil maupun besar, dan bersama-sama antar siswa dengan guru.
E. TUJUAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penggunaan Problem-Based Learning adalah
1. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah.
2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik.
3. Menjadikan siswa berusaha berpikir kritis dan mampu mengembangkan kemampuan analisisnya serta menjadi pembelajar yang mandiri.
4. Memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang bersifat konkret tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks.
F. UNSUR-UNSUR PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Problem-Based Learning mempunyai beberapa unsur-unsur yang mendasar pada pendidikan, yaitu:
1. Integrated Learning, pembelajaran mengintegrasikan seluruh bidang pelajaran. Pembelajaran bersifat menyeluruh melibatkan aspek-aspek perkembangan anak. Anak membangun pemikiran melalui pengalaman langsung.
2. Contextual Learning, yaitu anak belajar sesuatu yang nyata, terjadi, dan dialami dalam kehidupannya. Anak merasakan langsung manfaat belajar untuk kehidupannya.
3. Constructivist Learning, yaitu anak membangun pemikirannya melalui pengalaman langsung (hand on experience).
4. Active Learning, yaitu anak sebagai subyek belajar yang aktif menentukan, melakukan dan mengevaluasi.
5. Learning Interesting, yaitu bahwa pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi anak karena anak terlibat langsung dalam menentukan masalah.
G. TEORI BELAJAR YANG MENDUKUNG PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Teori belajar yang melandasi pendekatan pembelajaran berbasis masalah Selain teori belajar konstruktivisme, ada beberapa teori belajar lainnya yang melandasi pendekatan PBM, yaitu
i. Teori Belajar Bermakna Dari David Ausubel
Ausubel (Rusman,2010) membedakan antara belajar bermakna ( meaningfull learning) dengan belajar menghafal ( rote learning ). Belajar bermakna merupakan proses belajar diman ainformasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang sedang belajar. Belajar menghafal diperlukan bila seseorang memperoleh informasi baru dalam pengetahuan yang sama sekali tidak berhubungan dengan yang telah diketahuinya. Kaitannya dengan PBM dalam hal mengaitkan informasi baru dengan stuktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.
ii. Teori Belajar Vigostsky
Perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan pengalaman baru dan menentang serta ketika berusaha untuk memecahkan masalah yang berikan. Dalam upaya menempatkan pemahaman, individu berusaha mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya kemuadian membangun pengetahuan baru. Rusman ( 2006:244) vigostsky meyakini bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacuh terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. Kaitannya dengan PBM dalm hal mengaitkan informasi baru dengan stuktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa melalui kegiatan belajar dalam interaksi sosial dengan teman lain.
iii. Teori belajar jerome S. Brunner
Metode penemuan merupakan metode dimana siswa menemukan kembali, bukan menemukan yang sama sekali yang benar-benar baru. Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dengan sendirinya memberikan hasil yang lebih kuat, berusaha sendiri memberikan hasil yang lebih baik, berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta disukung oleh pengetahuan yang menyertainya, serta menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna
H. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
1. Keunggulan Problem-Based Learning
Sebagai suatu strategi pembelajaran, strategi Problem-Based Learning memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
f. Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
g. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
h. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
i. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa, pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada.
2. Kelemahan Problem-Based Learning
Di samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran berbasis masalah juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya:
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
I. PERAN GURU DALAM PROBLEM-BASED LEARNING
Guru harus menggunakan proses yang pembelajaran yang akan mengerakkan siswa menuju kemandirian, kehidupan yag lebih luas, dan belajar sepanjang hayat. Lingkungan belajar yang dibangun guru harus mendorong cara berpikir reflektif, evaluasi kritis, dan cara pikir yang berdayaguna. Peran guru dalam PBM berbeda dengan peran guru di dalam kelas. Guru dalam PBM terus berpikir tentang beberapa hal yaitu:
a. Bagaimana dapat merancang dan menggunakan permasalahan yang ada di dunia nyata, sehingga siswa dapat menguasai hasil belajar?
b. Bagaimana bisa menjadi pelatih siswa dalam proses pemecahan masalah, pengarahan diri, dan belajar dengan teman sebaya?
c. Dan bagaiaman siswa memandang diri mereka sendiri sebagai pemecahan masalah yang aktif?
Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah juga memusatkan perhatiannya pada: 1) menfasilitasi proses PBM, mengubah cara berfikir, mengembangkan ketrampilan inquiry, menggunakan pembelajaran kooperatif; 2) melatih siswa tentang strategi pemecahan masalah; pemberian alas an yang mendalam, metakognisi, berpikir kritis, dan berpikir secara system; dan 3) menjadi perantara proses penguasaan informasi; meneliti lingkungan informasi, mengakses sumbe informasi yang beragam, dan mengadakan koneksi.
1. Menyiapkan Perangkat Berpikir Siswa
Bebrapa hal yang dapat dilakukan guru untuk menyiapkan siswa dalam PBM adalah: 1) membantu siswa mengubah cara berpikir; 2) menjelaskan apakah PBM itu? Pola apa yang dialami oleh siswa?; 3) memberi siswa ikhtisar siklus PBM, struktur, dan batasan waktu; 4) mengomunikasikan tujuan, hasil dan harapan; 5) menyiapkan siswa untuk pembaruan dan kesulitan yang akan menghadang; dan 6) membantu siswa merasa memiliki masalah.
2. Menekankan Belajar Kooperatif
PBM menyediakan cara untuk inqury yang bersifat kolaborasi dan belajar Bray,dkk dalam Rusman (2011;235) mengambarkan inquiry kolaboratif sebagai proses di mana orang melakukan refleksi dan kegiatan secara berulang-ulang, mereka bekerja dalam tim untuk menjawab pertanyaan penting. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pada Pembelajaran Berbasis Masalah lebih menekankan pembelajaran inquiry kolaboratif yang di kerjakan dengan tim secara berkelompok.
3. Memfasilitasi Pembelajaran Kelompok Kecil dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
Belajar dalam kelompok kecil lebih mudah dilakukan apabila anggota berkisar antara 1 sampai 10 siswa atau bahkan lebih sedikit dengan satu orang guru. Guru dapat menggunakan berbagai teknik belajar kooperatif untuk mengabungkan kelompok-kelompok tersebut dalam langkah-langkah yang beragam dalam siklus PBM untuk menyatukan ide, berbagai hasil belajar, dan penyajian ide.
4. Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Masalah
Guru mengatur lingkungan belajar untuk mendorong penyatuan dan pelibatan siswa dalam masalah. Guru juga memaikan peran aktif dalam memfasilitasi inquiry kolaboratif dan proses belajar siswa.
Fase sebelum pembelajaran.
· memastikan bahwa siswa-siswa memahami masalah yang diberikan
· menjelaskan hal-hal yang diharapkan dari siswa
· menyiapkan mental para siswa untuk menyelesaikan masalah dan pengetahuan yang telah siswa miliki yang akan berguna untuk membantu dalam memecahkan
Fase selama pembelajaran.
· memberikan siswa kesempatan untuk bekerja tanpa petunjuk dari guru atau hindari memberikan bantuan di awal kerja siswa
· menggunakan waktu untuk mendeteksi perbedaan –perbedaan siswa berfikir, ide-ide yg digunakan dlm memecahkan masalah
Fase sesudah pembelajaran.
· siswa-siswa akan bekerja sebagai komunitas belajar, berdiskusi, menguji dan menghadapi berbagai macam penyelesaian yang diperoleh siswa
· menggunakan kesempatan ini untuk mengetahui cara siswa berfikir dan cara mereka mendekati permasalahan
· membuat ringkasan ide-ide pokok dan mengidentifikasi masalah-masalah untuk kegiatan selanjutnya
J. KRITERIA PEMILIHAN BAHAN PELAJARAN UNTUK PROBLEM-BASED LEARNING
Kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk Problem-Based Learning adalah sebagai berikut.:
a. Bahan pelajaran mengandung isu-isu konflik (conflict issue) bersumber dari berita, rekaman, dan video.
b. Bahan yang dipilih bersifat familiar dengan siswa.
c. Bahan yang dipilih yang berhubungan dengan orang banyak (universal).
d. Bahan yang dipilih yang mendukung tujuan atau kompetensi yang dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
e. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga siswa merasa perlu untuk mempelajarinya.
K. TAHAPAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROBLEM-BASED LEARNING
Tahapan pemecahan masalah sangat bergantung pada kompleksitas masalahnya. Untuk masalah yang kompleks karena cakupan dan dimensinya sangat luas, maka langkah-langkah pemecahan masalah dengan pendekatan akademik dapat dilakukan. Permasalahan yang sederhana dengan cakupan dan dimensi yang rela sempit dan praktis dapat dipecahkan dengan tahapan-tahapan yang sederhana dan praktis pula. Kedua jenis tahapan tersebut adalah sebagai berikut ini.
1) Tahapan pemecahan masalah secara akademik
Secara akademik tahapan pemecahan masalah yang kompleks adalah sebagai berikut:
a. Kesadaran akan adanya masalah
b. Merumuskan masalah
c. Membuat jawaban sementara atas masalah atau hipotesis
d. Mengumpulkan data atau fakta-fakta
e. Menganalisis data atau fakta-fakta sebagai pengujian hipotesa
f. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hipotesa \
g. Membuat alternatif pemecahan masalah
h. Menetapkan pilihan diantara alternatif pemecahan masalah
i. Menyusun rencana upaya pemecahan masalah
j. Melaksanakan upaya pemecahan masalah
k. Mengevaluasi hasil pemecahan masalah
2) Tahapan pemecahan masalah secara praktis
Tahapan pemecahan masalah yang lebih praktis adalah sebagai berikut:
a. Kesadaran akan adanya masalah
b. Merumuskan masalah
c. Mencari alternatif pemecahan masalah
d. Menetapkan pilihan diantara alternatif pemecahan masalah
e. Melaksanakan pemecahan masalah
f. Evaluasi hasil pemecahan masalah
Mencermati tahapan-tahapan pemecahan masalah baik yang bersifat akademik maupun yang bersifat lebih praktis, ada dua langkah atau tahapan yang ada dikedua pendekatan tersebut yaitu, perumusan masalah dan pemilihan alternatif pemecahan masalah. Ada dua hal yang perlu yang dikemukakan terkait dengan keterkaitan antara rumusan masalah dan penetapan pilihan pemecahan masalah pendekatan pengambilan Keputusan sebagaimana diuraikan berikut ini.
