Alat Musik Khas Betawi
Alat Musik Tradisional Betawi Provinsi Dki Jakarta
11+ Daftar Alat Musik Betawi Bukti Keragaman Warisan Budaya
ALAT MUSIK BETAWI – Indonesia sudah sangat terkenal bahwa memiliki banyak warisan budaya. Warisan budaya tersebut ada karena banyaknya jumlah suku yang menjadi bagian mutlak dari negara Indonesia. Salah satunya adalah suku Betawi. Selain mewariskan bahasa sendiri, suku Betawi juga memiliki warisan kesenian berupa tarian dan alat musik. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai alat musik Betawi guna menambah wawasan pembaca.
Budaya Jakarta dikenal dengan istilah Mestizo yang berarti budaya campuran dari budaya etnis yang beragam. Dahulu, sebelum kedatangan bangsa Belanda, Jakarta memiliki nama Sunda Kelapa, namun akhirnya namanya diubah. Jakarta yang terkenal dengan kerajaan Sunda memiliki banyak warisan peninggalan alat musik. Sangat disayangkan apabila kita bagai bangsa Indonesia tidak mengetahui mengenai keragaman budaya bangsanya.
Untuk itu, sebaiknya anda membaca artikel ini hingga selesai, agar wawasan mengenai keanekaragaman budaya Indonesia meningkat. Sehingga akan menimbulkan sikap bangga terhadap bangsa Indonesia dan lebih mencintai Indonesia.
Alat Musik Betawi
Secara umum, jenis kesenian Betawi biasa digunakan untuk memeriahkan acara adat, orkes tradisional, pernikahan, ataupun acara lainnya. Walaupun identik dengan alat musik daerah yang sederhana, di era modern ini juga dilengkapi dengan alat musik modern. Namun alat musik modern tersebut hanya sebagai pelengkap, karena yang menjadi pertunjukan utamanya memang alat musik Betawi.
Di Betawi terdapat sebuah kesenian orkes gambus, orkes Melayu, dan juga orkes dangdut, dan orkes lainnya. Kesenian orkes gambus berorientasi pada daerah timur tengah, orkes Melayu berorientasi Melayu, dan orkes dangdut berorientasi India. Semua pertunjukan jenis orkes tersebut tergantung kebutuhan untuk mengisi acara.
Berikut ini kami sajikan daftar alat musik Betawi :
1. Gambus
Gambus merupakan alat musik yang tradisional yang masih eksistensi baik hingga saat ini dibanding dengan alat musik tradisional lainnya. Di Jakarta, alat musik ini memiliki ciri khas yang berbeda dengan daerah lainnya. Dawai yang digunakan dapat berjumlah 7 utas, 6 utas dengan 3 nada bersuara kembar dan 1 dawai sebagai bas. Suara yang dikeluarkan dari dawai tersebut dijamin halus karena terbuat dari benang sutra pilihan.
Badan gambus yang terbuat dari kayu berfungsi sebagai resonator pada saat dimainkan. Dengan tambahan bahan kain sutera membuat gambus memiliki suara yang empuk dan nyaman di dengar.
Sejak abad ke-19 gambus sudah di Betawi, banyaknya pedagang sekaligus imigran dari Yaman dan India membawa gambus untuk sarana dakwah. Dahulu saudagar dari Yaman dan India tersebut membawakan ajaran islam yang merupakan agama yang masih sedikit dianut di Indonesia.
Gambus dikenal memiliki irama padang pasir, khas daerah timur tengah dan gujarat, dan terkenal pada tahun sekitar 1940an. Walaupun eksistensinya mulai tergeser oleh alat musik modern . Saat ini gambus masih digunakan dan cukup populer untuk mengisi dan memeriahkan acara pernikahan ataupun khitanan. Syair dalam pementasannya, gambus menggunakan puji-pujian untuk mengagungkan tuhan.
2. Kongahyan
Kongahyan adalah alat musik yang cara penggunaannya digesek seperti alat musik rebab yang dapat ditemukan di Jawa, Bali, dan Sunda, hanya saja kongahyan memiliki ukuran lebih kecil. Bahkan lebih kecil dari alat musik tehyan dan sukong. Alat musik Betawi ini merupakan adaptasi dari alat musik gesek yang berasal dari Tionghoa.
Di Cina, alat musik ini dinamai dengan erhu, dawai atau senar yang dimiliki kongahyan berjumlah dua. Penyebaran alat musik ini sangat cepat dan luas karena sangat banyak memiliki peminat. Erhu mengalami banyak perkembangan, sedangkan kongahyan yang ditemukan di daerah Tangerang tidak mengalami perkembangan.
Penggunaan kongahyan banyak ditemui di acara kebudayaan dan acara resmi masyarakat Betawi bersamaan dengan penampilan orkes. Kongahyan yang digunakan masyarakat Betawi Jakarta menunjukkan adanya akulturasi antara masyarakat Betawi dengan Tionghoa.
Pada awalnya kongahyan tidak terbuat dari tempurung kelapa melainkan dari bambu. Hingga pada tahun 1950-an tabung bambu diganti dengan tempurung kelapa. Penggantian bahan bambu dengan tempurung kelapa bukan tanpa alasan, alat musik Betawi ini sekarang dapat menghasilkan suara lebih keras dengan batok kelapa daripada dengan bambu.
3. Gambang Kromong
Nama gambang kromong diambil dari dua buah kesenian alat musik perkusi gambang dan kromong. Gambang kromong dipertunjukkan dengan menggunakan gabungan berbagai alat musik tradisional Betawi. Menurut sejarah, ada yang mengatakan bahwa keberadaan gambang kromong tidak lepas dari pemimpin komunitas dari etnis Tionghoa. Ada juga yang mengatakan bahwa gambang kromong termasuk dari Tradisi Cina Banteng.
Alat musik ini juga sudah menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia khususnya masyarakat Betawi menjunjung tinggi toleransi. Dikatakan salah satu bukti toleransi karena alat musik yang digunakan berupa alat musik yang memadukan gamelan dengan alat musik Tionghoa. Juga sering dimainkan serta dilestarikan bersama-sama. Apabila mengunjungi daerah yang masih kental akan budaya Betawi dan budaya Tionghoa, orkes gambang kromong mudah dijumpai.
Lagu yang sering disajikan dalam kesenian gambang kromong biasanya mengandung unsur humor. Namun banyak juga dijumpai syair yang mengandung kegembiraan, syair bernuansa semangat, dan sindiran berupa sarkasme. Selain itu gambang kromong sangat berperan dalam meningkatkan silaturahmi masyarakat setempat dari semua golongan.
Gambang kromong adalah dari orkes Yang Khim, disebutkan dalam tulisan Phoa Kian Sioe dalam majalah Panca Warna No.9 tahun 1949. Musik Betawi yang sangat terkenal dan penyebarannya paling merata adalah gambang kromong. Apabila terdapat lebih banyak penduduk Tionghoa dalam masyarakat Betawi, maka akan lebih banyak grup orkes gambang kromong.
Di Jakarta barat dan Jakarta selatan, grup orkestra gambang kromong lebih banyak ditemui daripada di daerah Jakarta timur dan selatan. Dewasa ini juga terdapat istilah gambang kromong kombinasi. Gambang kromong kombinasi merupakan orkes gambang kromong yang dipadukan dengan alat musik modern seperti gitar, bas, organ dan sebagainya. Perpaduan ini memberikan perubahan laras pentatonik menjadi diatonik. Penambahan alat musik modern tersebut sama sekali tidak mengurangi kekhasan suara gambang kromong itu sendiri.
4. Tanjidor
Tanjidor atau sering disebut tanji termasuk alat musik Betawi yang sangat populer dan dikenal oleh masyarakat. Tidak hanya di Jakarta bahkan seluruh Indonesia sudah mengetahui apa itu tanjidor. Bahkan di wilayah luar Jawa juga sudah dapat ditemui kesenian tanjidor.
Kesenian Betawi yang termasuk orkes populer selain gambang kromong adalah kesenian musik tanjidor. Tanjidor sudah ada sejak sangat lama yaitu sejak abad ke-19. Kesenian ini ada atas usulan Mayor Jantje di daerah Citeureup. Selain di daerah Betawi (Jakarta dan sekitarnya), tanjidor juga dapat ditemukan di daerah Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Namun kini keberadaan tanjidor di daerah Kalimantan Selatan sudah sangat jarang ditemukan, bahkan dikatakan punah.
Sejarah penamaan tanjidor bermula dari sebuah grup musik Tangsi (Tangsi merupakan asrama militer tentara buatan Jepang/Nippon). Pada masa pendudukan Jepang tersebut, masyarakat Betawi yang merupakan pekerja memainkan tanjidor untuk mengusir kejenuhan setelah bekerja sebagai hiburan pribadi.
Walaupun sudah ada sejak sangat lama, tanjidor masih dapat dijumpai di Betawi hingga saat ini, seperti di acara Cap Gomeh. Selain itu, di acara pernikahan, sunatan, dan acara resmi lain juga tidak sedikit yang memanfaatkan kesenian tanjidor.
Kesenian tanjidor biasanya terdiri dari 10 alat musik, di antaranya adalah tuba, trompet, simbal, cabasa, kuarto, bariton, dan sebagainya. Keunikan lainnya dari orkes musik adalah dilarang untuk mengamen, khususnya di daerah Jakarta dan sekitarnya. Pelarangan tersebut sangat ditekankan karena sebagai bukti perwujudan menghargai budaya daerah. Selain itu tanjidor juga sedikit merepotkan digunakan untuk mengamen, tentunya pengamen lebih memilih membawa gitar untuk mengamen.
5. Marawis
Alat musik ini termasuk dalam alat musik pukul atau tepuk dan memiliki bentuk seperti rebana. Walaupun memiliki bentuk yang hampir sama, Marawis memiliki bentuk yang gempal, sedangkan rebana memiliki bentuk sedikit pipih dan melebar. Alat musik marawis memiliki unsur religi yang sangat kental. Syair-syair yang dibawakan marawis pada umumnya merupakan sebuah puji-pujian dan mengagungkan Sang Pencipta.
Memainkan marawis harus memiliki keahlian dan teknik khusus dalam menabuh atau melakukan pukulan terhadap alat musik marawis. Salah satu teknik yang sangat terkenal untuk memainkan marawis ini adalah teknik Zapin. Teknik memukul Zapin ini digunakan untuk mengiringi lagu-lagu yang bersifat gembira. Tidak sedikit juga yang menggunakan teknik Zapin dalam ajang berbalas pantun agar lebih meriah.
Kesenian marawis sendiri diambil dari sebuah grup musik yang anggotanya terdiri dari pemain alat musik Betawi. Biasanya dalam sebuah grup musik, terdiri dari 12 hingga 14 pemain, namun sering juga terdiri lebih dari 14 pemain marawis. Pemain marawis identik dengan pria bahkan hampir semuanya, hanya ada beberapa yang berjenis kelamin wanita. Uniknya, pemain marawis bersifat turun menurun dalam artian masih keluarga. Sebagian besar anggota grup marawis masih ada hubungan darah dari kakek, cucu, keponakan dan lainnya yang masih keluarga. Hampir di setiap wilayah sudah tersebar musik marawis khususnya wilayah DKI Jakarta.
Walaupun memiliki nama kesenian marawis, grup marawis bukan berarti tidak boleh menambahkan alat musik selain marawis. Tidak sedikit grup marawis menambahkan dengan alat musik stambuk (berbentuk seperti tifa) dan gendang besar yang biasa disebut hajir.
Untuk iramanya, kesenian marawis ini memiliki irama khusus untuk mengiringi pertanyaan maupun sebuah jawaban (misal dimainkan dalam balas pantun). Dalam sebuah grup biasanya ada satu orang atau lebih yang memainkan alat musik Betawi dengan irama berbeda. Orang inilah yang menjadi bagian dalam grup untuk mengatur tempo marawis sekaligus memperindah suara yang dihasilkan.
6. Keroncong Tugu
Hampir sama dengan musik keroncong pada umumnya, keroncong tugu memiliki karakter yang lembut. Kesenian keroncong tugu merupakan sebuah kesenian alat musik Betawi yang memiliki pengaruh dari bangsa barat. Keroncong tugu merupakan perpaduan seni musik antara budaya Indonesia dengan budaya Portugis.
Nama tambahan “Tugu” berasal dari daerah yang sering memainkan keroncong ini, masyarakat Tugu, Jakarta Utara berperan penting dalam kesenian ini.
Irama lagu yang dimainkan oleh Keroncong Tugu ini memiliki 4/4 ketukan. Jenis musik ini menjadi awal kesenian alat musik Betawi yang sekarang dikenal dengan istilah keroncong tugu.
7. Kecrek
Kecrek merupakan alat musik yang menjadi salah satu komponen dalam kesenian orkes musik gambang kromong di Jakarta. Alat musik Betawi ini merupakan alat musik yang sangat sederhana dari segi bentuk dan nada yang dihasilkan.
Kecrek hanya terdiri dari beberapa bilah perunggu (atau logam lain, namun pada umumnya perunggu) yang di bawahnya diberi “tadahan” kayu untuk dipukul dan menghasilkan bunyi. Suara yang dihasilkan dari alat musik kecrek ini berbunyi “crek crek crek” ketika dipukul. Kecrek digunakan untuk mengiringi kesenian dan biasanya dijadikan tanda untuk memulai dan mengakhiri pentas musik.
8. Kemong
Alat musik ini memiliki bentuk seperti gong namun memiliki ukuran yang kecil, emong juga menjadi bagian dari perangkat gamelan Jawa maupun Sunda. Di kebudayaan Betawi, kemong merupakan bagian dari kesenian gambang keromong.
Alat musik kemong dalam buku yang berjudul “ Hang Tuah, Ksatria Melayu” oleh Nunik Utami di halaman 59, diceritakan legenda yang dikandung oleh kemong.
9. Ningnong
Instrumen ini merupakan alat musik Betawi yang sudah ada sejak lama, dulunya digunakan penduduk etnis Betawi Cina di wilayah Jakarta. Ningnong termasuk sebagai alat musik pukul yang terdiri dari 2 buah piringan logam berpencu dan ditempatkan pada wadah kayu. Ningnong sendiri pada umumnya berfungsi sebagai alat musik pengatur irama.
Alat pemukul yang digunakan untuk memainkan Ningnong biasanya terbuat dari tongkat besi berukuran kecil. Selain itu, alat musik jenis ini juga berkembang sangat signifikan di daerahnya dan sangat populer di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Kepopuleran ningnong sangat tinggi seperti dengan tanjidor, sembah, rebana dan gambang kromong.
10. Sukong
Sukong termasuk alat musik melodi dalam sebuah pentas grup musik. Bentuk alat musik Betawi ini seperti rebab (alat musik tradisional timur tengah) dari Arab, namun ukurannya lebih kecil dari rebab. Sukong berkurang kecil, seukuran tempurung kelapa yang daging buahnya 1,5 cm. Cara memainkan sukong adalah dengan dipetik, bukan digesek seperti alat musik dengan dawai sedikit lainnya. Jumlah senar sukong adalah 2 buah.
Sukong dalam kesenian gambang kromong berfungsi sebagai Bass karena dapat menghasilkan suara yang unik dan memiliki nada dasar G. Penggunaan sukong dapat dijumpai pada kesenian gambang kromong karena memang sukong merupakan bagian dari alat musik gambang kromong.
11. Tehyan
Tehyan meruapakan alat musik gesek sehingg cara memainkan alat musik Betawi yang satu ini adalah dengan cara digesek pada dawainya. Bentuk tehyan juga unik, tehyan berbentuk seperti rangka manusia tepatnya bagian badan hingga pinggul.
Tehyan memiliki tangga nada Diatonis, dan untuk memainkan secara berkelanjutan pemain tehyan harus pandai mengandalkan perasaannya untuk mengambil nada selanjutnya. Selain unik, alat musik tehyan memiliki kesulitan yang lebih besar dan berbeda dengan instrumen musik lainnya.
Tehyan dimainkan dengan cara digesek seperti biola. Alat musik ini memiliki jenis lainnya yaitu Kongayahan dan Sukong. Hanya saja dari ketiga alat musik ini memiliki perbedaan bentuk, ukuran dan nada dasar. Sukong memiliki nada dasar G (Bass) dan memiliki ukuran paling besar. Kongahyan memiliki ukuran paling kecil dan memiliki nada dasar D (melodi). Sedangkan Tehyan berukuran sedang dan memiliki nada dasar A (ritme).
Di jaman yang semakin modern ini, alat musik tradisional seperti tehyan lumayan sulit dijumpai. Walaupun masih ada yang memainkan alat musik ini dan masih dayang melestarikan, namun mereka adalah orang tua yang sudah berumur. Karena memang anak muda jaman sekarang cenderung lebih menyukai alat musik modern dan dari luar negeri.
Ternyata banyak sekali bukan hasil kesenian musik dari Betawi, apalagi di seluruh Indonesia. Setelah membaca artikel ini tidak ada salahnya anda mencari informasi mengenai alat musik tradisional di wilayah lain untuk menambah wawasan.
Dengan membaca artikel ini, diharapkan pembaca dan anak muda lebih mengenal dan mencintai budaya Indonesia terutama alat musik Betawi. Semoga bermanfaat, terima kasih.
Gallery Alat Musik Khas Betawi
Alat Musik Tradisional Betawi 04 19 17
Sici Perangkat Musik Khas Betawi
5 Alat Musik Tradisional Betawi Gambar Berbudaya Id
11 Alat Musik Betawi Ciri Khas Fungsi Cara
Alat Musik Tradisional Indonesia Yang Mungkin Belum Kamu
Alat Musik Tradisional Docx Nama Reita Chrisilia Aubrey
Daftar Nama Alat Musik Tradisional Betawi Beserta Gambar
Kumpulan Alat Musik Tradisional Indonesia Beserta Gambarnya
Tanjidor Riwayat Musik Eropa Yang Melegenda Di Jakarta
Alat Musik Tradisional Betawi Provinsi Dki Jakarta
23 Alat Musik Betawi Disertai Gambar Dan Penjelasan Lengkap
17 Alat Musik Gesek Lengkap Gambar Dan Penjelasan Redaksiweb
10 Alat Musik Betawi Beserta Gambar Penjelasan Lengkap
Tuba Alat Musik Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia
Alatmusikbetawi Hash Tags Deskgram
11 Alat Musik Betawi Ciri Khas Fungsi Cara
27 Jenis Alat Musik Tradisional Dan Cara Bermainnya
Alat Musik Tradisional Betawi Provinsi Dki Jakarta
7 Alat Musik Betawi Beserta Gambar Dan Penjelasannya
Alat Musik Tradisional Betawi Qn85dyd7r8n1
Tanjidor Musik Khas Dari Betawi Yang Bersuara Merdu Mpok Iyah
Haji Purwanto Bhp Tehyan Alat Musik Khas Betawi Hasil
Alat Musik Tradisional Betawi Setu Babakan Betawi
Contoh Alat Musik Tradisional Betawi Beserta Penjelasannya
0 Response to "Alat Musik Khas Betawi"
Post a Comment