10 Perintah Allah Kristen



Eva Kusuma Sundari S Evasundari Story On Steller

10 PERINTAH ALLAH dan Penjelasannya

10 perintah Allah.  ( Baca Kel 20 : 1 – 17 atau Ul 5 : 6 – 21 )

I. Keluaran 20 : 1-2

“Akulah Tuhan, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar  dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan”

Sebelum menyampaikan ke sepuluh Firman , Allah memperkenalkan diri dulu dengan nama YHWH (baca ; Yahwe) dan menyebut diri Allah mereka, artinya Allah yang mengikat diri kepada Israel umat-Nya melalui sebuah perjanjian. Mereka diingatkan akan tindakan penyelamatan yang telah dilakukan-Nya bagi mereka. Bagi umat Yahudi, kata pendahuluan ini sangat penting sehingga mereka memasukkannya sebagai Firman pertama juga. Firman pertama ini mendasari semua yang lain yang berasal dari Allah yang sudah menyelamatkan mereka. Kesungguhan komitmen Allah sudah jelas, maka dari itu Israel juga harus mewarnai ketaatan mereka bukan hanya dengan melakukan kewajiban saja, melainkan ketaatan sebagai jawaban kasih atas kebaikan Allah kepada mereka. Allah yang telah membebaskan Israel dari perbudakan, setelah itu mengikat mereka terhadap diri-Nya, hanya demi keselamatan Israel. Anugerah Allah itulah yang memungkinkan umat untuk taat dan memelihara hubungan perjanjian itu dari pihak mereka. Dengan perkataan ini, Ia hendak mengingatkan kita bahwa Ia adalah Allah kita yang selalu beserta dan menyertai kita di sepanjang hidup ini. Melalui ini juga, Ia menyatakan diriNya sebagai Allah pembebas.

II. Keluaran 20 : 3-11

Disini berisi tentang perintah pertama hingga yang keempat. Yang kesemuanya di tujukan tentang bagaimana kita menunjukkan ketaatan dan kasih kepada Tuhan kita

Perintah kesatu : “jangan ada padamu allah lain dihadapanKu” (Kel20:3)

Perhatikan kata allah di atas! Kata allah dalam huruf kecil hendak menunjukkan allah yang palsu atau allah ciptaan manusia. Kepada kita saat ini, perintah kesatu masih berlaku. Kita tidak boleh menyembah dan memperhambakan diri  kepada allah-allah lain, misalnya percaya pada kuasa magis dan takhayul atau dengan memperhambakan diri kepada kemewahan, uang, ilmu pengetahuan, mode, dan sebagainya. Perkataan “ada padamu allah” memiliki arti yakni menyandarkan diri, menaruh harapan, dan mencari kuasa-kuasa. Karena kita telah memiliki Allah yang kita percayai dan Kita juga telah menjadi milik Allah yang hidup, maka kita janganlah lagi percaya dan tunduk pada allah-allah lain atau kuasa-kuasa lain diluar Tuhan kita. Banyak orang memuja seks,uang, kuasa dan kemashyuran seperti di Kanaan kuno.Majalah dan acara TV yang menyanjung-nyanjung kemewahan orang kaya dan korup, mencerminkan gambaran tentang ilah-ilah modern yang tidak begitu berbeda dengan pemujaan di Mesir dan Asiria pada zaman Nabi Musa.

 Perintah kedua : “jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada dibumi dibawah, atau yang ada di dalam air dibawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku Tuhan Allahmu adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku. Tetapi aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan berpegang pada perintah-perintahKu.” (Kel20:4-6).

Pada zaman Perjanjian Lama,entah yang merupakan personifikasi kekuatan alam (bulan, matahari) atau lambang kesuburan (ular,sapi jantan). Penggunaan patung semacam ini dipandang sebagai penyimpangan akibat pengaruh suku-suku Kanaan tetangga mereka.Israel mengalami godaan iman selama abad-abad sejarahnya, beberapa orang Israel memang menggunakan patung dewi kesuburan Astarte dalam rupa wanita bugil sebagai jampi2 untuk merangsang kehamilan dan hasil panen yang baik. Jadi Perintah kedua ini membicarakan bagaimana cara kita menyembah Allah. Perintah ini mengandung arti sebagai berikut :
  1. Dilarang mematungkan Allah dengan cara atau bentuk apapun
  2. Dilarang menyembah, berdoa dan memohon kepada patung atau berhala
  3. Dilarang melakukan kebaktian dengan cara yang salah (Kel 32)

Perintah ketiga : “jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan sembarangan” (Kel 20:7)

Perintah ini mengingatkan kita akan kekudusan nama Tuhan. Dalam bahasa Ibrani nama Tuhan adalah YHWH yang berarti “Aku (akan) ada ya Aku (akan) ada”  (Kel 3:14). Dengan nama itu, Tuhan hendak menyatakan bahwa Ia akan selalu ada untuk menolong dan menyertai kita.