1) Keterkaitan rumusan masalah dan pemecahan masalah
Ada empat kemungkinan hubungan antara rumusan masalah dan keputusan atau solusinya yakni:
a. Kemungkinan 1: rumusan masalah benar dan pemecahan yang benar.
b. Kemungkinan 2: rumusan masalah benar tetapi pemecahannya salah.
c. Kemungkinan 3: rumusan masalah salah tetapi pemecahannya benar.
d. Kemungkinan 4: rumusan masalah salah dan pemecahannya salah.
Mencermati keempat kemungkinan hubungan antara rumusan masalah berikut solusinya, maka dapat dipahami mengapa perumusan masalah sangat penting dalam proses pembuatan keputusan dalam proses pemecahan atau solusi pemecahan dan sebuah masalah.
2) Jenis-jenis pendekatan pengambilan keputusan
Pendekatan yang digunakan dalam pengambilan Keputusan akan mempengaruhi langkah-langkah dan informasi yang diperlukan. Ada empat kemungkinan pendekatan yang digunakan dalam pengambilan keputusan (Diajeng, 2002 halaman:81-83), yaitu:
a. Keputusan yang didasarkan pada intuisi
b. Keputusan yang didasarkan pada pengalaman
c. Keputusan yang didasarkan pada kekuasaan
d. Keputusan yang didasarkan pada fakta
Dari keempat pendekatan tersebut, hanya keputusan yang berdasarkan fakta yang merupakan keputusan bersifat akademik karena menggunakan fakta sehingga obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan alasannya secara obyektif. Ketiga pendekatan lainnya lebih bersifat subyektif sekalipun dalam prosesnya dimungkinkan menggunakan fakta tadi dalam skala yang terbatas sekali.
L. SINTAKS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Sintaks atau langkah-langkah pada Problem-Based Learning dapat dilihat pada tabel 1. berikut.
Fase | Aktivitas Guru | Aktivitas Siswa |
Fase 1 Orientasi siswa terhadap masalah autentik | Guru mrnyampaikan tujuan belajar, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi menggunakan kemampuannya memecahkan maslah. | Siswa mendengarkan tujuan belajar yang disampaikan oleh guru dan mempersiapkan logistik yang diperlukan. |
Fase 2 Mengorganisasi siswa dalam belajar | Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang diangkat. | Siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang di angkat. |
Fase 3 Membantu siswa secara individual atau kelompok dalam melaksanakan penelitian | Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk memperoleh jawaban yang sesuai atas masalah. | Siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan berusaha menemukan jawaban atas masalah yang di angkat. |
Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya | Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya seperti laporan, video, model-model dan membantunya untuk menyampaikan kepada teman lain. | Siswa merencanakan dan menyiapkan karya,video, dan menyampaikannya pada teman lain. |
Fase 5 Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. | Guru membantu siswa melakukan refleksi kegiatan penyelidikannya dan proses yang telah dilakukan | Siswa melakukan refleksi kegiatan penyelidikannya dan proses yang dilakukan. |
M. EVALUASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Seperti yang telah disebutkan bahwa model Problem-Based Learning tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Dalam Problem-Based Learning, perhatian pembelajaran tidak hanya pada perolehan pengetahuan deklaratif, tetapi juga perolehan pengetahuan prosedural. Oleh karena itu, penilaian tidak cukup hanya dengan tes. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model Problem-Based Learning adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa sebagai hasil penyelidikan mereka.
Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan siswa tersebut, penilaian itu antara lain asesmen kenerja, asesmen autentik dan portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana siswa merencanakan pemecahan masalah melihat bagaimana siswa menunjukkan pengetahuan dan keterampilan. Karena kebanyakkan problema dalam kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai perkembangan zaman dan konteks lingkungannya, maka perlu dikembangkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif mengembangkan kemampuannya untuk belajar (Learning how to learn). Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan siswa akan mudah beradaptasi.
N. PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
a. Aspek Penilaian
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
b. Teknik Penilaian
Penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.
- Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.
- Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.
Penilaian yang relevan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) antara lain berikut ini.
- Penilaian kinerja peserta didik. Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis karangan, melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis suatu gambar.
- Penilaian portofolio peserta didik. Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik dapat berupa hasil karya terbaik peserta didik selama proses belajar, pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran. Dari informasi perkembangan itu peserta didik dan guru dapat menilai kemajuan belajar yang dicapai dan peserta didik terus berusaha memperbaiki diri. Penilain dengan portofolio dapat dipakai untuk penilaian pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif. Penilaian kolaboratif dalam PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self assesment) dan peer assesment. Self assessment adalah penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai oleh peserta didik itu sendiri dalam belajar. Peer assessment adalah penilian dimana peserta didik berdiskusi untuk memberikan penilaian upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang diselesaikan sendiri maupun teman dalam kelompoknya.
- Penilaian Potensi Belajar. Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu mengukur kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-temannya yang lebih maju. PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan masalah memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan dan mengenali potensi kesiapan belajarnya.
- Penilaian Usaha Kelompok. Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif dapat dilakukan pada PBL. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi merugikan yang sering terjadi, misalnya membandingkan peserta didik dengan temannya. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik sebagai hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama.
- Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik tersebut, penilaian ini antara lain: 1).assesment kerja, 2). assesment autentik dan 3). portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana peserta didik merencanakan pemecahan masalah, melihat bagaimana peserta didik menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya.
- Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan dalam situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah dalam kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan konteks atau lingkungannya, maka di samping pengembangan kurikulum juga perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan kurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat secara aktif mengembangkan kerangka berpikir dalam memecahkan masalah serta kemampuannya untuk bagaimana belajar (learning how to learn). Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik akan mudah beradaptasi. Dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran tersebut sesuai dengan pandangan kontruktivis yang menekankan kebutuhan peserta didik untuk menyelidiki lingkungannya dan membangun pengetahuan secara pribadi pengetahuan bermakna.
c. Tahap Penilaian
Tahap penilaian pada Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) terdiri atas tiga hal :
v Bagaimana peserta didik dan evaluator menilai produk (hasil akhir) proses
v Bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah
v Bagaimana peserta didik akan menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan akan masalah atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil penilaian atau respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam, misalnya secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian formal lainnya.
Sebagian dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan masalah oleh peserta didik maupun dengan cara melakukan proses belajar kolaborasi (bekerja bersama pihak lain).
O. KETERKAITAN MATERI BIDANG DATAR DENGAN PROBLEM-BASED LEARNING
Coba perhatikan sekitar kita, maka pasti kita akan melihat bermacam-macam bentuk benda. Adakah diantara benda tersebut yang termasuk bangun datar?.untuk memperjelas kita akan membahasnya satu persatu. Bangun datar adalah bangun dua demensi yang tidak memiliki ruang hanya sebuah bidang datar saja dan dibatasi oleh garis lurus atau lengkung.
Unsur-unsur bangun datar adalah :
· Sudut
· Sisi
· Diagonal
Sudut
- Sinar garis BC dan BA membentuk sudut ABC (ÐABC) atau sudut CBA (ÐCBA)
- B - Sinar garis BC dan BA disebut kaki sudut
- B merupakan titik sudut
Macam-macam Sudut
a. Sudut Lancip
Sudut yang besarnya lebih kecil dari 900 dan lebih besar dari 00 (00< a <900)
b. Sudut Siku-siku
Sudut yang besarnya 900
c. Sudut Tumpul
Sudut yang besarnya lebih kecil dari 1800 dan lebih besar dari 900 (900 < a <1800 )
d. Sudut Lurus
Sudut yang besarnya 1800
e. Sudut Lingkaran Penuh
Sudut yang besarnya 3600
A. BAGIAN-BAGIAN BANGUN DATAR
1. Titik (.)
Titik merupakan sebuah noktah, sehingga tidak memiliki panjang. Titik adalah bentuk yang paling sederhana dari geometri, ini dikarenakan titik hanya digunakan untuk menunjukkan posisi.
•
Titik A
2. Garis.
Sebuah garis (garis lurus) dapat dibayangkan sebagai kumpulan dari titik – titik yang memanjang secara tak terhingga ke kedua arah.
Apabila 2 titik dihubungkan maka diperoleh suatu garis.
Garis AB
3. Bidang
Sebuah bidang dapat dianggap sebagai kumpulan titik yang jumlahnya tak terhingga yang membentuk permukaan rata yang melebar ke segala arah sampai tak terhingga.
B. KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR
1. Bujur sangkar (Persegi sama sisi)
Persegi atau biasa juga disebut bujur sangkar merupakan bangun datar yang semua sisinya sama panjang. Secara umum sifat-sifat persegi atau bujur sangkar adalah :
Ø mempunyai empat sisi yang sama panjang,
Ø mempunyai empat sudut siku-siiku 900,
Ø mempunyai dua garis diagonal yang sama panjang
Ø mempunyai empat simetri lipat dan empat simetri putar.
Panjang :
= BC = CD = DA
Karena panjang sisi-sisinya sama maka keliling persegi dinyatakan dengan
K = AB + BC + CD + DA’
Rumus :
K = 4s
L = s x s atau L = s 2
Contoh : Tentukan keliling dan luas dari sebuah persegi yang mempunyai sisi 5 cm!
Penyelesaian :
K = 4s L = s x s
= 4.5 = 5 x 5
= 20 cm = 25 cm2
2. Persegi panjang
Pengertian Persegi panjang adalah bangun datar yang berbentuk bujur sangkar dengan dua sisi yang saling berhadapan sejajar dan sama panjang dengan pasangannya masing-masing dimana sisi yang terpanjang disebut panjang dan sisi yang lebih pendek disebut lebar.
Sifat-sifat Persegi panjang adalah
Ø sisi yang berhadapan sama panjang,
Ø keempat sudutnya sama besar yaitu 900,
Ø kedua garis diagonalnya sama panjang,
Ø memiliki dua simetri lipat dan dua simetri putar.
Panjang
AB = CD (p)
BC = DA (l)
Rumus :
K = 2p +2l ATAU K = 2(p + l)
L= p x l
Contoh : Tentukan keliling dan luas dari sebuah persegi panjang yang mempunyai panjang 8 cm dan lebar 4 cm!
Penyelesaian :
K = 2(p + l) L = p x l
= 2(8 + 4) = 8 x 4
= 2(12) = 32 cm2
= 24 cm
3. Segitiga
Segitiga adalah suatu bangun datar yang jumlah sudutnya 1800 dan dibentuk dengan cara menghubungkan tiga buah titik yang tidak segaris dalam satu bidang.
Jenis-jenis Segitiga :
a. Segitiga Sama Sisi
Segitiga sama sisi yaitu segitiga yang ketiga sisinya sama panjang.
Panjang AB = BC =CA
ÐA = ÐB = ÐC = 600
ÐA + ÐB + ÐC = 1800
K = AB + BC + AC
Rumus :
K = 3s
L = .(AB) . (CD) atau L = .a.t
b. Segitiga Sama Kaki
Segitiga sama kaki yaitu segitiga yang mempunyai dua sudut yang sama dan dua buah sisi yang sama.
Panjang AC = CB
Sudut ÐA = ÐB
ÐA + ÐB + ÐC = 1800
K = AB + BC + AC
c. Segitiga Siku-siku
Segitiga yang salah satu sudutnya 900
ÐA = 900
K = AB + BC + AC
c. Segitiga Sembarang
- Ketiga sisinya tidak sama panjang ( AB ≠ BC≠ AC )
- Ketiga sudutnya tidak sama besar (ÐA ≠ÐB ≠ÐC )
- ÐA +ÐB +ÐC = 1800
K = AB + BC + AC
Rumus :
L = .(AB) . (CD) atau L = .a.t
Contoh : 1. Tentukan keliling dari sebuah segitiga yang mempunyai sisi 6 cm!
2. Tentukan luas dari sebuah segitiga yang mempunyai panjang alas 8 cm dan tingginya 4cm!
Penyelesaian :
1. K = 3s 2. L = .a.t
= 3.6 = .8.4
= 18 cm =16 cm2
4. Jajaran Genjang
Pengertian Jajar genjang adalah bangun datar yang diperoleh dari segitiga dan bayangannya dengan cara memutar segitiga itu sebesar setengah putaran terhadap salah satu titik tengah sisinya. Jajar genjang memiliki dua buah sisi yang saling sejajar dengan sisi yang dihapannya.
Sifat-sifat Jajar genjang adalah
sisi yang berhadapan sejajar sama panjang,
sudut-sudut yang berhadapan sama besar,
jumlah semua sudutnya 3600,
garis diagonal saling berpotongan ditengah-tengah membagi dua sama panjang.
K = AB + BC + CD + DA
Rumus :
K = 2(p + l)
L = a.t
Contoh : Tentukan keliling dan luas dari sebuah jajaran genjang yang mempunyai panjang alas 6 cm, lebar 4 cm dan tinggi 3 cm!
Penyelesaian :
K = 2(p + l) L = a.t
= 2(6 + 4) = 6 x 3
= 2(10) = 18 cm2
= 20 cm
5. Layang-layang
Pengertian layang-layang adalah bangun datar yang dibentuk dari dua buah segitiga sama sisi dengan saling menghimpitkan alasnya. Layang-layang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut
v dua pasang sisi yang masing-masing sama panjang,
v kedua diagonalnya saling tegak lurus, yang satu membagi dua sama panjang diagonal yang lain, salah satu diagonalnya adalah sumbu simetri, dan
v sepasang sudut yang berhadapan sama besar.
Rumus :
K = AB + BC + CD + DA
L = .l
Contoh : Tentukan luas dari sebuah layang-layang yang mempunyai panjang diagonal 9 cm dan lebar diagonal 8 cm!
Penyelesaian :
L = .l.p
= . 8 . 9
= 36 cm2
6. Trapesium
Trapesium hanya memiliki sepasang sisi yang sejajar.
Rumus :
K = AB + BC + CD + DA L = .t.(AB + CD)
Contoh : Tentukan luas dari sebuah trapesium yang mempunyai P1 = 8 cm, P2 = 13 cm dan tinggi 6 cm!
Penyelesaian :L = .t.(P1 + P2)
= . 6 . (8 + 13)
= 63 cm2
7. Lingkaran
Bentuk lingkaran diperoleh dengan menentukan tempat kedudukan atau himpunan semua titik-titik yang berjarak tetap terhadap sebuah titik.
Rumus :
K = 2pr
L = pr2
Contoh : Tentukan keliling dan luas dari sebuah lingkaran yang mempunyai diameter 60 cm!
Penyelesaian : K = 2.p.r L = pr2
= 2. p. 30 = p.302
= 60p cm2 = 900pcm2
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Salah satu pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa sehingga memiliki keterampilan untuk menyelesaikansuatu masalah adalah melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Atau Problem Based Learning. Dimana pembelajaran ini dimulai dengan menghadirkan suatu masalah yang relevan dengan kehidupan siswa, selanjutnya melalui peran guru sebagai fasilitator siswa dibimbing untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Suatu masalah dapat digunakan untuk mengenalkan suatu konsep atau melatih keterampilan, untuk itu penting bagi guru untuk dapat menggunakan model PBM dalam mengenalkan konsep ataupun melatih keterampilan suatukonsep.
B. SARAN
Sebagai calon tenaga pendidik kita seharusnya mengerti dan memahami cara dan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan peserta didiknya dalam proses belajar dan mengajar, sehingga kita mengetahui dan memahami pula strategi apa yang bisa dipakai dalam proses pembelajaran, guna untuk menciptak proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan untuk anak didik, karena berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran bukan hanya dinilai dari hasil evaluasi tetapi juga dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya,Wina.2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group
Rusman.2012.Seri Manajemen Sekolah Bermutu: Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
Aunurrahman.2012.Belajar dan Pembelajaran.Bandung:Alfabeta
Sabri,Ahmad.2007. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching.Padang:Quantum Teaching
Muhammad, R., dan Sofan, A.,.2013.Strategi & Desain Pengembangan system Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.
Wena,Made.2013.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan konseptual Operasional. Jakarta :Bumi Aksara
Arifin,Zainal.2012.Evaluasi Pembelajaran.Bandung: PT Remaja RosdaKarya
Susento. 2011. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah. Tersedia warungpendidikan.blogspot.com/.../pendekatan-pembelajaran-berbasis diakses pada tanggal 17 Mei 2013.
LAMPIRAN 1
PERANGKAT PEMBELAJARAN
SILABUS
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMPN 1 Makale
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semestar : VII –A / Dua
Pertemuan : 1
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit
A. Standar Kompetensi
Memahami Konsep Segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar
Mengidentifikasikan sifat-sifat persegi panjang, persegi, trafesium dan jajar genjang
C. Indicator
1. Menjelaskan pengertian Persegi, persegi panjang menurut sifatnya
2. Menjelaskan sifat persegi, persegi panjang di tinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran siswa daiharapkan mampu :
1. Menjelasakan pengertian persegi, persegi panjang menurut sifatnya
2. Menjelaskan sifat persegi dan persegi panjang di tinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya
E. Materi Ajar
Persegi dan Persegi panjang
F. Sumber Belajar / Media Pembelajaran
1. Lembar Kerja siswa
2. Buku Paket matematika dan buku penunjang yang relevan
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Berbasis Masalah
2. Metode Pembelajaran : Penyajian Masalah, diskusi, Kerja kelompok
3. Skenario Pembelajaran :
I. Pendahuluan ( 8 menit )
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
a. Memberi salam dan mengabsen siswa
b. Mempersiapkan siswa belajar
c. Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari dan tujuan yang akan di capai setelah pembelajarn berlangsung
d. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi ini dan mamfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
II. Kegiatan Inti
Fase 1 : mengorientasikan siswa pada masalah
a. Menanyakan kepada siswa secara klasikal” pernakah kalian mengamati bagian-bagian dari rumah kalian?
b. Menunjuhkan salah seorang siswa yang menjawab perna memperhatikan kemudian menanyakan ‘’ apa saja yang menjadi bagian dari rumah ?’’ memfokuskan pada jawaban dan jendela
Fase 2 : mengorganisasi siswa untuk belajar
a. Mengelompokan siswa berdasarkan kemampuan akademik yang telah ditentukan sebelumnya
b. Membagi LKS dn kertas kemudian menyampaikan kepada siswa bahawa semu pertanyaan pada LKS harus di selesaikan
c. Mengarahkan siswa membagi tugas dalam kelompok, misalnya: siapa yang akan mewakilih presentasi, siapa yang menulis sdi LKS dan siapa yang menulis resume pada kertas untuk memafarkan hasil kelompok
d. Mengarahkan siswa berdiskusi dengan kelompoknya
Fase 3 : membimbing penyeledikan individual maupun kelompok
a. Mengarahkan siswa menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan LKS dan alasan menjawab demikian
b. Memberi bimbingan seperlunya kepada siswa/kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan LKS
c. Guru mengarahkan siswa mengkontruksi pemahamannya untuk menuliskan pengertian persegi, persegi panjang dan sifat-sifatnya.
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Menunjuk perwakilan kelompok memafarkan hasil pekerjaan kelompoknya untuk memimpin didkusi
b. Meminta kelompok lain member tanggapan berupa pertanyaan, komentar atau saran kepada kelompok penyaji untuk memberikan tanggapan balik
c. Guru dapat memotivasi siswa dengan pertanyaan kepada kelompok penyaji, apabila diskusi tidak hidup
Fase 5 : Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
a. Membimbing siswa kembali mengkaji proses pemecahan masalah diarahkan untuk menyimpulkan pengertian persegi dan persegi panjang serta menjelaskan sifat-sifat persegi dan persegi panjang
b. Guru mengarahkan siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok
c. Memberi penghargaan kepada kelompok yang telah mempresentasikan hasil karyanya
d. Mengumpulkan hasil kerja siswa
III. Kegiatan akhir ( 7 menit )
a. Guru bersama-sama merangkum materi pembelajaran
b. Guru memberikan pekerjaan rumah dengan meminta siswa mempelajari dan mencermati kembali LKS
H. Penilaian
1. Penilaian terhadap hasil kerja LKS
2. PR
Makale, 17 Mei 2014
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa
Ir. Ruslan S.Pd, M.Pd Musdalifah Yusuf
NIP:……………........ NIM : 11 24 130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMPN 1 Makale
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semestar : VII –A / Dua
Pertemuan : II
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit
A. Standar Kompetensi
Memahami Konsep Segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar
Mengidentifikasikan keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
C. Indicator
1. Menghitung keliling persegi dan persegi panjang dengan menggunakan rumus
2. Menghitung luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan rumus
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran siswa daiharapkan mampu :
1. Menghitung keliling persegi dan dan persegi panjang dengan menggunakan rumus
2. Menghitung luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan rumus
E. Materi Ajar
Keliling dan luas persegi dan persegi panjang
F. Sumber Belajar / Media Pembelajaran
1. Lembar Kerja siswa
2. Buku Paket matematika dan buku penunjang yang relevan
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Berbasis Masalah
2. Metode Pembelajaran : Penyajian Masalah, diskusi, Kerja kelompok
3. Skenario Pembelajaran :
I. Pendahuluan ( 8 menit )
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
a. Memberi salam dan mengabsen siswa
b. Mempersiapkan siswa belajar dengan meminta siswa menyiapkan perangkat pembelajaran yang sudah dibagikan
c. Menyampaikan prosedur pembelajaran berbasis masalah
d. Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari dan tujuan yang akan di capai setelah pembelajarn berlangsung
e. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi ini dan mamfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
II. Kegiatan Inti
Fase 1 : mengorientasikan siswa pada masalah
a. Mengajukan masalah yang terdapat pada buku paket matematika dan member kesempatan kepada siswa memikirkan pemecahan masalah secara mandiri.
b. Menanyakan pada siswa jika masih ada hal-hal yang kurang jelas dan pelum dipahami
Fase 2 : mengorganisasi siswa untuk belajar
a. Mengelompokan siswa berdasarkan kemampuan akademik yang telah ditentukan sebelumnya
b. Membagi LKS dan kertas kemudian menyampaikan kepada siswa bahwa semua pertanyaan pada LKS harus di selesaikan
c. Mengarahkan siswa membagi tugas dalam kelompok, misalnya: siapa yang akan mewakilih presentasi, siapa yang menulis sdi LKS dan siapa yang menulis resume pada kertas untuk memafarkan hasil kelompok
d. Mengarahkan siswa berdiskusi dengan kelompoknya
Fase 3 : membimbing penyeledikan individual maupun kelompok
a. Mengarahkan siswa menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan LKS dan alasan-alasan mengapa menjawab demikian
b. Memberi bimbingan seperlunya kepada siswa/kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan LKS
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Menunjuk perwakilan kelompok memafarkan hasil pekerjaan kelompoknya untuk memimpin diskusi
b. Meminta kelompok lain memberi tanggapan berupa pertanyaan, komentar atau saran kepada kelompok penyaji untuk memberikan tanggapan balik
c. Guru dapat memotivasi siswa dengan pertanyaan kepada kelompok penyaji, apabila diskusi tidak hidup
Fase 5 : Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
a. Membimbing siswa mengkaji kembali proses pemecahan masalah diarahkan untuk memahami kembali cara menentukan rumus keliling dan luas persegi dan persegi panjang.
b. Guru mengarahkan siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok
c. Memberi penghargaan kepada kelompok yang telah mempresentasikan hasil karyanya
d. Mengumpulkan hasil kerja siswa
III. Kegiatan akhir ( 7 menit )
a. Guru bersama-sama merangkum materi pembelajaran
b. Guru memberikan pekerjaan rumah dengan meminta siswa mempelajari dan mencermati kembali LKS
H. Penilaian
a. Penilaian terhadap hasilkerja LKS
b. PR
Makale, 17 Mei 2014
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa
Ir. Ruslan S.Pd, M.Pd Musdalifah Yusuf
NIP:……………........ NIM : 11 24 130
Anggota Kelompok : 1. …………………………… Waktu :……
2……………………………. Tangga l : ………..
3……………………………. Kelompok :………...
Alokasi Waktu : 30 Menit
Indikator :
1. Menghitung keliling persegi dan persegi panjang dengan menggunakan rumus
2. Menghitung luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan rumus
Petunjuk :
Baca dan pahami soal-soal berikut, kemudian selesaikan bersama teman kelompokmu masing-masing pada tmpat yang disediakan di LKS ini .
SOAL :
1. Keliling sebuah kebun yang bentuknya seperti gambar dibawah, yang kelilingnya 76m. berapakah panjang kebun tersebut ?
Diketahui : AD = ….
Keliling (k) = ……………
Ditanyakan :………………….?
Pemecahan :
AD = ……… = ………
AB = ……… = ………
Berarti k = AB + ……+ …….+…….
Karena AB = …..=…… dan AD = ………= ……..
Keliling (k) = 2p + …….
76 = …… + ……
…… - ….. = 2 ……
……….. = ………
……...... =
P = ……..
Berdasarkan jawaban tersebut diatas apa yang dapat kamu simpulkan ?
Keliling persegi panjang adalah (k) = …….. + ……….
2. Sebuah halaman rumah uang bentuknya seperti gambar berikut, dengan luas 120 cm.
Berapahkah panjang BC ?
Jawab :
Diketahui : Luas (L) = 120 cm
AB = 40 cm
Ditanyakan :……………….?
Pemecahan :
AB = …….= ……. Dan AD = ……… = ………
Maka Luas (L) =……… x ……….
120 = ………x………..
……… =
Jadi panjang BC adalah ………………………..
Berdasarkan jawaban tersebut apa yang dapat kamu simpulkan ?
Luas persegi panjang = ……………………..x…………………..
3. Sebuah papan bentuknya seperti gambar berikut, memiliki luas 144 cm
Berapahkah panjang PQ ?
Jawab :
Diketahui Luas (L) = …………….
Ditanyakan = …………………..?
Pemecahan
Misalnya PQ = s
PQ = QR = ………..=………=……….
Luas = PQ x ……
L = s x……..
144 = …….
s =
s = ……….
Berdasarkan jawaban tersebut apa yang dapat kamu simpulkan ?
Luas persegi = ………………x ……………..
L = ………………………………..
Anggota Kelompok : 1. …………………………… Waktu : ………..
2……………………………. Tangga l : ………..
3……………………………. Kelompok :………...
Alokasi Waktu : 30 Menit
Indikator :
1. Menjelaskan pengertian Persegi, persegi panjang menurut sifatnya
2. Menjelaskan sifat persegi, persegi panjang di tinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya.
Petunjuk :
Baca dan pahami soal-soal berikut, kemudian selesaikan bersama teman kelompokmu masing-masing pada tmpat yang disediakan di LKS ini .
SOAL :
1.Gambar disamping adalah persegi panjang ABCD
a. Jika panjang AB = 4 cm, tentukan panjang DC
b. Jika panjang AD = 2 cm, tentukan panjang BC
c. Apa yang dapat kamu simpulkan dari sisi-sisi yang berhadapan ?
d. Tuliskan 4 sudut yang siku-siku
Jawab :
a. Panjang DC adalah …………………
b. Panjang BC adalah …………………
c. Yang dapat saya simpulkan dari sisi-sisi yang berhadapan adalah ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
d. 4 sudut yang siku-siku adalah . 1………………………………………
2………………………………………
3. ………………………………………
4……………………………………….
2. Perhatikan gambar persegi ABCD disamping , Tentukan :
a. Empat ruas yang sama panjang dan merupakan sisi-sisinya
b. Empat ruas yang sama panjang dari kedua diagonalnya
c. Empat sudut siku-siku pada titik-titik sudutnya
d. Empat sudut siku-siku pada perpotongan kedua diagonalnya
Jawab :
a. 1………………………………… c.1……………………………………
2………………………………… 2……………………………………
3………………………………… 3…………………………………...
4………………………………… 4……………………………………
1………………………………… . d.1……………………………….
2………………………………….. 2……………………………….
3………………………………….. 3………………………………
4………………………………….. 4……………………………..
3.Berdasarkan jawaban anda dari soal nomor 1, Tuliskan pengertian Persegi panjang menurut anda !
Jawab:
Menurut saya persegi panjang adalah …………………………………………
…………………………………………………………………………………
...........................................................................................................................
4. Berdasarkan jawaban anda dari soal nomor 2, tuliskan pengertian persegi menurut anda !
Jawab :
Menurut Saya persegi adalah ………………………………………………...
………………………………………………………………………………..
.........................................................................................................................
LAMPIRAN 2
Ø INSTRUMEN
Ø KISI – KISI INSTRUMEN
Ø KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
INSTRUMEN
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
KELAS/SEMESTER : VII / 2
WAKTU : 70 MENIT
PETUNJUK :
1. Sebelum menjawab soal, terlebih dahulu tulis nama, kelas pada lembar jawaban
2. Perhatikan baik-baik soal tersebut sebelum menjawab pertanyaannya
3. Jawablah soal dibawah ini mulai dari soal yang dianggap mudah
4. Buku dan catatan dalam keadaan tertutup
5. Tidak diperkanankan kerja sama dalam bentuk apapun
6. Periksa jawaban anda sebelum dikumpul.
SOAL :
1. Perhatikan persegi panjang tentukan?
a. Ruas garisnya yang sama panjang
b. Sudutnya yang sama besar dan merupakan sudut siku-siku
c. Sudut-sudut yang saling bertolak belakang dari perpotongan kedua diagonalnya
2.
Perhatikan gambar diatas, keliling persegi panjang ABCD tersebut adalah 80 cm. tentukan panjang AB ?
3.
Gambar disamping adalah persegi PQRS , hitunglah luas persegi tersebut !
KISI–KISI INSTRUMEN
Kompetensi Dasar | Indikator | Nomor soal | Jenis soal | Bobot |
1. Mengidentifikasikan sifat-sifat persegi panjang, persegi, trafesiun dan jajar genjang | 1.1 menjelaskan sifat persegi dan persegi panjang di tinjau dari sudut dan diagonalnya | 1 | Essai | 40 |
2. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakan dalam pemecahan masalah | 2.1 Menghitung keliling dan persegi dan persegi panjang dengan menggunakan rumus 2.2 Menghitung luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan rumus | 2 3 | Essai Essai | 40 20 |
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
TES HASIL BELAJAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG
NO | JAWABAN | SKOR | BOBOT |
1 | a. Ruas-ruas garis yang sama panjang 1. PQ=SR 2. PS =QR 3. PT= TR=ST=TQ b. Sudut-sudut yang siku-siku
c. Sudut-sudut yang saling bertolak belakang Ø Ø | 40 | |
2 | Dik K =80 BC = l =15 cm Dit AB = P = …..? Jawab : K = 2p + 2l 80= 2p + 2(15) 80 =2p + 30 80-30 = 2p 50 = 2p p = p =25 jadi panjang AB = p = 25 cm | 40 | |
3. | Dik RQ = s =15 cm Dit L =….? Penyelesaian : L= s x s = 15 x 15 = 225 Jadi luas persegi PQRS tersebut adalah 225 cm2 | 20 |
Gallery Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajara
Peningkatan Kemandirian Anak Melalui Metode Pembelajaran
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Sebagai Upaya
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan
Pdf Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Model Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning
Fillable Online Influence Of Problem Based Learning Model
Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Solving
4 3 Pembelajaran Berbasis Masalah Bangeett
Doc Model Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam
Pembelajaran Pbl Dan Mfl Smp 1 Gandusari Blitar
Manajemen Sekolah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Contoh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika 2 Pbl Smk Statistika Ppg Unnes
Contoh Rpp Model Pembelajaran Berbasis Masalah Blog Guru
Artikel Contoh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Liblocin Jurnal Model Pembelajaran Problem Based Learning Pdf
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Model
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Motivasi
Pembelajaran Kimia Berbasis Masalah
Titis Blog Problem Based Lerning
Pdf Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan
Doc Model Pembelajaran Berbasis Masalah Mahar Gyo
Contoh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
0 Response to "Model Pembelajaran Berbasis Masalah"
Post a Comment