. Soal adalah sebuah instrumen yang digunakan oleh guru untuk mengukur kemampuan siswa dalam menangkap materi pembelajaran. Dengan kata lain, soal adalah sebagai tolak ukur keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Soal terdiri dari soal LOTS dan HOTS. Soal LOTS biasanya mengukur kemampuan siswa tingkat mengingat (remember/recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengelolaan (rite); akan tetapi, soal HOTS lebih mengukur kepada kemampuan menstrasfer satu konsep ke konsep lain, memproses dan menerapkan informasi, mencari katan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan menelaah ide dan informasi secara kritis.
Di dalam pembuatan soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6); akan tetapi, tidak pada rananh mengetahui (knowing-C1), memahami (understanding-C2), dan menerapkan (aplying-C3).
Selanjutnya, dalam memilih kata kerja operasional (KKO) untuk membuat indikator soal HOTS, jangan terjebak pada pengelompokkan kata kerja operasional (KKO), karena kata kerja operasional yang dikelompokan pada C2 dan C3, seperti kata kerja "Menetukan" bisa jadi terjadi pada ranah C5 (mengevaluasi) apabila didahului dengan proses berpikir menganalisis informasi. Bahkan kata kerja ‘menentukan’ bisa dikelompokan pada ranah C6 (mengkreasi) bila pertanyaan menuntut kemampuan menyusun strategi pemecahan masalah baru. Jadi, ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses berpikir apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.
Disamping itu, dalam menyusun soal HOTS pada umumnya menggunakan stimulus. Stimulus adalah sebagai media dasar yang bersifat kontektual yang menarik yang digunakan dalam pembuatan soal HOTS. Stimulus dapat bersumber dari isu-isu global seperti masalah teknologi informasi, sains, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur, dan lain- lain, dan juga diambil dari permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar satuan pendidikan seperti budaya, adat, kasus-kasus di daerah, atau berbagai keunggulan yang terdapat di daerah tertentu.
Ciri- ciri soal HOTS pada hakekatnya yaitu, mengukur kemampuan tinggi, berbasis permaslahan kontektual, dan menggunakan bentuk soal beragam.
1. Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Menurut The Australian Council for Educational Research (ACER), kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses menganalisis, merefleksi, memberikan argument (alasan), menerapkan konsep pada situasi berbeda, menyusun, dan menciptakan. Kemampuan berpikir tingkat tinggi bukanlah kemampuan untuk mengingat, mengetahui, atau mengulang. Akan tetapi, Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making).
Namun yang perlu diperhatikan bahwa kata "sulit/Difficulty" tidak sama dengan HOTS. Tingkat kesukaran dalam butir soal tidak sama dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi. contoh, arti uncommon word, seperti kata "Novice" mungkin mengartikannya sulit, tetapi dalam menjawab permasalahan tersebut tidak termasuk higher order thinking skills. Dengan demikian, soal-soal HOTS belum tentu soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi.
2. Berbasis contextual Problems
Contextual Problems pada hakekatnya fenomena yang terjadi dewasa ini khususnya yang berhubungan dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang angkasa, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Pemahaman fenoma tersebut dapat dikaitkan dengan keterampilan peserta didik dalam menginterpretasikan (interprete), menerapkan (apply)dan mengintegrasikan(integrate) ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di dalam kelas sebagai poblem solving dalam real life. Ada lima karakteristik dalam contextual assessment yang disingkat REACT.
a. Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan nyata.
b. Experiencing, asesmen yang ditekankan kepada penggalian (exploration), penemuan (discovery), dan
c. Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata.
d. Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk mampu mengomunikasikan
kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah.
e. Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk mentransformasi konsep-konsep
pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru.
Adapun ciri-ciri contextual assessment yang berbasis pada asesmen autentik, sebagai berikut:
a. Peserta didik mengonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar memilih jawaban yang tersedia;
b. Tugas-tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata;
c. Tugas-tugas yang diberikan tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar, tetapi memungkinkan
banyak jawaban benar atau semua jawaban benar.
Perbandingan asesmen tradisional dan kontekstual
| |
Peserta didik cenderung memilih respons yang diberikan. | Peserta didik mengekspresikan respons |
Konteks dunia kelas (buatan) | Konteks dunia nyata (realistis) |
Umumnya mengukur aspek ingatan (recalling) | Mengukur performansi tugas (berpikir tingkat tinggi) |
Pembuktian tidak langsung, cenderung teoretis. | Pembuktian langsung melalui penerapan pengetahuan dan keterampilan dengan konteks nyata. |
3. Menggunakan bentuk soal beragam
Bentuk-bentuk soal yang beragam dalam sebuah perangkat tes (soal-soal HOTS) sebagaimana yang digunakan dalam PISA, bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih rinci dan menyeluruh tentang kemampuan peserta tes. Ada beberapa alternatif bentuk soal HOTS (yang digunakan pada model pengujian PISA), sebagai berikut.
Pada umumnya soal-soal HOTS menggunakan stimulus yang bersumber pada situasi nyata. Peserta didik diminta untuk menemukan jawaban soal yang terkait dengan stimulus/bacaan menggunakan konsep-konsep pengetahuan yang dimiliki serta menggunakan logika/penalaran. Jawaban yang benar diberikan skor 1, dan jawaban yang salah diberikan skor 0. Jawaban yang diharapkan (kunci jawabaan) umumnya tidak termuat secara eksplisit dalam stimulus atau bacaan.
b. Isian singkat atau melengkapi
Soal isian singkat atau melengkapi adalah soal jawaban singkat dengan cara mengisi kata, frase, angka, atau simbol. Karakteristik soal isian singkat atau melengkapi adalah sebagai berikut.
1) Bagian kalimat yang harus dilengkapi sebaiknya hanya satu bagian dalam ratio butir soal, dan paling banyak
dua bagian supaya tidak membingungkan siswa.
2) Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan pasti yaitu berupa kata, frase, angka, simbol, tempat,
c. Jawaban singkat atau pendek
Soal dengan jawaban singkat atau pendek adalah jawaban yang berupa kata, kalimat pendek, atau frase terhadap suatu pertanyaan.Karakteristik soal jawaban singkat adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan kalimat pertanyaan langsung atau kalimat perintah;
2) Pertanyaan atau perintah harus jelas, agar mendapat jawaban yang singkat;
3) Panjang kata atau kalimat yang harus dijawab oleh siswa pada semua soal diusahakan relatif sama;
4) Hindari penggunaan kata, kalimat, atau frase yang diambil langsung dari buku teks, sebab akan mendorong siswa untuk sekadar mengingat atau menghafal apa yang tertulis dibuku.
Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut siswa untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut menggunakan kalimatnya sendiri dalam bentuk tertulis.
Untuk penilaian yang dilakukan oleh sekolah seperti Ujian Sekolah (US) bentuk soal HOTS yang disarankan cukup 2 saja, yaitu bentuk pilihan ganda dan uraian. Sedangkan untuk penilaian harian, dapat disesuaikan dengan karakteristik KD dan kreativitas guru mata pelajaran. Pemilihan bentuk soal hendaknya dilakukan sesuai dengan tujuan penilaian yaitu assessment of learning, assessment for learning, dan assessment as learning.
C. Penyusunan Kisi-Kisi Soal HOTS
Format 1.KISI-KISI SOAL HOTS
Mata Pelajaran : .............................................................
Kepala MTS.........................................
1. Isilah nomor urut yang sesuai.
2. Pada kolom Kompetensi Dasar, isilah dengan KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.
3. Tuliskan materi pokok pada kolom Materi, yang terkait langsung dengan materi yang akan diujikan.
4. Isilah kolom Kelas/Semester, sesuai dengan KD yang dipilih pada kelas/semester tertentu.
5. Pada kolom Indikator Soal, isilah dengan indikator soal yang diturunkan dari KD. Indikator soal yang
lengkap umumnya memuat komponen ABCD, yaitu Audience (siswa), Behavior (kemampuan yang akan
diukur), Condition (stimulus), dan Degree (derajat ketepatan). Contoh: Disajikan wacana kontekstual
tentang bencana alam, siswa dapat merancang strategi yang tepat untuk mengatasi bencana alam tersebut.
6. Pada kolom Level Kognitif, diisi dengan Penalaran (yang mencakup dimensi proses berpikir Mengalisis- C4, Mengevaluasi-C5, atau Mengkreasi-C6).
7. Pada kolom Bnetuk Soal, diisi dengan Pilihan Ganda atau Uraian sesuai dengan bentuk soal yang akan
8. Kolom Nomor soal disesuaikan berdasarkan nomor urut soal.
Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi Telp/HP/WA: 081349319650 Email: hamdani.5ht@gmail.com Web: https://www.banghamdani.com/
0 Response to "Cara Membuat Soal Hots"
Post a Comment