Analisis Rasio Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan Dengan Menggunakan Rasio
Analisis Laporan Keuangan dengan Rasio Keuangan: Internal Liquidity dan Operating Perfomance
Apakah Anda seorang pemilik bisnis atau investor? Anda perlu tahu cara analisis laporan keuangan dengan rasio keuangan, seperti internal liquidity dan operating performance. Jika Anda dapat melakukan analisis laporan keuangan, maka Anda akan lebih mudah mengendalikan bisnis serta mengambil keputusan.
Pemilik Perusahaan dan Investor, Harus Tahu Cara Analisis Laporan Keuangan dengan Rasio Keuangan
Investor dan pemilik perusahaan memang wajib menguasai cara analisis laporan keuangan, karena laporan keuangan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan saat ini dan performa bisnis.
[Baca Juga: Pengertian Laporan Keuangan Perusahaan dan Jenis Laporan Keuangan yang Harus Diketahui Investor Saham Pemula]
Berikut ini adalah contoh laporan keuangan sebuah perusahaan:
Rasio yang sering digunakan dalam analisis laporan keuangan:
- Rasio Likuiditas (Internal Liquidity)
- Rasio Aktivitas (Operating Performance)
- Rasio Utang (Leverage)
- Rasio Profitabilitas (Growth)
- Rasio Pasar
Mari kita bahas satu per satu, tentang analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio:
ABCDEF Tbk
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2016
(disajikan dalam Rupiah)
Aset | |
---|---|
Aset Lancar | |
Kas dan setara kas | 57.945.297.612 |
Piutang usaha: | |
Piutang Pihak ketiga | 53.134.831.686 |
Piutang Pihak berelasi | 0 |
Piutang lain-lain | 0 |
Persediaan | 9.074.625.513 |
Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya | 13.018.150.400 |
Biaya dibayar di muka | 314.692.514 |
Pajak dibayar dimuka | 1.256.800.871 |
Uang muka | 2.840.103.746 |
Total Aset Lancar | 137.584.502.342 |
Aset Tidak Lancar | |
Aset tetap – setelah dikurangi penyusutan | 204.680.869.234 |
Deposito jaminan | 3.957.154.973 |
Aset tidak lancar | 755.146.686 |
Total Aset Lancar | 209.393.170.893 |
Total Aset | 346.977.673.235 |
Kewajiban | |
---|---|
Liabilitas Jangka Pendek | |
Utang usaha | 37.634.706.115 |
Utang lain-lain | 13.108.059.385 |
Utang pajak | 12.161.800.167 |
Biaya yang harus dibayar | 7.543.257.586 |
Utang jangka panjang jatuh tempo dalam waktu 12 bulan ke depan | 25.000.000.000 |
Total Liabilitas Jangka Pendek | 95.447.823.253 |
Liabilitas Jangka Panjang | |
Jaminan pelanggan | 4.420.362.606 |
Utang bank jangka panjang | 68.750.000.000 |
Liabilitas pajak tangguhan – neto | 6.590.489.024 |
Liabilitas imbalan kerja karyawan | 3.928.985.657 |
Total Liabilitas Jangka Panjang | 83.689.837.287 |
Total Liabilitas | 179.137.660.540 |
Ekuitas | |
---|---|
Modal saham | 86.050.600.000 |
Tambahan modal disetor | 349.534.267 |
Saldo laba | 81.439.878.428 |
Total Ekuitas | 167.840.012.695 |
Total Liabilitas dan Ekuitas | 346.977.673.235 |
ABCDEF Tbk
Laporan Laba Rugi Komprehensif
31 Desember 2016
(disajikan dalam Rupiah)
Penjualan bersih | 485.919.837.348 |
Beban pokok penjualan | 263.821.222.220 |
Laba Bruto | 222.098.615.128 |
Beban penjualan | -111.294.790.944 |
Beban umum dan administrasi | -22.508.628.852 |
Beban operasi lain | -133.803.419.796 |
Laba Usaha | 88.295.195.332 |
Penghasilan (beban) lain-lain | 0 |
Penjualan barang usang | 5.516.713.360 |
Penghasilan bunga | 1.328.339.480 |
Laba (rugi) selisih kurs bersih | -1.932.295.929 |
Laba penjualan aset tetap | 50.666.663 |
Beban bunga | -12.355.769.950 |
Lain-lain bersih | -411.667.754 |
Laba Sebelum Pajak Penghasilan | -7.804.014.130 |
Beban Pajak Penghasilan | -23.376.323.070 |
Laba Bersih | 57.114.858.132 |
Laba per Saham | 66,37 |
ABCDEF Tbk
Laporan Arus Kas
31 Desember 2016
(disajikan dalam Rupiah)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi | |
Penerimaan dari pelanggan | 480.988.643.288 |
Penerimaan dari pendapatan bunga | 1.328.339.480 |
Pembayaran untuk beban operasional | -217.173.654.116 |
Pembayaran kepada pemasok dan kontraktor | -141.679.573.980 |
Pembayaran gaji dan kesejahteraan karyawan | -26.138.636.531 |
Pembayaran pajak | -22.932.750.391 |
Pembayaran royalti | -5.952.466.547 |
Pembayaran beban bunga | -12.355.769.950 |
Kas neto diperoleh dari aktivitas operasi | 56.084.131.253 |
Arus Kas dari Aktivitas Investasi | |
Penembusan (penempatan) deposito berjangka | -13.018.150.400 |
Penerimaan dari penjualan aset tetap | 106.500.000 |
Perolehan aset tetap | -19.870.278.663 |
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi | -32.781.929.063 |
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan | |
Penerimaan dari pinjaman bank jangka panjang | -16.250.000.000 |
Perolehan utang bank jangka panjang | 19.947.727.877 |
Pembayaran dividen | -20.000.000.000 |
Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan | -16.302.272.123 |
Pengaruh Neto Perubahan Kurs pada Kas dan | -1.932.295.929 |
Setara Kas | 0 |
Kenaikan (Penurunan) Neto Kas dan Setara Kas | 5.067.634.138 |
Kas dan Setara kas Awal Tahun | 52.877.663.474 |
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun | 57.945.297.612 |
Gratis Download Ebook Panduan Berinvestasi Saham untuk Pemula
Rasio Likuiditas (Internal Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas adalah ukuran yang berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhan keuangan (finansial) dalam jangka pendek (1-12 bulan). Rasio likuiditas terdiri dari:
Modal Kerja Bersih
Modal kerja bersih adalah selisih nilai antara aset lancar dengan kewajiban lancar.
Rumus yang digunakan untuk menghitung modal kerja bersih:
= Current Assets – Current Liabilities
Contoh perhitungan:
= Rp137.584.502.342 – Rp95.447.823.253
= Rp42.136.679.089
Artinya: modal kerja bersih yang dibutuhkan perusahaan selama satu tahun adalah Rp42,1 milliar.
Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau current ratio adalah perbandingan antara seluruh aset lancar (current assets) dengan seluruh kewajiban lancar (current liabilities). Rasio ini bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan mampu membayar seluruh kewajiban jangka pendek (kewajiban lancar) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
Semakin tinggi nilai rasio lancar, maka semakin tinggi tingkat kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek. Nilai ideal untuk rasio lancar disesuaikan dengan rata-rata rasio lancar industri sejenis.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio lancar:
= Current Assets : Current Liabilities
Contoh perhitungan:
= Rp137.584.502.342 : Rp95.447.823.253
= 1,441 kali
Artinya: aset lancar (current assets) perusahaan besarnya 1,4 kali lipat dari utang lancar (current liabilities), sehingga perusahaan dengan menggunakan aset lancar (current assets) dapat membayar seluruh utang lancar (current liabilities).
Rasio Cepat (Quick Ratio atau Quick Acid Ratio)
Rasio cepat adalah ukuran untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar utang jangka pendek (current liabilities), dengan menggunakan aset lancar (current liabilities) dan tanpa mengikutsertakan persediaan (inventory).
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio cepat:
= [Cash + Marketable Securities + Account Receivables] : Current Liabilities
Keterangan:
- Marketable securities adalah surat-surat berharga dalam bentuk saham atau surat utang (obligasi) yang dapat dilikuidasi dalam waktu dekat.
- Account receivable adalah seluruh piutang usaha dan piutang lain-lain yang dapat tertagih dalam satu tahun.
Contoh perhitungan:
= [Rp57.945.297.612 + Rp0 + Rp53.134.831.686] : Rp95.447.823.253
= 1,164 kali
Artinya: aset lancar (current assets) perusahaan tanpa persediaan (inventory) besarnya 1,1 kali lipat dari utang lancar (current liabilities), sehingga perusahaan dengan menggunakan aset lancar (di luar persediaan) dapat membayar seluruh utang lancar (current liabilities).
Cash Ratio
Cash ratio termasuk rasio yang paling konservatif untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya, karena hanya memperhitungkan kas atau setara kas.
Rumus yang digunakan untuk menghitung cash ratio:
= [Cash + Marketable Securities] : Current Liabilities
Contoh perhitungan:
= [Rp57.945.297.612 + Rp0] : Rp95.447.823.253
= 0,607 kali
Artinya: Jika hanya mengandalkan kas dan marketable securities, perusahaan hanya dapat melunasi 60% utang lancar (current liabilities).
Receivable Turnover
Receivable turnover adalah rasio perputaran piutang yang berhasil ditagih dan kembali digunakan untuk produksi barang dalam satu tahun. Anda dapat menggunakan receivable turnover untuk mengukur efisiensi sebuah perusahaan dalam memanfaatkan aset-aset. Jika rasio receivable turnover tinggi, maka perusahaan beroperasi dengan cash basis dan penagihan piutang berjalan lancar.
Sebaliknya rasio receivable turnover yang rendah berarti perusahaan terlalu banyak memberi pinjaman tanpa bunga kepada pelanggan. Akibatnya perusahaan membutuhkan modal kerja yang besar.
Dalam perhitungan ini, piutang usaha yang digunakan adalah piutang usaha yang pihak ketiga, tidak termasuk piutang usaha berelasi dan piutang lainnya.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio receivable turnover:
= penjualan neto : piutang usaha
Contoh perhitungan:
= Rp485.919.837.348 : Rp53.134.831.686
= 9,145 kali
Artinya: Angka 9 kali termasuk rasio receivable turnover dalam industri manufaktur, sehingga perusahaan dapat beroperasi secara cash basis.
Average Receivable Collection Period
Rasio yang digunakan untuk mengukur rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menagih setiap piutang ke pembeli (customer). Semakin kecil angkanya, berarti perusahaan mampu menagih dengan waktu yang cepat. Ada beberapa orang yang menyebut istilah payables payment period sebagai umur piutang.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio average receivable collection period:
= 365 : receivable turnover
Contoh perhitungan:
= 365 : 9,145
= 39,912 hari
Artinya secara rata-rata, perusahaan membutuhkan waktu 39 hari untuk menagih piutangnya.
Inventory Turnover
Rasio inventory turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi persediaan. Semakin tinggi rasio inventory turnover, maka perusahaan dapat menjual persediaan dan barang tidak terlalu lama menumpuk di gudang. Rasio inventory turnover sangat berpengaruh pada cara pencatatan persediaan.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio inventory turnover:
= beban pokok penjualan : rata-rata persediaan
Contoh perhitungan:
Asumsi: persediaan tahun lalu sebesar Rp 7.279.506.188, maka
= Rp263.821.222.220 : [(Rp9.074.625.513+Rp7.279.506.188) : 2]
= 29,072 kali
Artinya secara rata-rata, perusahaan mampu memutar persediaan setiap 29 kali dalam setahun.
Average Inventory Processing Period
Rasio ini bertujuan untuk mengetahui jumlah hari yang dibutuhkan untuk menyimpan persediaan sebelum diproses menjadi produk. Semakin kecil angkanya berarti perusahaan mampu membutuhkan waktu yang sebentar untuk mengubah bahan baku, menjadi barang jadi untuk dijual.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio average inventory processing period:
= 365 : inventory turnover
Contoh perhitungan:
= 365 : 29,072
= 12,555 hari
Artinya secara rata-rata, perusahaan membutuhkan waktu 12,5 hari untuk menyimpan bahan baku sampai diproses menjadi barang jadi (untuk dijual).
Payables Turnover
Rasio keuangan payable turnover mengukur perputaran utang usaha yang dimiliki perusahaan kepada para supplier (pemasok). Rasio payable turnover berguna untuk mengukur likuiditas jangka pendek.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio payables turnover:
= beban pokok penjualan : utang usaha
Contoh perhitungan:
= Rp263.821.222.220 : Rp37.634.706.115
= 7,010 kali
Artinya perusahaan membayar rata-rata utang usaha sebanyak 7,01 kali dalam setahun.
Payables Payment Period
Rasio keuangan payable payment period mengukur rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan perusahaan untuk melunasi utang usaha. Ada beberapa orang yang menyebut istilah payables payment period sebagai umur utang.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio payables payment period:
= 365 : payable turnover
Contoh perhitungan:
= 365 : 7,010
= 52,068 hari
Artinya perusahaan membayar pelanggannya setiap 52 hari. Jika Anda perhatikan dengan rasio sebelumnya (average receivable collection period) sebesar 39 hari, maka berarti perusahaan memiliki selisih 52 – 39 = 13 hari.
Cash Conversion Cycle
Rasio cash conversion cycle bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi perusahaan dalam mendayagunakan aset lancar dan kewajiban lancar untuk menghasilkan cash. Cash conversion cycle juga dapat diartikan sebagai siklus konversi dari cash – inventory – cash.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio cash conversion cycle:
= average receivable collection period + average inventory processing period – average payable payment period
Contoh perhitungan:
= 39,912 + 12,555 – 52,068
= 0,399 hari
Artinya perusahaan membutuhkan 0,399 hari untuk satu siklus. Angka ini dapat dikatakan sangat bagus karena perusahaan sudah mendapatkan pembayaran piutang beberapa hari (tepatnya 13 hari, lihat selisih payable payment period dengan receivable collection period) sebelum perusahaan harus membayar utang.
Sampai tahapan ini Anda sudah dapat membuat analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio keuangan likuiditas. Jika Anda ingin berlatih, silakan cari laporan keuangan perusahaan di bursa saham, kemudian lakukan perhitungan analisis rasio likuiditas. Selamat mencoba!
Rasio Operating Performance
Rasio operating performance atau rasio kinerja operasional menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya untuk menghasilkan keuntungan.
Gross Profit Margin
Rasio gross profit margin bertujuan untuk mengetahui keuntungan kotor dari bisnis inti. Keuntungan kotor adalah keuntungan dikurangi beban pokok penjualan.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio gross profit margin:
= laba bruto : penjualan neto
Contoh perhitungan:
= Rp222.098.615.128 : Rp485.919.837.348
= 45,707%
Artinya perusahaan mampu mencetak keuntungan kotor dari bisnis inti sebesar 45,707% dari penjualan.
Operating Profit Margin
Rasio operating profit margin bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan keuntungan bisnis inti (tanpa pengaruh investasi). Pada rasio operating profit margin, keuntungan dihitung dari keuntungan sebelum bunga dan pajak (Earning before interest and tax – EBIT).
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio operating profit margin:
= laba usaha : penjualan neto
Contoh perhitungan:
= Rp88.295.195.232 : Rp485.919.837.348
= 18,171%
Artinya perusahaan mampu mencetak keuntungan dari bisnis inti sebesar 18,171%.
Net Profit Margin
Rasio net profit margin bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan keuntungan bersih dari seluruh penjualan. Keuntungan bersih atau laba bersih adalah laba setelah pajak dan pembayaran bunga.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio net profit margin:
= laba usaha : penjualan neto
Contoh perhitungan:
= Rp57.144.858.132 : Rp485.919.837.348
= 11,754%
Artinya perusahaan mampu mencetak keuntungan bersih dari bisnis inti sebesar 11,754%.
Return on Equity
Rasio return on equity bertujuan untuk mengukur kemampuan pengembalian keuntungan atas saham atau modal yang diinvestasikan para pemegang saham. Return yang digunakan adalah laba bersih setelah pajak dan bunga. Ekuitas yang digunakan adalah modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio return on equity:
= laba bersih : total ekuitas
Contoh perhitungan:
= Rp57.144.858.132 : Rp167.840.012.695
= 66,374%
Artinya perusahaan mampu menghasilkan return atau tingkat pengembalian sebesar 66,374% atas modal yang disetor para pemegang saham.
Return on Asset
Rasio return on asset bertujuan untuk mengukur kemampuan pengembalian keuntungan atas aset yang dimiliki perusahaan. Return yang digunakan adalah laba bersih setelah pajak dan bunga. Asset yang digunakan adalah seluruh asset, baik asset lancar maupun asset tetap.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio return on asset:
= laba bersih : total asset
Contoh perhitungan:
= Rp57.144.858.132 : Rp346.977.673.235
= 16,461%
Artinya perusahaan mampu menghasilkan return atau tingkat pengembalian sebesar 16,461% atas asset yang dimiliki.
Total Asset Turnover
Rasio total asset turnover bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dan manajemen memanfaatkan aset perusahaan untuk mendapatkan penjualan bersih (penjualan neto).
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio total asset turnover:
= penjualan neto : total asset
Contoh perhitungan:
= Rp485.919.837.348 : Rp346.977.673.235
= 1,400 kali
Artinya perusahaan mampu menghasilkan penjualan bersih (penjualan neto) 1,4 kali lebih besar daripada total asset yang dimiliki.
Working Capital Turnover
Rasio working capital turnover bertujuan untuk mengukur perputaran modal kerja dalam menghasilkan penjualan neto pada suatu periode. Anda dapat menghitung besarnya working capital (modal kerja) dengan cara menghitung selisih total aset lancar dengan total kewajiban jangka pendek.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio working capital turnover:
= penjualan neto : modal kerja
Contoh perhitungan:
Modal kerja
= Rp137.584.502.342
= Rp42.136.679.089
Working capital turnonver
= Rp485.919.837.348 : Rp42.136.679.089
= 11,532 kali
Artinya perusahaan mampu menghasilkan penjualan bersih (penjualan neto) 11,532 kali dalam tahun 2016.
Working Capital to Total Asset
Rasio working capital to total asset bertujuan untuk mengukur perbandingan modal kerja dengan total aset.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio working capital to total asset:
= modal kerja : total asset
Contoh perhitungan:
= Rp42.136.679.089 : Rp346.977.673.235
= 12,144%
Artinya perusahaan memiliki modal kerja yang nilainya 12,144% dari total aset. Semakin rendah rasio working capital to total asset, maka artinya semakin baik.
Basic Earning Power
Rasio basic earning power bertujuan untuk mengukur tingkat keuntungan dasar (basic profitability) total aset perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum pajak dan bunga (EBIT).
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio basic earning power:
= laba usaha : total asset
Contoh perhitungan:
= Rp88.295.195.232 : Rp346.977.673.235
= 25,477%
Artinya tingkat keuntungan dasar seluruh aset perusahaan untuk menghasilkan laba usaha adalah 25,477%.
Sampai tahapan ini Anda sudah dapat membuat analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio keuangan efektivitas operasional. Jika Anda ingin berlatih, silakan cari laporan keuangan perusahaan di bursa saham, kemudian lakukan perhitungan analisis rasio efektivitas operasional. Selamat mencoba!
Gratis Download Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi & Bisnis
Bagaimana Cara Menggunakan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan dengan Rasio Keuangan?
Beberapa hal yang perlu Anda ketahui saat melakukan analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio keuangan:
- Laporan keuangan perusahaan harus dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain sejenis. Teknik ini disebut dengan “membandingkan” atau benchmarking.
- Laporan keuangan suatu perusahaan perlu dianalisis secara berkala (misal setiap bulanan).
- Analisis gabungan dengan membandingkan antar perusahaan dengan laporan keuangan masa lalu.
- Pada saat membandingkan laporan keuangan, pastikan tahun yang dibandingkan sama.
- Sedapat mungkin lakukan analisis laporan keuangan perusahaan yang sudah diaudit.
- Idealnya data yang digunakan dalam perbandingan, disusun dengan cara yang sama.
Sekarang Apakah Anda tahu, berapa rata-rata gaji yang dibayarkan oleh perusahaan tempat Anda kerja?
Apakah gaji Anda sekarang ini berada di rata-rata? Di atas rata-rata? Atau di bawah rata-rata?
Silakan share pertanyaan dan saran Anda mengenai laporan keuangan ini. Terima kasih.
Sumber Referensi:
- Ridwan S. Sundjaja dan Rekan. 2007. Manajemen Keuangan I Edisi 6. Bandung: Unpar Press
- John A. Tracy dan Tage C. Tracy. 2014. How to Read a Financial Report for Manager, Entrepreneurs, Lenders, Lawyers and Investors. New Jersey: Wiley
- Andy Porman Tambunan. 2013. Analisis Saham Pasar Perdana (IPO). Jakarta: Elex Media Komputindo.
- Personal Finance v1.0 – https://goo.gl/FNMv4b
Sumber Gambar:
- Financial Report – https://goo.gl/5IGVmx dan https://goo.gl/temlDQ
Gallery Analisis Rasio Laporan Keuangan
Pdf Analisis Rasio Keuangan Pada Pt Bluebird Tbk Setelah
Analisis Rasio Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan Saktu
Analisis Laporan Keuangan Ppt Download
Ppt Macam Macam Teknik Analisis Laporan Keuangan
Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Financial
Manfaat Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan
Doc Analisis Rasio Laporan Keuangan Pada Pt Gudang Garam
Analisis Laporan Keuangan Metode Dupont System
Analisis Laporan Keuangan Dengan Menggunakan Rasio Keuangan
77053 Id Analisis Rasio Keuangan Dalam Du Pont Sy Acc Ub
Analisis Laporan Keuangan Bank Mandiri Bri Bca Dan Bni
Analisa Laporan Keuangan Contoh Kinerja Menurun
2 Lk Dan Analisis Laporan Keuangan
Devyana Setya Pratiwi Analisis Rasio Laporan Keuangan Pada
Welcome To My World Analisis Rasio Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan Pengertian Tujuan Metode Dan Rasio
Bab Ii Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Pdf Download
Jual Tiket Training Analisis Laporan Keuangan Loket Com
Analisis Laporan Keuangan Di Perusahaan
Analisa Rasio Laporan Keuangan
Apa Yang Dimaksud Dengan Analisis Rasio Atau Ratio Analysis
Skripsi Core Ac Uk 17 4 Analisis Rasio Analisis
Analisis Rasio Keuangan Rasio Solvabilitas
Analisis Laporan Keuangan Dengan Menggunakan Rasio
Pdf Analisis Kinerja Keuangan Putri Novel Putri Novel
Pengertian Macam Macam Rasio Analisis Laporan Keuangan
Pdf Analisis Rasio Solvabilitas Untuk Mengukur Kinerja
0 Response to "Analisis Rasio Laporan Keuangan"
Post a Comment