20 Mei Adalah Hari

Katakita 20 Mei Awas Untuk Kita 20 Mei Adalah Hari

“20 Mei adalah Hari Kebangkitan Nasional…atau Bukan?”

Published by KSM Eka Prasetya UI on May 24, 2018

Hari Kebangkitan Nasional Indonesia diperingati pada tanggal 20 Mei setiap tahun di Indonesia. Tanggalnya, yaitu 20 Mei, dipilih bertepatan dengan tanggal lahir organisasi Budi Utomo pada tahun 1908 karena dianggap sebagai awal dari kebangkitan nasional di Indonesia. Kebangkitan nasional merupakan peristiwa bangkitnya rasa nasionalisme dan rasa memiliki negara dari rakyat yang ada dalam suatu negara. Dalam konteks sejarah Indonesia, definisi kebangkitan nasional mungkin harus berubah menjadi ‘peristiwa bangkitnya rasa ingin memperjuangkan suatu negara yang masih berupa konsep oleh orang-orang yang akan menjadi rakyat dari negara tersebut’. Jika peringatan 20 Mei merujuk pada suatu peristiwa sebelum proklamasi Negara Indonesia ketika Negara Indonesia belum ada, maka konsep nasionalisme Indonesia menjadi tidak valid.

Lalu, apakah benar bahwa dengan Negara Indonesia yang pada saat itu tidak ada, konsep nasionalisme Indonesia menjadi tidak valid, sehingga kebangkitan nasional yang terjadi sebelum suatu negara berdiri menjadi tidak valid? Konsep kebangkitan nasional yang terjadi sebelum negara yang diperjuangkan ada dapat merupakan konsep yang valid karena negara yang dimaksud dalam kata ‘kebangkitan nasional’ dan ‘nasionalisme’ adalah negara (nation), bukan negara (country), maupun negara (state). Negara (nation) adalah suatu komunitas yang dibentuk oleh sekelompok orang yang menempati suatu daerah yang sama, memiliki bahasa yang sama, atau keadaan psikologis yang dimanifestasikan dalam suatu hal yang sama. Salah satu contohnya adalah sejarah yang sama [1]. Kelompok ini biasanya berada dalam suatu kedaulatan yang sama, walaupun tidak harus seperti itu [2]. Indonesia, pada masa itu, merupakan kata yang digunakan untuk merujuk suatu komunitas yang terdiri dari orang-orang yang berada di Hindia Belanda, yang secara harfiah berarti penduduk Hindia Belanda dalam wilayah Hindia Belanda. Hal tersebut dikarenakan orang-orang yang memakai kata ini tidak mau merujuk diri mereka sendiri sebagai bangsa Hindia Belanda.

Secara singkat, Indonesia merupakan substitusi dari kata Hindia Belanda dan bangsa Indonesia merupakan substitusi dari kata penduduk Hindia Belanda. Nasionalisme Indonesia pada saat itu merupakan nasionalisme penduduk Hindia Belanda, karena nasionalisme berfokus kepada komunitas terkait dan bukan kepada negara (country). Walaupun cenderung menentang Belanda sebagai negara (negara sebagai institusi) yang berdaulat atas Hindia Belanda, nasionalisme Hindia Belanda tetap valid karena mengutamakan kesejahteraan penduduk Hindia Belanda sebagai suatu komunitas pada kata definisi negara (nation). Dengan begitu, pernyataan bahwa ‘kebangkitan nasional Indonesia tidak dapat terjadi sebelum proklamasi kemerdekaan karena Indonesia tidak ada sebelum proklamasi’ adalah tidak valid karena Indonesia yang dirujuk pada kebangkitan nasional merupakan sebuah komunitas dan bukan suatu negara.

Karena kebangkitan nasional Indonesia berawal dari Budi Utomo dan telah dijelaskan bahwa kebangkitan nasional Indonesia yang terjadi sebelum proklamasi merupakan hal yang bisa valid, maka penetapan hari dibentukanya Budi Utomo sebagai Hari Kebangkitan Nasional adalah benar. Benarkah? Bagaimana bila premis pertama ternyata salah?

Budi Utomo, atau Boedi Oetomo adalah suatu organisasi yang didirikan oleh mahasiswa-mahasiswa STOVIA (sekarang: FKUI) pada 20 Mei 1908. Organisasi ini bertujuan untuk memajukan kesejahteraan di bidang kesehatan, peternakan, pertanian, perdagangan, ekonomi, industry, dan bukan politik dengan wilayah terbatas pada Jawa dan Madura[3]. Budi Utomo sering dirujuk sebagai titik awal kebangkitan nasional karena merupakan titik awal perjuangan kemerdekaan non-kedaerahan meskipun mereka sebenarnya tidak berpolitik dan hanya terbatas pada daerah Jawa dan Madura. Rujukan ini salah karena sebenarnya kebangkitan nasional tidak harus selalu ditandai dengan keinginan untuk memerdekakan diri, namun hanya cukup kepada kepedulian terhadap bangsa Indonesia meskipun hal tersebut tidak mengubah keadaan bahwa Budi Utomo tidak bergerak di Indonesia melainkan di Jawa dan Madura.

Organisasi pertama yang bergerak dalam skala nasional dan secara eksplisit memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan bangsa Indonesia adalah Indische Partij atau IP yang didirikan oleh Ernest Douwes Dekker, dr. Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara. Organisasi tersebut merupakan partai politik, sehingga berjuang secara terang-terangan di bidang politik. Salah satu buktinya adalah pamflet ironis yang ditulis oleh Ki Hajar Dewantara yang berjudul “Als Ik Een Nederlander Was” (Jika Aku Orang Belanda) yang mengkritik tentang pengadaan festival peringatan kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda yang memungut biaya dari para Inlanders. Ki Hajar Dewantara dan dua pendiri IP lainnya kemudian diasingkan karena hal itu[4]. Dengan hal ini, bukannya lebih pas jika Hari Kebangkitan Nasional diperingati pada 25 Desember yang merupakan hari berdirinya Indische Partij yang kebetulan juga merupakan hari Natal?

Tepat tidaknya suatu peristiwa sebagai suatu hari peringatan adalah relevansi peristiwa tersebut terhadap hari yang diperingatkan. Dalam kasus ini, hari yang diperingati adalah Hari Kebangkitan Nasional. Kebangkitan nasional, seperti yang telah dijelaskan, merupakan bangkitnya rasa nasionalisme dan rasa memiliki terhadap negara (nation) Indonesia. Meskipun bergerak hanya untuk kesejahteraan realistik dan hanya terbatas untuk daerah Jawa dan Madura, Budi Utomo memiliki 40 cabang dan sekitar 10.000 anggota yang mayoritas merupakan pemuda terpelajar [3]. Perlu diingat bahwa pada akhir abad ke-19, nama ‘Indonesia’ sering digunakan sebagai substitusi dari kata Kepulauan Hindia di kalangan pelajar non-Belanda. Nama itu juga sering digunakan oleh para kaum pelajar Indonesia sebagai suatu bangsa, termasuk pelajar dari Budi Utomo [4]. Dengan aktivitas organisasi yang berfokus untuk membantu penduduk dan anggota yang masif dengan rasa kepemilikan suatu bangsa (efek dari kata ‘Indonesia’ sebagai referensi suatu bangsa), organisasi ini menjadi inspirasi bagi gerakan-gerakan nasionalis berikutnya, termasuk Indische Partij. Karena Hari Kebangkitan Nasional ditujukan sebagai memoria terhadap awal dari Kebangkitan Nasional, dengan rasa memiliki bangsa dasar rasa nasionalisme, dan karena Budi Utomo memantik gerakan-gerakan nasionalis berikutnya karena rasa memiliki bangsa yang dimiliki anggota-anggotanya, maka penetapan 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional merupakan sesuatu yang dapat dibenarkan…. Atau tidak?

***

Referensi: Paul, James. “What Is a ‘Nation’?” Global Policy Forum. Accessed May 22, 2018. https://www.globalpolicy.org/nations-a-states/what-is-a-nation.html. Black, Henry Campbell. BLACK’S LAW DICTIONARY. 4th ed. St. Paul, Minnesota: WEST PUBLISHING, 1968. “Budi Utomo.” Encyclopædia Britannica. Accessed May 22, 2018. https://www.britannica.com/topic/Budi-Utomo..

Willems, Willem Hendrik. Sporen Van Een Indisch Verleden (1600-1942). Leiden: Centrum Voor Onderzoek Van Maatschappelijke Tegenstellingen, Faculteit Der Sociale Wetenschappen, Rijksuniv. Leiden, 1992.