Tata Cara Solat Tahajud



Tata Cara Dan Niat Sholat Tahajud Yang Dianjurkan

Tata Cara Sholat Tahajud Beserta Niat Tahajud

Tata cara sholat Tahajud lengkap beserta manfaat, dalil dan niat sholat Tahajud guna membantu kaum Muslim melaksanakan sholat Sunnah malam yang amat utama ini.

Nabi besar Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Shahbihi Wa Sallam mengatakan bahwa Shalat merupakan rukun Islam kedua dan hukumnya wajib bagi setiap Muslim melaksanakan Sholat sebanyak 5 waktu setiap harinya.

Sholat merupakan salah satu dari sekian aspek sangat penting dalam kehidupan setiap Muslim untuk menjalani kehidupannya sehari-hari. Bahkan dalam sehari setiap umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan Sholat sebanyak lima waktu sebanyak 17 rakaat.

Dan dalam Islam terdapat dua jenis Shalat yakni Sholat Wajib dan Sholat Sunnah:

  • Sholat Wajib yang dikerjakan sebanyak 5 waktu setiap hari dan tidak boleh ditinggalkan kecuali ada halangan.
  • Sholat Sunnah, tidak wajib dikerjakan dan tidak mendapatkan dosa jika meninggalkannya.

Tata cara melaksanakan sholat Tahajud

Cara melakukan sholat Tahajud sama seperti melakukan sholat Fardhu 5 waktu. Yaitu:

UrutanRakaat pertamaRakaat kedua
1Niat dalam hatiBaca al-Fatihah
2Takbir, lalu doa iftitahBaca surah al-Quran
3Baca al-FatihahRuku' (Membaca Subhana Rabbiyal 'Adzhimi Wa Bihamdihi )
4Baca al-Qur'anI'tidal (Membaca Sami’Allaahu liman hamidah kemudian Rabbana Lakalhamdu Mil Assamawati Wamil Ardhi Wamil a’maasyita Min Syai i’nba’du)
5Ruku' (Membaca Subhana Rabbiyal 'Adzhimi Wa Bihamdihi )Sujud (Membaca Subhana Rabbiyal A'la Wa Bihamdihi)
6I'tidal (Membaca Sami’Allaahu liman hamidah kemudian Rabbana Lakalhamdu Mil Assamawati Wamil Ardhi Wamil a’maasyita Min Syai i’nba’du)Duduk antara dua sujud (Membaca Rabbighfirli Warhamni Wajburni Warfa’kni Warzuqni Wahdini Wa’afini Wa’fu ‘anni)
7Sujud (Membaca Subhana Rabbiyal A'la Wa Bihamdihi)Sujud (Membaca Subhana Rabbiyal A'la Wa Bihamdihi)
8Duduk antara dua sujud (Membaca Rabbighfirli Warhamni Wajburni Warfa’kni Warzuqni Wahdini Wa’afini Wa’fu ‘anni)Duduk baca Tahiyat akhir
9Sujud (Membaca Subhana Rabbiyal A'la Wa Bihamdihi)Salam
10Berdiri lanjut ke rakaat keduaDzikir dan doa sesudah Tahajjud

Catatan: Jika anda melaksanakan 4 rakaat, maka di tahiyat rakaat kedua anda sambung dengan berdiri untuk berlanjut ke rakaat ketiga dan seterusnya hingga salam.

Dan sholat Tahajjud termasuk kedalam sholat Sunnah yang dikerjakan pada malam hari setelah bangun tidur.

Dalil melaksanakan Sholat Tahajud

Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyerukan ber-Tahajud sebagai ibadah tambahan pada Surah (AL ISRAA’ (17) :79)

“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”

Dari ayat ini maka dapat kita simpulkan bahwa Sholat Tahajud merupakan ibadah tambahan yang dikerjakan pada malam hari, yang dapat mengangkat pelakunya ke tempat yang terpuji.

Arti dari Tahajud

Secara bahasa Tahajud berarti mujanabatul hajud (menjauhi tempat tidur). Dalam kaitannya dalam ibadah, Tahajjud adalah “meninggalkan tempat tidur untuk melakukan Sholat”.

Kenapa Tahajud dilaksanakan malam hari?

Dari sejumlah Hadis masyhur dan ayat al-Quran menekankan keutamaan beribadah kepada Allah Ta’ala disaat malam dan akhir malam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir, (kemudian) Dia berfirman, ‘Barang siapa berdoa kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan, barang siapa meminta kepada-Ku, niscaya akan Aku berikan, dan barang siapa memohon ampun kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni.’” (as-Shahih Bukhari wa Muslim).

Jumlah Rakaat Sholat Tahajud

Kita akan membahas dengan lengkap mengenai berapa jumlah rakaat dari Shalat Tahajud berdasarkan referensi hadits-hadits yang Shahih.

Jumlah Raka’at Shalat Tahajud yang Dianjurkan (Disunnahkan)

Adapun jumlah rakaat Shalat Tahajud menurut yang disunnahkan Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam adalah 11 atau 13 rakaat, tidak lebih, dan dalil untuk menetapkan hal ini adalah riwayat yang diberitakan oleh ‘Aisyah Radhiyallahu Anhu.

مَا كَانَ يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً ، يُصَلِّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّى ثَلاَثًا

Artinya:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah shalat malam pada bulan Ramadhan begitupun pada bulan lainnya lebih dari 11 raka’at. Dimana beliau melakukan shalat empat raka’at, maka jangan tanyakan mengenai bagus dan panjangnya. Kemudian beliau melakukan shalat empat raka’at lagi dan jangan tanyakan mengenai bagus dan panjangnya. Kemudian beliau melakukan shalat tiga raka’at.”[HR. Bukhari no. 3569 dan Muslim no. 738.].

Sedangkan Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu Anhu juga memberitakan.

كَانَ صَلاَةُ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً . يَعْنِى بِاللَّيْلِ

Artinya:

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menunaikan shalat malam sebanyak 13 raka’at. ”[HR. Bukhari no. 1138 dan Muslim no. 764].

Zaid bin Khalid Al Juhani mengatakan.

لأَرْمُقَنَّ صَلاَةَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- اللَّيْلَةَ فَصَلَّى. رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ أَوْتَرَ فَذَلِكَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً.

Artinya:

“Aku pernah memperhatikan shalat malam yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau pun melaksanakan 2 raka’at ringan. Kemudian setelah itu beliau laksanakan 2 raka’at yang panjang-panjang. Kemudian beliau lakukan shalat 2 raka’at yang lebih ringan dari sebelumnya. Kemudian beliau lakukan shalat 2 raka’at lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. Beliau pun lakukan shalat 2 raka’at yang lebih ringan dari sebelumnya. Kemudian beliau lakukan shalat 2 raka’at lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. Lalu terakhir beliau berwitir sehingga jadilah beliau laksanakan shalat malam ketika itu 13 raka’at.”22 Ini berarti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan witir dengan 1 raka’at. [HR. Muslim no. 765]. (Artinya Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) menutup Shalatnya dengan Witir 1 rakaat).

Menurut penjelasan hadits ini maka kita dapat menyimpulkan bahwa adalah disunnahkan saat sebelum melakukan Shalat malam, maka terlebih dahulu dibuka dengan melakukan Shalat 2 raka’at ringan sebagai pembukaan.

Dan kesimpulan ini ditunjang oleh penjelasan ‘Aisyah Radhiyallahu Anhu yang adalah sebagai berikut.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ لِيُصَلِّىَ افْتَتَحَ صَلاَتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ.

Artinya:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika hendak melaksanakan shalat malam, beliau buka terlebih dahulu dengan melaksanakan shalat dua rak’at yang ringan.”[HR. Muslim no. 767].

Pertanyaannya sekarang adalah: apakah boleh menambah rakaat untuk shalat malam melebih 11 atau 13 rakaat?

Untuk menjawab pertanyaan ini kita merujuk pendapat Al Qodhi berikut ini.

وَلَا خِلَاف أَنَّهُ لَيْسَ فِي ذَلِكَ حَدّ لَا يُزَاد عَلَيْهِ وَلَا يَنْقُص مِنْهُ ، وَأَنَّ صَلَاة اللَّيْل مِنْ الطَّاعَات الَّتِي كُلَّمَا زَادَ فِيهَا زَادَ الْأَجْر ، وَإِنَّمَا الْخِلَاف فِي فِعْل النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا اِخْتَارَهُ لِنَفْسِهِ

Artinya:

“Tidak ada khilaf bahwa tidak ada batasan jumlah raka’at dalam shalat malam, tidak mengapa ditambah atau dikurang. Alasannya, shalat malam adalah bagian dari ketaatan yang apabila seseorang menambah jumlah raka’atnya maka bertambah pula pahalanya. Jika dilakukan seperti ini, maka itu hanya menyelisihi perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyelisihi pilihan yang beliau pilih untuk dirinya sendiri.” [Kitab Al Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al Hajjaj, An Nawawi, 6/19, Dar Ihya’ At Turots Al Arobi Beirut, cetakan kedua, 1392].

Maka jawabnya adalah boleh, dan pendapat ini ditunjang oleh penjelasan Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam ketika beliau mendapat sebuah pertanyaan dari seorang sahabatnya.

صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى ، فَإِذَا خَشِىَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً ، تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى

Artinya:

“Shalat malam itu dua raka’at-dua raka’at. Jika salah seorang di antara kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu raka’at. Dengan itu berarti kalian menutup shalat tadi dengan witir.” [HR. Bukhari no. 990 dan Muslim no. 749].

Hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu ini merupakan jawaban Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam atas sebuah pertanyaan mengenai Shalat malam, jikalau Shalat Malam memiliki batasan rakaatnya tentulah Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam akan menjelaskannya saat itu juga.

Pertanyaannya sekarang bagaimana dengan Hadits dari Aisyah, dimana beliau mengatakan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam tidak pernah menambah shalat malam baik dibulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari 11 rakaat [HR. Bukhari no. 3569 dan Muslim no. 738].

Untuk menjawabnya adalah, apabila kita ingin mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam maka sepatutnya kita samakan jumlah rakaatnya seperti yang beliau lakukan berikut caranya.

Adapun Shalat yang terbaik menurut Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam adalah yang paling lama berdirinya.

أَفْضَلُ الصَّلاَةِ طُولُ الْقُنُوت

Artinya:

“Shalat yang paling baik adalah yang paling lama berdirinya.”[HR. Muslim no. 756].

Bagaimana jika kita ingin Shalat malam lebih dari 11 rakaat seperti yang disunnahkan nabi?

Seperti sudah kita ketahui bahwa bagi Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam Shalat terbaik yaitu yang paling lama berdirinya, kita melakukan 11 rakaat namun dilakukan dengan cepat, itu tidak baik.

Sedangkan mereka yang melakukan Shalat Tahajud lebih dari 11 rakaat, namun melakukannya dengan cepat maka tidaklah baik.

Lalu bagaimana dengan yang melakukan lebih dari 11 rakaat, contohnya 23 rakaat, namun melakukan seperti yang nabi lakukan, yakni berdiri dengan lama, maka boleh saja dan sesuai dengan ajaran Nabi. Dikarenakan dia mengikuti seperti yang Allah Ta’ala firmankan.

كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ

“Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.” (QS. Adz Dzariyat: 17).

وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا

“Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.” (QS. Al Insan: 26).

Karena sebab inilah maka para ulama melakukan Shalat Malam dengan 11 rakaat namun dengan rakaat yang panjang.

Namun ada pula yang Shalat lebih dari 11 rakaat seperti 36 rakaat atau 23 rakaat namun juga dengan rakaat yang panjang, mereka tidak menyelisihi Sunnah nabi, akan tetapi mengikuti apa yang Nabi maksudkan yaitu melakukan Shalat Malam dengan Thulul Qunut yaitu berdiri dengan lama.

Jadi yang menjadi patokan oleh para ulama ialah berdiri lama dihadapan Allah Azza Wa Jalla, baik itu melaksanakannya dengan 11 rakaat saja atau lebih dari itu, seperti 23 rakaat atau 36 rakaat. Maka silahkan saja.

Waktu melaksanakan Sholat Tahajud

Sholat Tahajud dapat dilaksanakan di awal malam, di pertengahan malam atau di akhir malam, namun yang pasti setelah melaksanakan sholat Isya.

Sholat Tahajud dapat dikerjakan kapanpun diwaktu malam. Namun waktu Shalat Tahajud terbaik adalah pada 1/3 malam terakhir setelah terbangun dari tidur.

Nabi Muhammad Saw menjelaskan:

Abu Muslim bertanya kepada Abu Dzar: “Diwaktu manakah yang lebih utama kita mengerjakan sholat malam?” Ia menjawab: “Saya menanyakan hal sama seperti engkau tanyakan kepada Rasulullah dan beliau menjawab, “Perut malam yang masih tinggal adalah 1/3 yang akhir. Sayangnya sedikit sekali orang yang melaksanakannya.” (HR Ahmad).

Baca juga tata cara sholat Jenazah.

Apakah harus tidur terlebih dahulu sebelum Shalat Tahajud?

Ini adalah pertanyaan yang menarik dan seringkali ditanyakan bahkan menjadi topik diskusi mengenai wajib tidaknya tidur terlebih dahulu sebelum melaksanakan Sholat Tahajud.

Perlu kita fahami bahwa Tahajud merupakan shalat yang dilakukan pada waktu malam setelah bangun tidur, namun adapula ulama yang berpendapat bahwa Shalat ini bisa dilaksanakan tanpa harus tidur terlebih dahulu. Lihat pembahasannya di apakah harus tidur terlebih dulu sebelum Shalat Tahajud?

Niat sholat Tahajud

Ulama berbeda pendapat mengenai keberadaan niat dalam memulai sholat, jumhur ulama, kecuali mazhab Maliki, mensunnahkan membaca niat karena membantu hati menguatkan niat sholat.

Niat dilafalkan dalam hati, tidak perlu diucapkan dengan mengeluarkan suara.

Adapun mengenai niat sholat Tahajud adalah sebagai berikut:

اُصَلِّى سُنَّةً التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholli sunnatat tahajudi rok’ataini mustaqbilal kiblati lillahi ta’aalaa.

Artinya:

Aku berniat sholat Tahajud dua rakaat menghadap kiblat karena Allah semata.

Persiapan melaksanakan Sholat Tahajud

  • Berniat untuk melaksanakan sholat Tahajud dan memohon agar terbangun untuk melaksanakannya. Berwudhu sebelum melakukan sholat Tahajud, maka lihat tata cara Wudhu sesuai Sunnah Nabi Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sahbihi Wa Sallam.
  • Laksanakan sholat Tahajud paling tidak 2 rakaat, atau hingga 12 rakaat, tergantung niat dan kemampuan anda.

Manfaat melaksanakan Sholat Tahajud

  • Memohon ampunan dan doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala salah dan silaf yang kita pernah lakukan dan juga kesalahan di masa datang.
  • Keutamaan Sholat Tahajud
  • Memberikan kekuatan batin.
  • Memberikan kekuatan mental.
  • Memohon ampunan kepada Allah SWT.
  • Pintu maaf dan ampunan terbuka saat 1/3 malam.
  • Siapapun yang memiliki hajat, maka berdoa pada waktu Tahajjud adalah saat terbaik.
  • Sebuah pengorbanan saat yang lain tidur, namun kita terbangun guna mengingat Allah Ta’ala.
  • Shalat Tahajud dapat memperkuat pemahaman agama.
  • Dapat memberikan inspirasi baru dan kebaikan.
  • Shalat Tahajud dapat menghilangkan kelemahan dan menghindari dosa.
  • Tahajjud dapat menguatkan daya ingat.

Bolehkan melaksanakan Sholat Tahajud berjamaah?

Menurut situs NU, melaksanakan Sholat Tahajud secara berjamaah hukumnya tetap sah. Sah disini hanya sebatas dari segi pelaksanaan secara berjamaah, tidak mendapat pahala berjamaah.

Jadi jikalau seseorang melaksanakan Sholat Tahajud berjamaah, maka dirinya mendapatkan pahala hanya karena melaksanakan Tahajud saja, dan tidak mendapatkan pahala dari faktor jamaahnya.

Dan bagaimana jika melakukan jamaah guna mengajari orang lain?

Apabila tujuan berjamaah dimaksudkan untuk mengajari seseorang agar dapat bertahajud dan membuatnya terbiasa melakukannya, maka niatan itu Insya Allah mendapat pahala dikarenakan niatan ingin mengajari orang lain, dan hal ini merupakan aktivitas cukup lazim ditemui di sejumlah ponpes di Indonesia.

Akan tetapi pembolehan melaksanakan Tahajud berjamaah agar tidak dijadikan dalil untuk meyakini bahwa Tahajud secara berjamaah merupakan hal yang ditekankan oleh Syariat. Jika keyakinan itu dijadikan pegangan maka melaksanakan Sholat Tahajud berjamaah menjadi hal yang haram bahkan harus dicegah.

Namun tujuan baik yang terdapat di balik pelaksanaan shalat tahajud secara berjamaah dalam permasalahan di atas dibatasi sekiranya tidak sampai memunculkan mudarat, seperti akan menimbulkan persepsi pada orang lain bahwa shalat tahajud secara berjamaah merupakan hal yang dianjurkan oleh syara’. Maka ketika memunculkan mudarat tersebut, melaksanakan shalat tahajud secara berjamaah menjadi haram bahkan wajib untuk dicegah. Penetapan ini seperti yang dipaparkan oleh Bughyah al-Mustarsyidin:

ـ (مسألة : ب ك) : تباح الجماعة في نحو الوتر والتسبيح فلا كراهة في ذلك ولا ثواب ، نعم إن قصد تعليم المصلين وتحريضهم كان له ثواب ، وأي ثواب بالنية الحسنة ، فكما يباح الجهر في موضع الإسرار الذي هو مكروه للتعليم فأولى ما أصله الإباحة ، وكما يثاب في المباحات إذا قصد بها القربة كالتقوّي بالأكل على الطاعة ، هذا إذا لم يقترن بذلك محذور ، كنحو إيذاء أو اعتقاد العامة مشروعية الجماعة وإلا فلا ثواب بل يحرم ويمنع منها

“Diperbolehkan berjamaah pada shalat-shalat yang serupa dengan shalat sunnah witir dan tasbih, maka hal tersebut tidak dimakruhkan dan tidak mendapatkan pahala (atas jamaahnya), memang jika pelaksanaan jamaah tersebut ditujukan untuk mengajari orang-orang yang shalat dan memotivasi mereka, maka mendapatkan pahala dan setiap pahala digantungkan pada niat yang baik. Seperti halnya diperbolehkan mengeraskan suara pada shalat yang dianjurkan untuk dibaca pelan-pelan yang asalnya makruh, lalu diperbolehkan karena bertujuan mengajari (orang lain), apalagi shalat yang asalnya diperbolehkan (untuk dilaksanakan berjamaah).

Video tata cara sholat Tahajud

Sholat Sunnah lainnya:

Silahkan pula saudara/i membaca pula mengenai tata cara sholat Dhuha beserta niatnya.

Tambahan

Sholat Tahajud merupakan shalat sunnah utama dan yang mengerjakannya akan mendapatkan barokah dan ampunan besar dari Allah.

Similar Posts:

Gallery Tata Cara Solat Tahajud

Tata Cara Sholat Tahajud Niat Doa Bacaan Waktu Lengkap

Mistamaja Hp Website Yang Membahas Materi Sekolah Terlengkap

Bacaan Doa Sholat Tahajud Apk App Free Download For Android

Sholat Tahajud Bacaan Tata Cara Dan Keutamaan

Panduan Sholat Tahajjud For Android Apk Download

Ngaji Bareng Niat Sholat Tahajud Yang Benar

Lengkap Bacaan Doa Sholat Tahajud Niat Tata Cara Dan Manfaat

Tata Cara Sholat Tahajud Lengkap Bacaan Niat Dan Doa

Solat Tahajud By Syokonline Education Category 5

Tata Cara Sholat Tahajud

Tata Cara Sholat Tahajud Yang Benar

Tata Cara Sholat Tahajud Lengkap Dengan Doanya Dream Co Id

Pengertian Sholat Tahajud Tata Cara Niat Dan Do A Id

Com Adnani Tata Cara Sholat Tahajjud Terlengkap 2 0 1 Apk

تحميل Tata Cara Sholat Tahajud Sesuai Sunah Rosul 7 0 7 لـ

Tata Cara Sholat Tahajud Sesuai Sunah Rosul Apps En Google

Buku Saku Keutamaan Waktu Dan Tata Cara Shalat Tahajjud

Update Bacaan Doa Sholat Tahajud Beserta Niat Tata Cara

Tata Cara Sholat Tahajjud


0 Response to "Tata Cara Solat Tahajud"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel