Persamaan Pantun Syair Dan Gurindam
Persamaan dan Perbedaan Pantun, Syair dan Gurindam
Tentulah kita pernah mendengar kata pantun, syair, dan gurindam. Bahkan beberapa tokoh terkenal, seorang ustaz misalnya, menyampaikan dakwah melalui salah satu diantara ketiganya. Pantun, syair, dan gurindam termasuk jenis puisi lama, sedangkan puisi modern yang sering kita dengar saat ini disebut dengan puisi baru. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai persamaan dan perbedaan pantun, syair, dan gurindam, alangkah baiknya apabila mengerti terlebih dahulu mengenai pengertian pantun, syair, dan gurindam. Pantun merupakan bentuk puisi lama yang merupakan bagian dari sastra dengan sampiran dan isi. Pantun ini sudah sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa nusantara. Kata pantun sendiri berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau berarti petuntun. Dalam bahasa Jawa pantun dikenal dengan sebutan parikan, dalam bahasa Sunda dikenal dengan sebutan paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal dengan sebutan umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat baris bila dituliskan dimana setiap barisnya terdiri atas 8-12 suku kata. Pantun memiliki sajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a, tidak boleh a-a-b-b atau a-b-b-a. Pada mulanya, pantun merupakan karya sastra lisan. Namun sekarang banyak dijumpai pantun yang tertulis. Persamaan dan Perbedaan Pantun, Syair dan Gurindam | Pixabay Pantun terdiri dari dua bagian, yaitu sampiran dan isi, dimana sampiran merupakan dua baris pertama dan isi merupakan dua baris terakhir. Sampiran sering kali berkaitan dengan alam yang mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya. Sampiran biasanya tidak memiliki hubungan dengan bagian isi yang menyampaikan maksud. Sampiran digunakan sebagai pengantar saja. Sedangkan isi merupakan tujuan dari pantun tersebut. Pantun pada awalnya merupakan karya sastra lisan yang dibukukan pertama kali oleh Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau. Beliau adalah seorang sastrawan yang hidup sezaman dengan Raja Ali Haji. Antologi pantun yang pertama tersebut berjudul Perhimpunan Pantun-pantun Melayu. Menurut bentuknya, pantun dibedakan menjadi empat, yaitu pantun biasa, seloka, pantun orang tua, dan pantun jenaka. Seloka merupakan pantun berhubungan sehingga tidak cukup dengan satu bait saja karena merupakan jalinan atas beberapa bait. Pantun orang tua merupakan pantun yang biasanya berisi tentang nasihat, agama, dan adat. Serta pantun jenaka merupakan pantun yang bertujuan untuk menghibur ataupun terkadang sebagai cara untuk saling menyindir dalam suasana penuh keakraban supaya tidak mudah tersinggung. Sedangkan menurut isinya, pantun dibedakan menjadi pantun anak-anak, pantun muda, pantun tua, pantun jenaka, dan pantun teka-teka. Adapun ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut. Syair juga merupakan salah satu jenis dari puisi lama dimana kata syair berasal dari bahasa Arab Syu’ur yang memiliki arti perasaan. Kemudian kata syu’ur ini berkembang menjadi syi’ru yang memiliki arti puisi dalam pengertian umum. Dalam kesusastraan Melayu, syair merujuk kepada pengertian puisi secara umum. Selanjutnya, dalam perkembangannya syair mengalami modifikasi dan perubahan sehingga syair disusun sesuai dengan keadaan dan situasi yang terjadi. Syair berasal dari Persia yang sekarang menjadi Negara Iran dan telah masuk ke Nusantara bersamaan dengan kedatangan Islam. Orang yang membuat syair atau membacakan syair biasanya disebut sebagai penyair atau pujangga. Penyair yang memiliki peran besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, yaitu Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir. Syair ini biasanya digunakan untuk menggambarkan hal tertentu yang panjang, seperti cerita, nasihat, agama, cinta, dan lain sebagainya. Terdapat banyak sekali macam-macam syair dalam karya sastra, diantaranya syair panji, syair kiasan, syair romantis, syair sejarah, dan syair agama. Syair panji menceritakan tentang suatu keadaan yang terjadi di dalam istana dan keadaan orang-orang yang berada atau berasal dari istana. Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang bercerita mengenai seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan sebagai persembahan kepada Sang Ratu Kauripan. Syair romantis merupakan syair yang berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita pelipur lara, cerita rakyat, maupun hikayat. Contoh syair romantis, yaitu Syair Bidasari yang bercerita mengenai seorang putri raja yang telah dibuang oleh ibunya. Kemudian setelah beberapa lama, putri raja tersebut dicari Putra Bangsawan yang merupakan saudaranya untuk bertemu dengan ibunya. Akhirnya pertemuan itu terjadi dan Bidasari memaafkan ibunya yang telah membuangnya. Syair kiasan berisi mengenai percintaan ikan, burung, bunga, atau buah-buahan. Percintaan tersebut merupakan sebuah kiasan terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan adalah Syair Burung Pungguk yang isinya bercerita mengenai percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat atau seperti perumpamaan seperti pungguk merindukan bulan. Syair sejarah merupakan syair berdasarkan peristiwa sejarah yang sebagian besar berisi tentang peperangan. Dan syair agama merupakan syair terpenting yang mengandung pesan tertentu dalam suatu agama. Adapun ciri-ciri syair adalah sebagai berikut. Kata gurindam berasal dari bahasa Tamil, India, yaitu “kirindam” yang berarti perumpamaan. Gurindam merupakan bagian dari bentuk kekayaan sastra. Karya pendek ini dibawa oleh orang India yang juga diilhami oleh pengaruh kesusastraan Hindu. Gurindam juga merupakan salah satu bentuk puisi lama yang ditandai dengan dua baris kalimat berima sama dalam satu kesatuan. Gurindam biasanya terdiri lebih dari satu bait dimana pada baris pertama berisi mengenai sebuah persoalan atau syarat sedangkan baris kedua menjawab persoalan pada baris pertama. Gurindam dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu gurindam berangkai dan gurindam berkait. Gurindam berangkai adalah gurindam yang diindikasikan dengan kata yang sama pada larik pertama tiap baitnya. Sedangkan gurindam berkait adalah bentuk gurindam yang diindikasikan dengan adanya keterkaitan antara bait pertama dengan bait-bait seterusnya. Adapun ciri-ciri gurindam adalah sebagai berikut. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat diketahui persamaan dan perbedaan pantun, syair, dan gurindam. Persamaan pantun, syair, dan gurindam yaitu sebagai berikut. Sementara itu, perbedaan pantun, syair, dan gurindam dapat dilihat dari beberapa aspek yang dijelaskan sebagai berikut. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui mengenai persamaan dan perbedaan pantun, syair, dan gurindam dimana hal tersebut merupakan bentuk dari kekayaan beberapa bentuk karya sastra yang ada di Indonesia. Sebagai warga negara yang baik kita harus melestarikan karya sastra tersebut sebagai khazanah budaya Indonesia supaya anak cucu kita kelak masih bisa berinteraksi dengan karya-karya sastra tersebut.Pengertian Pantun
Ciri Ciri Pantun
Pengertian Syair
Ciri Ciri Syair
Pengertian Gurindam
Ciri Ciri Gurindam
Persamaan dan Perbedaan
Persamaan pantun, syair, dan gurindam
Perbedaan pantun, syair, dan gurindam
Kesimpulan
Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker.
Gallery Persamaan Pantun Syair Dan Gurindam
Catatan Pinggir 9 Pdf O0m963x5m2qd
Perbedaan Dan Persamaan Antara Pantun Dan Gurindam
Pantun Syair Gurindam Talibun Gen5vw2k854o
Puisi Teks Lukisan Zaman Docx Document
Persamaan Pantun Syair Dan Gurindam Brainly Co Id
Perbezaan Dan Persamaan Antara Pantun Sajak Syair
Dskp Kssm Bahasa Melayu Tingkatan 2 Pages 51 66 Text
Apache Sqoop Overview Apache Sqoop
Pelita Brunei Rabu 7 Jan 2015 By Putera Katak Brunei Issuu
Rangkuman Materi Sbmptn Saintek Pdf G0rwr27jroqk
Beza Antara Pantun Puisi Sajak Syair Seloka Dan Gurindam
Gurindam 12 Dan Syair Karya Raja Ali Haji K546ypk2p9n8
Perbedaan Dan Persamaan Pantun Puisi Syair Dan Gurindam
Nota Latihan Upsr Pt3 Spm Posts Facebook
Nota Latihan Upsr Pt3 Spm Posts Facebook
0 Response to "Persamaan Pantun Syair Dan Gurindam"
Post a Comment