Perinta  ini melindungi nama Tuhan terhadap semua bentuk penyalahgunaan itu. Terhadap kecenderungan manusia untuk berusaha mengendalikan kehadiran dan pertolongan Tuhan demi keuntungannya sendiri, bahkan sambil merugikan lawannya ( sumpah palsu, upacara magis dll )

Perintah keempat : Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat; enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu, atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh;  itulah sebabnya Tuhan memberkati hari sabat dan menguduskannya” (kel 20:8-11)

Dalam Ul 5 : 15 , menunjuk kembali kepada pengalaman di Mesir, di mana semua orang Israel pernah mengalami pekerjaan budak yang tak ada hentinya.Dari keadaan per-hamba-an itu mereka telah dibebaskan oleh Tuhan sendiri. Dalam Kel 20, hari Sabat didasarkan pada irama kerja Tuhan sendiri, mencipta langit dan bumi dalam enam hari dan berhenti pada hari ke – 7.

Maksud dari perintah ini adalah :
  1. Waktu atau hari yang di khususkan untuk Tuhan
  2. Menyediakan waktu untuk merenungkan makna dan tujuan hidup kita di hadapan Tuhan agar kita dapat menemukan rancangan/rencana Tuhan didalamnya.
Kata Minggu, berasal dari bahasa Portugis, yakni “dominggu” yang artinya “Tuhan”. Sehingga hari minggu adalah hari Tuhan atau hari kemenangan Tuhan
III. Keluaran 20 : 12-17 Perintah kelima sampai yang kesepuluh menjelaskan kepada kita tentang cara mewujudkan ketaatan dan kasih kepada sesama kita.

Perintah kelima : “Hormatilah ayah dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang di berikan Tuhan Allahmu kepadamu” (kel 20:12)

Sesama yang pertama untuk kita hormati adalah orang tua kita, karena mereka adalah orang yang pertama kali mempunyai hubungan dengan kita. Selain itu juga kalimat ini merujuk pada orang yang lebih tua dari kita, seperti tokoh agama, guru, pemerintah, atasan kita, dan lainnya.

Sepanjang mereka melakukan tugas sesuai dengan kehendak Allah, kita harus mengikuti dan menaatinya dengan sungguh-sungguh. Karena tugas penting orang tua adalah meneruskan kisah karya penyelamatan Allah kepada anaknya (ulangan 6:4-9).

Perintah keenam : “jangan membunuh” (kel 20:13)

Melalui perintah ini, kita di anjurkan untuk dapat menghargai hidup manusia. Hal ini dikarenakan, hidup adalah anugerah Allah yang mulia.

Pembunuhan itu dimengerti dalam arti luas : bukan hanya “pembunuhan” musuh secara langsung dan sengaja tetapi juga pembunuhan yang terjadi tanpa sengaja dalam kecelakaan ( Ul 19 : 5 ).Hal ini disebabkan kelalaian yang bersangkutan.

Juga perlakuan keras terhadap orang yang mengakibatkan mati, inipun termasuk pembunuhan yang dilarang di sini ( mis : Hak 20 : 4 )

Abad 20 akan tercatat dalam sejarah sebagai abad dengan jumlah amat tinggi pembunuhan tanpa dasar hukum dan kecelakaan2 fatal biarpun tanpa sengaja, sekaligus meluasnya cara2 “medis” untuk menghilangkan  nyawa manusia ( euthanasia/ mempercepat kematian untuk membebaskan sesama dari penderitaannya, abortus/pengguguran )

Perintah ketujuh : “jangan berzinah” (Kel 20 : 14) Perintah ini menganjurkan kita untuk menjaga kesucian tubuh kita. Maksud dari perintah ini ialah
  1. Seseorang dilarang mengambil suami atau isteri sesamanya (2 Samuel 11:1-27)
  2. Bertingkah laku, memikirkan, dan mengucapkan perkataan yang tidak senonoh atau porno (Efesus 4:29, Matius 5:28)
  3. Melakukan persetubuhan dengan orang yang bukan dan belum menjadi suami istri atau bukan suami atau istrinya.

Perintah ini menyatakan kehendak Tuhan akan kesucian pernikahan dan seluruh kehidupan seksual di junjung tinggi sebagai pemberian Tuhan yang mulia. Pernikahan mencerminkan persekutuan antara Kristus dengan jemaatNya dan tubuh kita merupakan tempat kediaman roh kudus (Matius 5:27-28; Efesus 5:28-32; I Korintus 6:18-20).

Perintah kedelapan : “Jangan mencuri” (Kel20:15) Artinya adalah :
  1. Kita harus mampu menghargai milik dan hak orang lain
  2. Bersyukur atas apa yang telah kita masing-masing punyai
  3. Bersyukur atas pemberian Tuhan kepada kita
Perintah kesembilan : “jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu” (Kel20:16)

Larangan ini tidak hanya mengenai hal berdusta atau memfitnah pada umumnya, tetapi juga  menyangkut situasi khusus yaitu sebagai saksi di pengadilan. Menjadi saksi bukanlah hal yang kecil artinya karena mempertaruhkan nama baik dan kehormatan sesama dan dalam perkara tertentu menyangkut hidupnya.

Perintah ke 9 ini diperluas lagi kepada banyak situasi “mengadili orang secara publik di luar pengadilan”.Firman ini mengingatkan agar kita saling percaya, tidak hanya menyangkut kesaksian di pengadilan umum tetapi juga segala macam hubungan , khususnya yang menentang hak sesama kita.Merupakan tugas kita semua, melatih diri untuk mencoba melihat segi baik orang lain sekalipun dia itu musuh kita, dan yang terpenting adalah untuk tidak memberi kesaksian kalau tidak pasti kebenarannya.

Perintah ini mengajak kita untuk :
  1. Selalu hidup dalam kejujuran
  2. Menjaga dan memperjuangkan kebenaran
  3. Menjaga mulut kita sebagai alat komunikasi dan pembawa kasih yang baik.

Kata-kata yang kita ucapkan adalah alat dari Tuhan untuk mengadakan hubungan dan membentuk persekutuan dengan sesama manusia. Melalui perintah ini, kita sebagai saksi Kristus yang ada di tengah dunia ini diingatkan untuk selalu berkata secara  jujur dan benar.

Perintah kesepuluh : “Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apa pun yang di punyai sesamamu” (Kel20:17)

Perintah kesepuluh ini lebih bersifat batiniah, yakni tentang keinginan. Jika kita mampu menguasai keinginan-keinginan, tentulah kita tidak akan memiliki keinginan untuk menguasai milik orang lain., juga  menekankan, bahwa kejahatan tidak dimulai dengan tindakan melainkan dari dalam hati sebab hati menjadi pangkal segala tingkah laku.

Firman ini menuntut suatu moral sikap, suatu etik yang tidak hanya mengatur tindakan lahiriah tetapi juga membina sikap bathin.

Yesus bless you

Gallery 10 Perintah Allah Kristen

Pdf Tinjauan Teologis Tentang Ibadah Bagi Pelaksanaan Misi

80 Best Khotbah Kristen Images Christian Devotions How To

7 Kitab I Korintus

Lakukan Kehendak Perintah Tuhan Renungan Harian Katolik

10 Hukum Taurat Kristen Protestan Dan Artinya Tuhan Yesus

Gereja Umat Indonesia Stjohnsmilwaukie Org

Smashwords About Aneko Press Author Of Revealing God S

Pdf Persamaan Dan Perbedaan Kitab Keluaran 20 Dan Ulangan 5

Citysemarang This Wordpress Com Site Is The News About

Contoh Soal Uas Nl2p6zjjj708

Pengakuan Dosa Berkaca Pada 10 Perintah Allah

Unduh 89 Gambar 10 Perintah Allah Paling Bagus Gratis

Eva Kusuma Sundari S Evasundari Story On Steller

Makan Sayur Koool On Twitter Buat Jonru Dan Para

Paus Dalam Audiensi Sepuluh Perintah Allah Adalah Panduan

Agama Kristen Merry

10 Perintah Allah

10 Perintah Allah

Renungan Harian Kristen Posts Facebook

The Translation Of Wordplay In Lewis Carroll S Through The

Santapanhidup Download Instagram Hashtag Photos And Videos

Sepuluh Perintah Allah The Ten Commandments Sabda Space


0 Response to "10 Perintah Allah Kristen"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel