Di Tii Jawa Tengah
Fragmen Di Tii Dalam Film Darah Dan Doa Historia
Pemberontakan DI/TII di Berbagai Daerah
Berikut ini akan dijelaskan latar belakang dan proses pemberontakan DI/TII di beberapa daerah.
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo (S.M. Kartosuwiryo). Pada zaman pergerakan nasional, Kartosuwiryo merupakan tokoh pergerakan Islam Indonesia yang cukup disegani. Selama pemerintahan Jepang, Kartosuwiryo menjadi anggota Masyumi. Bahkan, ia terpilih sebagai Komisaris Jawa Barat merangkap Sekretaris I. Dalam kehidupannya, Kartosuwiryo mempunyai cita-cita untuk mendirikan Negara Islam Indonesia. Untuk memujudkan cita-citanya, Kartosuwiryo mendirikan sebuah pesantren di Malangbong Garut, yaitu Pesantren Sufah. Pesantren Sufah selain menjadi tempat menimba ilmu keagamaan juga dijadikan sebagai tempat latihan kemiliteran Hizbullah dan Sabillah. Dengan pengaruhnya, Kartosuwiryo berhasil mengumpulkan banyak pengikut yang kemudian dijadikan sebagai bagian dari pasukan Tentara Islam Indonesia (TII). Dengan demikian, kedudukan Kartosuwiryo semakin kuat.
Pada bulan Februari diselenggarakan sebuah konferensi di Casayong, Jawa Barat. Dalam konferensi itu diputuskan untuk mengubah ideologi Islam dari partai menjadi Negara. Masyumi Jawa Barat dibekukan dan sebagai gantinya diangkat Kartosuwiryo sebagai imam bagi umat Islam Jawa Barat. Untuk menyempurnakan keputusan itu, maka dibentuklah Tentara Islam Indonesia (TII) dan sebagai puncaknya pada tanggal 7 Agustus 1949 diadakan Proklamasi pendirian Negara Islam Indonesia (NII).
Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dipimpin oleh Amir Fatah dan Mahfu’dz Abdurachman (Kyai Somalangu). Amir Fatah ialah seorang komandan laskar Hizbullah di Tulangan, Sidoarji, dan Mojokerto. Setelah mendapat pengikut, Amir Fatah kemudian memproklamasikan diri untuk bergabung dengan DI/TII pada tanggal 23 Agustus 1949 di Desa Pengarasan, Tegal. Amir Fatah Kemudian diangkat sebagai Komandan Pertempuran Jawa Tengah dengan pangkat Mayor Jenderal Tentara Islam Indonesia.
Untuk mengatasi pemberontakan-pemberontakan tersebut, Pemerintahan RI membentuk pasukan khusus yang disebut dengan Banteng Raiders. Pasukan Raiders ini melakukan serangkaian operasi kilat penumpasan DI/TII, yaitu Operasi Gerakan Banteng Negara (OGBN) di bawah pimpinan Letnan Kolonel Sarbini, kemudian diganti oleh Letnan Kolonel M. Bachrun, dan selanjutnya dipegang oleh Letnan Kolonel A. Yani. Berkas operasi tersebut, pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dapat ditumpas pada 1954. Adapun yang mengatasi pembelotan Batalion 624, pemerintah melancarkan Operasi Merdeka Timur yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto.
Pada tanggal 20 September 1953 terjadi proklamasi bahwa Aceh merupakan bagian dari Negara Islam Indonesia pimpinan Kartosuwiryo. Pernyataan itu diberikan oleh Daud Beureueh setelah dikecewakan pimpinan Republik Indonesia yang menghapuskan status Aceh sebagai Daerah Istimewa. Daud Beureueh yang menjabat sebagai ketua PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh) serta bekas Gubernur Militer Daerah Istimewa Aceh di masa Revolusi menjadi banyak yang mendukung gagasannya.
Pernyataan sebagai bagian dari NII pimpinan Kartosuwiryo juga terjadi di Kalimantan Selatan pada bulan Oktober 1950. Ibnu Hajar alias Haderi bin Umar alias Angli adalah bekas Letnan Dua TNI yang bersama anggota kesatuannya melakukan desersi dan menyatakan bergabung dengan gerakan Kartosuwiryo. Bahkan Ibnu Hajar diangkat menjadi Menteri Negara oleh Kartosuwiryo.
Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan juga melakukan hal yang sama setelah dikecewakan oleh Pimpinan RI. Sebagai ketua Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) yang beranggotakan sekitar 15.000 gerilyawan menuntut pemerintah agar semua anggotanya diangkat menjadi tentara pemerintah, Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS), dengan nama Brigade Hasanuddin. Tuntutan ditolak, karena keanggotaan APRIS melalui seleksi. Penolakan itu mengecawakan, karena yang lolos seleksi justru Andi Aziz dan anak buahnya yang bekas tentara KNIL. Kekecawaan memuncak ketika Letkol Warouw diangkat sebagai komandan Korps Cadangan Tentara Nasional (CTN), sehingga Kahar Muzakkar melarikan diri ke hutan dan memproklamasikan diri sebagai bagian dari NII pimpinan Kartosuwiryo.
Sekian uraian tentang Pemberontakan DI/TII di Berbagai Daerah, semoga bermanfaat.
Pemberontakan DI/TII di Berbagai Daerah Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Admin Ilmusiana
Gallery Di Tii Jawa Tengah
Banteng Raiders Pasukan Gahar Bentukan A Yani Yang Justru
Ternyata Salah Satu Penumpas Di Tii Di Jawa Tengah Itu
Kartosoewirjo Proklamator Negara Islam Indonesia Tirto Id
Apa Sebab Pemberontakan Di Tii Di A Jawa Barat B Jawa
Amir Fatah Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas
Sejarah Pemberontakan Di Tii Sejarah Kelas Xii Semester 1
Pemberontakan Ditii Jawa Tengah Meliputi Kota Tegal
Nii Instagram Posts Photos And Videos Picuki Com
Pemberontakan Di Tii Di Berbagai Daerah Indonesia Kaskus
Jalannya Pemberontakan Di Tii Kadek Budi Tutorial
Video Di Tii Jawa Barat Bandung
Pemberontakan Di Tii Di Jawa Barat Materikelas
Sejarah Gerakan Darul Islam Tentara Islam Indonesia Di Tii
Pemberontakan Di Tii Xiiiisdua
Awal Mula Gerakan Di Tii Oleh Kartosuwiryo Dan Amir Fattah
Di Tii Jateng Sman 1 Kejayan Kab Pasuruan Pptx Powerpoint
Banteng Raiders Pasukan Gahar Bentukan A Yani Yang Justru
Ternyata Salah Satu Penumpas Di Tii Di Jawa Tengah Itu
Batalion 426 Yang Mengawali Isu Radikalisme Di Tubuh Tni
Video Di Tii Jawa Barat Bandung
Pemberontakan Indonesia By Mariefelicia630 On Emaze
Sejarah Lengkap Pemberontakan Di Tii Di Indonesia Materiku
0 Response to "Di Tii Jawa Tengah"
Post a Comment