Laporan Praktikum Pewarnaan Gram



Ratih Kuspriyadani The Silly Girl Laporan Praktikum

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI: Pewarnaan Bakteri

PEWARNAAN BAKTERI (Laporan Praktikum Mikrobiologi Umum)

Oleh

Indah Dewi Saputri

1414121109

LABORATORIUM ILMU PENYAKIT TANAMAN

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2015

I.                   PENDAHULUAN

           1.1          Latar Belakang

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan. Salah satu cara unutk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah di identifikasi adalah dengan cara metode pengenceran atau pewarnaan. Hal tersebut berfungsi untuk mengetahuisifat fisiologisnya  yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecetan atau pewarnaan.

Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Unutk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwidjoseputro, 1998).

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan praktikum kali ini unutk mengetahui teknik pewarnaan mikroorganisme baik itu dengan cara pewarnaan sederhana, pengenceran negative, maupun pengenceran gram serta mengetahui morfologi mikroorganisme (Sutedjo, 1991).

            1.2              Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

     1.      Mempelajari cara membuat olesan bakteri yang dibutuhkan dalam pewarnaan bakteri.

II.                METODOLOGI PRAKTIKUM

           2.1              Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah : jarum ose, bunsen, botol semprot, tisu, kaca preparat, cover glass, dan mikroskop majemuk.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah : biakan bakteri, larutan krista violet, larutan safranin, alkohol 95º dan aquades.

          2.2              Cara Kerja

Adapun cara kerja dari praktikum iniadalah :

A.              Pewarnaan Sederhana

1.      Biakan bakteri yang akan diamati disiapkan

2.      Biakan bakteri diambil menggunakan jarum ose, kemudian disebarkan di atas kaca preparat yang telah diberi satu tetes air.

3.      Bakteri disebarratakan lalu dikering anginkan.

4.      Bakteri difiksasi dengan cara, kaca preparat dilewatkan beberapa kali di atas bunsen

5.      Krista violet diteteskan di atas olesan bakteri dan didiamkan selama 1 menit.

6.      Krista violet dibilas dengan menggunakan aquades, kemudian dikeringkan dengan cara diusap menggunakan tisu secara perlahan.

7.      Kaca preparat ditutup menggunakan coverglass.

8.      Preparat diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x.

B.               Pewarnaan Gram

Berdasarkan cara memperoleh makanannya, bakteri dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu bakteri heterotrof dan bakteri autotrof.

1. Bakteri Heterotrof 

Bakteri ini hidup dengan memperoleh makanan berupa zat organik dari lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa-sisa organisme lain. Bakteri yang mendapatkan zat organik dari sampah, kotoran, bangkai dan juga sisa makanan, kita sebut sebagai bakteri saprofit. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O, energi dan mineral.

2. Bakteri Autotrof 

Bakteri Autotrof adalah bakteri yang dapat menyusun zat makanan sendiri dari zat anorganik yang ada. Dari sumber energi yang digunakannya, bakteri autotrof (auto = sendiri, trophein = makanan) dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: a). Bakteri fotoautrotof Bakteri fotoautrotof yaitu bakteri yang memanfaatkan cahaya sebagai energi untuk mengubah zat anorganik menjadi zat organik melalui proses fotosintesis. Contoh bakteri ini adalah: bakteri hijau, bakteri ungu. b). Bakteri kemoautrotof Bakteri kemoautrotof adalah bakteri yang menggunakan energi kimia yang diperolehnya pada saat terjadi perombakan zat kimia dari molekul yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan melepaskan hidrogen. Contoh bakteri ini adalah: Nitrosomonas. Nitrosomonas dapat memecah NH3 menjadi NH2, air dan energi (Sulaiman, 2014). Di samping terdapat bakteri yang dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkan makanan, ada juga penggolongan bakteri berdasarkan sumber oksigen yang diperlukan dalam proses respirasi. Bakteri itu dikelompokan sebagai berikut: 1. Bakteri aerob yaitu bakteri yang menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misal: Nitrosococcus, Nitrosomonas dan Nitrobacter. 2. Bakteri anaerob

yaitu bakteri yang tidak menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misal: Streptococcus lactis.

Pada umumnya bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar (berdasarkan bentuknya) yaitu:

1. Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:

- Mikrococcus, jika kecil dan tunggal - Diplococcus, jka berganda dua-dua - Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar - Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus - Staphylococcus, jika bergerombol - Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai

2. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:

- Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua - Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai

3. Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:

- Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk koma) - Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran

- Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel (Sulaiman, 2014).

Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung. Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwidjoseputro.1998).

B.         Pewarnaan sederhana

Tujuan dari pewarnaan sederhana adalah mengidentifikasi morfologi sel bakteri dengan menggunakan zat warna tunggal. Prinsipnya yaitu  pewarnaan ini hanya menggunakan satu macam zat warna saja. Sebelum zat warna difiksasi terlebih dahulu pewarnaan ini dipakai untuk melihat bentuk-bentuk bakteri. Zat warna yang di gunakan adalah Methylen blue, Crystal violet, basic fuchin atau safranin. Fungsi zat warna: Crystal violet merupakan pewarna primer (utama) yang akan memberi warna mikrioorganisme target. Crystal violet bersifat basa sehingga mampu berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat asam (Sutedjo, 1991).

C.            Pewarnaan Negatif

Tujuan dari pewarnaan negatif adalah untuk mengetahui bentuk mikroba dengan pewarnaan-pewarnaan tidak langsung. Prinsip pewarnaan negatif adalah cara pengamatan mikrobiologi yang dapat di lakukan untuk membedakan spesies kecil dan cairan optiknya. Pewarnaan ini merupakan pewarnaan yang di gunakan untuk melihat secara tidak langsung, karena yang diwarnai adalah latar belakangnya, sedangkan bakterinya sendiri tidak mengalami pewarnaan. Pada pewarnaan ini tidak di lakukan fiksasi karena itu dapat digunakan untuk melihat bentuk-bentuk sel yang sesungguhnya dan untuk menentukan ukuran bakteri, karena bakteri praktis tidak mengalami perubahan. Berbeda dengan pewarnaan lain, pewarnaan negatif memungkinkan bakteri terlihat transparan dan tampak jelas. Fungsi zat warna: Safranin merupakan pewarnaan tandingan atau pewarna skunder, zat ini berfungsi untuk mewarnai sel-sel yang telah kehilangan warna utama dengan kata lain memberikan warna pada bakteri non target (Pelczar, 2007).

D.           Pewarnaan Gram

Tujuan dari pewarnaan gram adalah untuk melakukan pengamatan morfologi bakteri dengan pewarnaan diferensial. Prinsip pewarnaan gram termasuk pewarnaan diferensial (untuk membedakan) karna dapat membedakan bakteri-bakteri yang bersifat gram negatif dan positif. Pewarnaan ini ditemukan pertama kali pada tahun 1884 oleh Criestian Gram. Bakteri garam positif  ialah bakteri yang mengikat warna utama (crystal violet) dengan kuat sehingga tidak dapat di lunturkan oleh peluntur dan tidak diwarnai lagi oleh zat warna lawan (safranin) pada mikroskop sel-sel bakteri tampak berwarna ungu. Bakteri gram negatif  ialah bakteri yang mempuyai daya mengikat zat warna utama tidak kuat sehingga dapat dilunturkan oleh  peluntur dan dapat diwarnai oleh zat warna lawan (safranin) pada pengamatan mikroskop sel-sel bakteri tampak berwarna merah. Fungsi zat warna:

Crystal violet yang berfungsi membentuk ikatan mg-Ribonucleid acid pada membran/dinding sel bakteri sehingga membentuk kompleks mg-Ribonucleid acid- crystal violet. Kompleks ini merupakan senyawa yang tidak luntur dengan alkohol.

Lugol’s ladin yang berfungsi sebagai penguat ikatan pada kompleks mg-Ribonuclead acid. Alkohol 95% berfungsi mencuci lemak pada dinding sel bakteri.

Safranin berfungsi sebagai zar warna tandingan (lawan) luruh nya kompleks mg-Ribonucleid acid- crystal violet dari dinding sel bakteri gram negatif (Pelczar, 2007).

E.            Minyak Imersi

Imersi minyak merupakan teknik yang digunakan pada saat kita akan mengamati preparat mikroskopik dengan perbesaran yang besar (10x100 misalnya). Bahan yang digunakan saat melakukan teknik tersebut adalah minyak imersi. Teknik tersebut dilakukan dengan cara mengoleskan minyak di lensa objektif dan preparat yang akan kita amati. Minyak imersi memiliki indeks refraksi yang tinggi dibandingkan dengan air atau udara sehingga objek yang kita amati dapat terlihat lebih jelas dibandingkan dengan tanpa minyak imersi (Alata, 2012).

F.             Hasil Pengamatan

Pada percobaan kali ini terdapat dua jenis pewarnaan, yaitu : pewarnaan gram dan pewarnaan sederhana. Pada percobaan sederhana Biakan bakteri yang akan diamati disiapkan kemudian biakan bakteri diambil menggunakan jarum ose, dan disebarkan di atas kaca preparat yang telah diberi satu tetes air.kemudian, bakteri disebarratakan lalu dikering anginkan.Bakteri difiksasi dengan cara, kaca preparat dilewatkan beberapa kali di atas bunsen Krista violet diteteskan di atas olesan bakteri dan didiamkan selama 1 menit. Krista violet dibilas dengan menggunakan aquades, kemudian dikeringkan dengan cara diusap menggunakan tisu secara perlahan. Kaca preparat ditutup menggunakan coverglass. Kemudian Preparat diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x dengan minyak imersi. Pada pewarnaan sederhana ini ditemukan bakteri dengan bentuk bulat dan berwarna ungu.

Sedangkan pada pewarnaan gram dilakukan dengan cara : Biakan bakteri yang akan diamati disiapkan, diambil dengan menggunakan jarum ose, dan disebarratakan di atas kaca preparat yang telah ditetesi air. Bakteri difiksasi dengan cara, kaca preparat dilewatkan beberapa kali di atas bunsen lalu

Kristal violet (pewarna primer) diteteskan di atas olesan bakteri dan didiamkan selama satu menit. Kemudian kristal violet dibilas dengan menggunakan aquades

Diteteskan iodine, kemudian didiamkan selama 1-2 menit lalu kembali dibilas dengan aquades. Alkohol 93% diteteskan kemudian didiamkan selama 30 detik lalu dibilas dengan aquades. Diteteskan safranin (pewarna tandingan), didiamkan selama 1 menit lalu dibilas dengan aquades, lalu dikeringkan dengan diusap perlahan menggunakan tisu. Kaca preparat ditutup menggunakan coverglass. kemudian preparat diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x.

IV.             KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :

4.      Bakteri yang ditemukan pada pewarnaan sederhana berbentuk bulat.

5.      Minyak imersi dapat membantu dalam pengamatan dengan perbesaran 100x.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.

Pelczar, M.J.2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.

Sutedjo, M.1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta : Rhineka Cipta.

Gallery Laporan Praktikum Pewarnaan Gram

Laporan Pewarnaan Gram Doc Document

Laporan Praktikum Pewarnaan Bakteri

Pewarnaan Gram Dan Bta Ibnu Zg0rkj3k5nqk

Modul 5 Teknik Pewarnaan Bakteri Pengamatan Morfologi

Pertanyaan Dan Jawaban Diskusi Mikrobiologi Morfologi Koloni

Plastic Action Network 2012

Sop Bakteri Gram Mqejeevk2yl5

Hidup Untuk Belajar Laporan Praktikum Pewarnaan Tahan Asam

Pewarnaan Gram Bakteri Dan Pengamatan Jamur Documents

Pewarnaan Negatif Dan Pewarnaan Burry Gins

Document

Bakteri Gram Positif Dan Negatif Ciri Contoh Perbedaan

Pdf Laporan Praktikum Biologi Pewarnaan Gram Mochammad

Laporan Pewarnaan Gram

Ratih Kuspriyadani The Silly Girl Laporan Praktikum

Laporan Praktikum Biologi Sel Mikrobiologi Identifikasi

Laporan Mikrobbiologi Pewarnaan Gram

Pdf Laporan Pewarnaan Bakteri Pewarnaan Gram Rahayu

Doc Laporan Pewarnaan Bakteri Dania Syamsunita Academia Edu

Makalah Pewarnaan Sederhana Negatif Kapsul Dan Gram

Laporan Pewarnaan Bakteri Pewarnaan Gram Rahayu

Pewarnaan Gram Bakteriologi Urin

Laporan Praktikum Morfologi Koloni Bakteri Yuniaindah

Laporan Praktikum Mikrobiologi Pewarnaan Gram Kel 9

Laporan Mikro Biologi Laporan Pewarnaan Bakteri Www

Pdf Laporan Praktikum Fisiologi Dan Genetika Mikrob Seleksi

Doc Laporan Praktikum Mikrobio Virologi Pewarnaan Bakteri

Laporan Praktikum Mikrobiologi Pewarnaan Gram Dan Pengamatan

Laporan Praktikum Mikrobiologi Akuakultur Kelompok Iv Mayor Ilmu


0 Response to "Laporan Praktikum Pewarnaan Gram"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel