Macam Macam Jual Beli



Proses Jual Beli Rumah Secara Tunai Macam Mana Tu Arif

Pengertian, Rukun, Syarat dan Macam Jual Beli dalam Islam

Zaman semakin berkembang, teknologi pun semakin maju dan banyak produk-produk yang dihasilkan dari teknologi yang membantu pekerjaan manusia, akan tetapi hal itu juga menjadi pro dan kontra. Diantaranya dalam transaksi jual-beli yang dilaksanakan oleh manusia. Hal ini ditunjukkan dengan adanya jual beli di dunia maya, contoh jual beli lewat internet, online dan lain-lain. Jual beli barang najis seperti anjing, babi, dan sebagainya. Dalam Islam segala sesuatunya telah diatur dalam Al-Qur'an dan as-Sunnah. Begitu juga dalam Al-Qur'an dan as-sunnah dan dijelaskan dalam kitab-kitab fiqh.

A. Pengertian Jual-Beli

Secara bahasa al-ba’ (menjual) berarti “mempertukarkan sesuatu dengan sesuatu”. Dan merupakan sebuah nama yang mencakup pengertian terhadap kebalikannya yakni al-syira’ (membeli). Demikian al-ba’ sering diterjemahkan dengan “jual-beli”. Menurut etimologi jual-beli diartikan

مقابلة الشيئ بالشيئ.

 “Pertukaran sesuatu dengan sesuatu yang lain”. Menurut terminologi, para fuqaha menyampaikan pendapatnya berbeda-beda: Menurut Imam Nawawi dalam al-Majmu’

مقاباة بال بمال تمليكا.

“Pertukaran harta dengan harta untuk tujuan kepemilikan”. Ibn Qudamah menyampaikan sebagai berikut: “Mempertukarkan harta dengan harta denga tujuan pemilikan dan penyerahan milik”. Landasan syara’

وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا (البقرة: 275)

“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (Qs. Al-Baqarah: 275)

سئل النبى صلى الله عليه وسلم: اي الكسب أطيب ؟ فقد عمل الرجل بيده وكل بيع مبرور

B. Rukun Jual-Beli

Dalam menetapkan rukun jual beli diantara para ulama terjadi perbedaan. Menurut Ulama Hanafiah, rukun jual beli adalah ijab Qabul yang menunjukkan pertukaran barang secara ridha baik ucapan maupun perbuatan. Menurut Jumhur Ulama ada empat rukun jual beli, yaitu: Pihak penjual (Ba’i) Pihak pembeli (mustari) Ijab Qabul (Sighat) Obyek jual beli (Ma’qus alaih)

C. Syarat Jual-Beli

1. Syarat jual beli menurut madzhab Hanafiyah Dalam akad jual beli harus disempurnakan empat (4) syarat, yaitu: Syarat In’iqad (dibolehkan oleh syar’i) Syarat Nafadz (harus milik pribadi sepenuhnya) Syarat Umum (terbebas dari cacat) Syarat Luzum (Syarat yang membebaskan dari khiyar) 2. Syarat jual beli menurut madzhab Malikiyah Malikiyah merumuskan 3 macam syarat jual beli, yaitu: Aqid Sighat Obyek Jual Beli 3. Syarat jual beli menurut madzhab Syafi’iyah Syafi’iyah merumuskan dua kelompok persyaratan jual beli, yaitu: Ijab Qabul Obyek Jual beli. 4. Menurut Madzhab Hanabilah Madzhab Hanabilah merumuskan tiga kategori syarat jual beli, yaitu: Aqid Sighat Obyek Jual Beli. Contoh-contoh kasus jual beli kaitannya dengan pemenuhan persyaratan:

Ba’i al-Muaththah (jual beli dengan saling memberi dan menerima)

Yakni kasus jual beli dimana dua pihak sepakat atas penukaran barang dan harga sehingga masing-masing menerima dan menyerahkan hak dan kewajiban tanpa disertai ijab dan qabul. Jual beli anak kecil yang mumayyiz

Ba’i al-Mukrih (jual beli orang yang dipaksa)

Ba’i al-Taljiah Yakni jual beli yang disamarkan atau dinisbatkan kepada pihak ketiga karena adanya kekhawatiran timbulnya penganiayaan dari pihak lain atas sebagian hartanya.

Ba’i al-Fudhuliy

Yakni jual beli yang dilakukan oleh orang yang tidak mempunyai kewenangan (wilayah) atasnya.

D. Obyek Jual Beli Mabi’ dan Tsaman

Hanafiyah membedakan obyek jual-beli menjadi dua, yaitu:

Mabi’ (barang yang dijual)

Yaitu sesuatu yang dapat dikenali (dapat dibedakan) melalui sejumlah kriteria tertentu.

Tsaman (harga)

Yaitu sesuatu yang tidak dapat dikenali (tidak dapat dibedakan dari lainnya) melalui kriteria tertentu. Perbedaan antara Tsaman, Qimah dan Dain: Tsaman adalah harga yang disepakati oleh kedua belah pihak dalam sebuah akad, sedangkan Qimah adalah harga (nilai) yang berlaku secara umum. Adapun Dain adalah harga yang dibabankan kepada pihak lain karena sebab-sebab iltizam.

E. Jual Beli Bathil dan Fasid

Sah atau tidaknya akad jual beli bergantung pada pemenuhan syarat dan rukunnya. Dari sudut pandangan ini, jumhur fuqaha membagi hukum jual beli menjadi dua, yaitu shahih dan ghairu shahih. Sedangkan menurut Hanafiyah dibagi menjadi tiga, yaitu shahih, bathil, fasid. Menurut Hanafi, jual beli yang bathil adalah jual beli yang tidak memenuhi rukun dan tidak diperkenankan oleh syara’. Sedangkan jual beli fasid adalah jual beli yang secara prinsip tidak bertentangan dengan syara’ namun terdapat sifat-sifat tertentu yang menghalangi keabsahannya.

Contoh kasus jual beli yang fasid dan bathil.

Bai’ al-Ma’dum (jual beli atas barang yang tidak ada)

Seluruh madzhab sepakat atas batalnya jual beli ini. Seperti jual beli janin di dalam perut induknya dan jual beli buah yang belum tampak.

Bai’ al-Ma’juz al-Taslim (jual beli barang yang tidak mungkin dapat disunnahkan)

Kesepakatan seluruh imam madzhab bahwasanya jual beli seperti ini tidak sah. Contoh jual beli burung terbang di udara, budak yang melarikan diri, ikan dalam sungai dan lain-lain.

Bai’ al-Gharar

Yakni jual beli yang mengandung tipu daya yang merugikan salah satu pihak karena barang yang diperjualbelikan tidak dapat dipastikan adanya, atau tidak dapat dipastikan jumlah dan ukurannya, atau tidak mungkin dapat diserahterimakan. Menurut Jumhur, jual beli fasid dipandang tidak berlaku dan sama sekali tidak menimbulkan peralihan hak milik meskipun pihak pembeli telah menguasai barang yang diperjualbelikan.

F. Pembagian Macam-macam Jual Beli

Dari aspek obyeknya, jual beli dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

Bai’ al-Muqayyadah

Yaitu jual beli barang dengan barang yang biasa disebut jual beli barter.

Bai’ al-Muthlaq

Yaitu jual beli barang dengan barang lain secara tangguh atau menjual barang dengan harga secara mutlak.

Bai’ al-Sharf

Yaitu menjualbelikan alat pembayaran dengan yang lainnya.

Bai’ al-Salam

Dalam hal ini barang yang diakadkan bukan berfungsi sebagai mabi’ melainkan berupa dain (tanggungan)Hal ini ditunjukkan dengan adanya jual beli di dunia maya, contoh jual beli lewat internet, online dan lain-lain. Jual beli barang najis seperti anjing, babi, dan sebagainya. Dalam Islam segala sesuatunya telah diatur dalam Al-Qur'an dan as-Sunnah. Begitu juga dalam Al-Qur'an dan as-sunnah dan dijelaskan dalam kitab-kitab fiqh.

Pengertian, Rukun, Syarat dan Macam Jual Beli dalam Islam

4/ 5

Oleh Adibah Afrahnisa

Gallery Macam Macam Jual Beli

Macam Macam Cara Dalam Jual Beli Ilmu Ekonomi Id

Transaksi Jual Beli

Jual Beli Dan Jual Beli Terlarang I Ppt Download

Macam Mana By Raksasa On Amazon Music Amazon Com

Perekonomian Dalam Islam Jual Beli Jual Beli Pengertian

Macam Macam Jual Beli

Bintoro Craft Competitors Revenue And Employees Owler

Online Marketplace Vs E Commerce Blog Softwareseni

Macam Macam Portal Situs Jual Beli Di Indonesia

Loanstreet On Twitter Macam Macam Cara Orang Boleh Scam

Akad Kontrak Transaksi Dalam Syariah Pusat Kajian

Presentasi Fiqh 8 Ppt Powerpoint

Pengertian Pasar Konkret Dan Jenisnya

Buku Ada Apa Dengan Riba Muamalah Publishing

Usbthumdrive Instagram Photos And Videos Gorzavel Com

Transaksi Ekonomi Dalam Islam

Macam Macam Baut Dan Sekrup

Kerja Sama Dalam Ekonomi Syariah

Macam Macam Istilah Yang Digunakan Dalam Jual Beli

Artikel Macam Macam Jual Beli Yang Dibolehkan Dan Diharamkan

Macam Macam Biaya Dalam Jual Beli Rumah Blogger Bandung

Access Mitra Lanjar Com Lanjar Situs Jual Beli Online

Macam Macam Jual Beli Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum


0 Response to "Macam Macam Jual Beli"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel